Epilog

7.2K 571 10
                                    

Sakura memutar mata malas begitu dia keluar dari minimarket, matanya melihat segerombolan anak remaja yang kemarin dia beri pelajaran karena hampir memperkosa seorang gadis.

Dia dengan santai berjalan kedepan, sebenarnya dia sedikit khawatir karena Sasuke tidak bersamanya, pria itu masih berada di kantor dan karena memang minimarket ini letaknya tidak jauh dari rumahnya, Sakura tidak membawa kendaraan apapun.

"Tunggu sebentar nyonya." Tahan salah seorang remaja itu yang merentangkan satu tangannya sehingga menghalangi Sakura.

"Apa mau kalian? Aku sibuk, sebentar lagi suami ku pulang." Ucapnya malas.

PLAK!

Sakura sempat terkejut sebentar sebelum akhirnya menghembuskan nafas gusar, dia menggerak-gerakan rahangnya lalu menatap jengah 6 remaja sialan ini. Mata emerald nya melirik kanan kiri, dan dia tidak menemukan orang lain disekitarnya. Ya, resiko tinggal di daerah yang sepi.

Sakura menurunkan kantong belanjanya, lalu mengikat rambut panjangnya, setelah itu dia melihat perutnya yang mulai buncit. Wanita itu berkacak pinggang lalu menunjuk satu persatu remaja itu.

"Biar ku peringatan satu hal. Aku sedang hamil, dan jika terjadi apa-apa dengan bayi ku, suamiku akan membunuh kalian semua. Ah, bukan, bukan hanya suamiku, tapi banyak sekali orang yang akan membuat hidup kalian tidak tenang." Setelah mengucapkan itu dia dengan cepat menarik dan menjambak salah satu rambut remaja itu.

"Tapi, aku dan bayiku adalah manusia yang kuat. Jadi sebelum mereka, aku dulu yang akan melakukannya."
.

.

.
Sakura balas menatap tajam salah satu remaja tadi, sebelum akhirnya remaja itu di masukan ke mobil polisi. Ketika Sakura tengah 'olahraga', ada seorang wanita paruh baya yang diam-diam menelpon polisi dan sekarang akhirnya remaja-remaja itu akan ditangani oleh pihak berwajib. Sakura juga memberikan keterangan bahwa remaja-remaja itu sebelumnya sudah melakukan tindakan tercela.

"Terima kasih atas kerja samanya nyonya." Sakura balas membungkukkan badannya ketika salah satu polisi yang memintanya keterangan itu pamit padanya.

Akhirnya 2 mobil polisi itu pergi dari lokasi kejadian, Sakura menghelakan nafas lalu mengambil dua kantung belanjaannya.

"Ya ampun nyonya kau tidak apa-apa?" Sakura menoleh cepat dan melihat wanita paruh baya yang tadi menelpon polisi.

"Ah ya, aku baik-baik saja. Terimakasih sudah membantu." Wanita itu tersenyum sebentar sebelum akhirnya menatap Sakura khawatir.

"Bayi mu tidak apa-apa?" Sakura secara refleks memegang perutnya.

"Ah, tidak. Berkatmu aku tidak terlalu banyak bergerak tadi, aku hanya menghindari serangan mereka." Wanita itu tampak belum bisa bernafas lega, tangan keriputnya lalu dengan cepat mengambil alih kantor belanjaan Sakura.

"Aku akan menemanimu pulang, aku belum bisa tenang." Sakura menatap wanita paruh baya itu segan yang dibalas gelengan kepala.

"Tidak usah khawatir, kakimu pasti akan keram dan pegal. Seberapa kuatnya pun dirimu, kau tetap seorang wanita apalagi sekarang kau sedang hamil." Setelah menggigit bibir bawahnya dia akhirnya mengangguk pelan.

"Terimakasih." Wanita itu tersenyum lalu mendorong pelan Sakura agar wanita itu segera berjalan.

"Tidak masalah, ngomong-ngomong siapa namamu?"

"Uchiha Sakura."
.

.

.
Sepertinya apa yang dikatakan wanita paruh baya itu benar, begitu sampai dirumah Sakura langsung merasakan kakinya yang pegal dan sedikit keram, tadinya wanita itu akan langsung ke dapur untuk memasak makan malam untuk suaminya, tapi sekarang wanita itu malah menyenderkan tidak tubuhnya lelah sambil memijit kakinya dan mengusap-usap perutnya.

ITAZURA ✅Where stories live. Discover now