Bab 12 - Aldebaran.

45.5K 3.9K 369
                                    

Haii sebelum membaca yukk klik tanda ⭐️ dulu...
selamat membaca, semoga suka!

************

Malam ini Acacia baru saja selesai mandi setelah seharian pergi keluar dan tentu saja kencan manis dengan pacarnya itu. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu berjalan keluar untuk mengambil minum.

Ia kembali ke kamar lalu mengambil ponselnya saat didengarnya ponselnya berdering karena ada panggilan masuk. Acacia melihat layar ponselnya dan menghela napas saat nama Karina muncul. Ia menyalakan mode speaker dan mulai melakukan ritual malam pada kulitnya itu.

"Halo Mbak,"

"Kamu belum hubungi aku sehabis meeting tadi. Jadi gimana? apa yang dibahas?" tanya Karina.

"Huh! Mbak! Kenapa sih aku harus ada di agensi itu?!" ucap Acacia sewot.

"Eh, kamu kenapa Ca?"

"Mbak Diva itu udah gila ya? Masa dia paksa aku pacaran sama Bara Mbak?! Yang bener aja!"

"Hah? kok bisa?"

"Ya bisa! dia minta kita buat pacaran settingan setidaknya sampe film itu tayang! Udah gila ya?! produksi aja belum, masa sampe film itu tayang! dan parahnya, dia sama sekali gakmau denger pendapat aku sama Bara! dia langsung mutusin gitu aja!" marah Acacia menggebu-gebu.

"Kenapa kamu semarah ini?"

"Ya kesel lah Mbak, masa kehidupan pacaran aku harus diatur-atur juga sih?! dia bilang aku sama Bara pacaran pun gak ada pihak yang dirugikan, mana ada yang gak dirugikan dari hasil settingan?!"

"Loh bener dong? kamu kan gak punya pacar. Emang siapa yang bakal rugi?"

Acacia terdiam mendengar ucapan Karina.

"Ca, kamu beneran gak punya pacar kan? kamu sama cowok itu—"

"Enggak lah mbak! enggak aku gak pacaran. Cuma kan setidaknya fans aku rugi mbak kalo disodorin yang boongan!" ucap Acacia mencari alasan.

Terdengar disana Karina menghela napasnya. "Ca kamu berlebihan. Semua bakal aman kalo kamu gak bongkar rahasia kalo kamu sama Bara cuma settingan Ca, lagian Mbak yakin kok bakal banyak yang dukung kamu sama Bara. Toh ini juga buat bantu bangun kemistri kalian di film kan? ya gak papa lah Ca dicoba. Toh kamu sama Bara sama-sama jomblo,"

Acacia berulang kali mengatur napasnya agar tidak terbawa emosi.

"Oke," balas Acacia singkat dan langsung mematikan ponselnya.

Acacia teriak frustasi sambil mengacak rambutnya gemas.

"Wow," Suara seseorang membuat Acacia langsung menoleh dan melihat Arya yang berdiri di pintu dengan kedua tangan disaku celananya.

Arya melangkah masuk kedalam kamar Acacia dan duduk di kasur yang bersebrangan dengan meja rias Acacia. Acacia menatap lelaki itu lewat kaca meja riasnya dengan panik.

"Berapa lama lo disitu?" tanya Acacia panik.

Arya mengangkat kedua bahunya. "Cukup lama sampe gue bisa denger semuanya,"

Acacia menghembuskan napasnya kasar. "Ya-"

"Sst gue dulu yang ngomong," Arya bangkit lalu berjalan menuju meja rias gadis itu. menyender di laci meja rias tersebut lalu bersidekap.

"Gue gak peduli Ca, lo adek tiri gue atau bukan. Gue lebih dulu kenal Rezvan dibanding lo. Gue bahkan lebih tau cowok lo dibanding lo tau dia. Gue gak peduli lo siapa bagi gue, tapi kalo lo nyakitin sahabat gue, lo berurusan sama gue juga," ucap Arya tajam.

CASTOR [OPEN PO]Where stories live. Discover now