Chapter 5

5.7K 627 10
                                    

Sakura menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah pesan dari Sasuke beberapa menit lalu.

"Mungkin aku akan pulang malam, pastikan kau mengunci pintu apartemen jika keluar. Jangan mengkhawatirkan ku."

Sakura yakin, ketika pria emo itu mengirimkan pesan padanya, pria itu menyeringai geli. Sakura yakin itu.

"Kau akan bertemu ayahmu hari ini bukan?"

Setelah membalas pesan Sasuke, Sakura memasukan ponselnya kedalam saku celana. Apa pria itu tidak benar-benar kelelahan? Sakura yakin ketika pria itu selesai kuliah, ayahnya akan memberikan arahan untuk mulai memimpin perusahaan.

"Ya aku peduli. Aku peduli padamu Uchiha Sasuke."

Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya begitu teringat perkataan konyol yang dia ucapkan tadi malam pada suaminya itu.

"Bisa gila aku," gumamnya lalu berjalan perlahan ke toilet untuk mengganti pembalutnya.

Hari sudah sore dan mulai gelap. Kampus mulai sepi dan hanya ada beberapa mahasiswa yang datang untuk kuliah malam. Hari ini mood Sakura tidak terlalu bagus karna saat di kelas tadi, dia harus menahan jengah begitu melihat wanita ular bermuka dua di kelasnya.

"Kau pikir kau siapa?! Jangan memakai barang yang sama sepertiku! Kau membuatku jijik." Sakura menghentikan langkahnya di pintu masuk menuju toilet begitu melihat pembullyan di depan cermin wastafel. Sakura langsung memutar mata malas begitu melihat pelaku pembullyan.

"Kau pikir kau juga siapa bisa melarangnya memakai barang yang dia mau?" Wanita itu menoleh kebelakang dan melihat Sakura yang menatapnya datar dengan kedua tangan yang di masukan ke dalam saku jaket.

"Berhenti ikut campur." Wanita itu kembali menatap korban pembullyan dan menjambak rambutnya yang membuat wanita itu meringis kesakitan.

"Berhenti bersikap seolah kau penguasa disini Shion. Kau menjijikan." Dapat Sakura dengar wanita berambut pirang panjang itu menghembuskan nafas geli lalu membenturkan kepala sang korban ke dinding sebagai rasa kesalnya.

Sakura menghelakan nafas lalu berjalan menuju mereka berdua. Dia menarik paksa kerah baju Shion dari belakang sehingga membuat wanita itu terhuyung, lalu membantu korban bully agar berdiri.

"Pergilah. Biar ku urus nenek lampir ini." Wanita itu menatap takut Shion lalu menatap Sakura dengan tatapan memohon. Sakura menghelakan nafas lalu tersenyum kecil.

"Bersihkan lukamu Hinata, katakan pada Naruto apa yang terjadi padamu lalu--"

"Kuhabisi kau jika mengatakan hal ini pada Naruto awas sa-"

"Akan kuhabisi kau terlebih dahulu." Potong kembali Sakura sambil menatap tajam Shion.

Sakura merapikan rambut Hinata lalu pakaian wanita itu, dia kembali tersenyum kecil lalu mengusap sudut bibir Hinata. "Pergilah," ucapnya.

Sakura yang mengerti bahwa Hinata takut untuk melewati Shion yang berada di depannya, menarik kembali kerah wanita itu sehingga mendekat kearahnya.

"Katakan pada Naruto untuk selalu menemanimu setelah pulang kuliah, jika tidak, akan kubotaki rambut kekasih mu itu." Hinata dengan perlahan menjauhi mereka berdua, tapi sebelum dia pergi dia menunduk pada Sakura lalu mengatakan,

"Terima kasih Uchiha-san," setelahnya dia langsung berlari meninggalkan toilet.

Sakura dalam hati mendengus geli begitu mendengar orang menyebutnya Uchiha. Dia jadi mengingat Sasuke.

"Kau sudah jadi pahlawan Sakura." Shion melepaskan diri dari Sakura yang masih memegang kerah belakangnya. Sakura memutar mata lalu menatapnya malas.

ITAZURA ✅Where stories live. Discover now