02 - Biang Heboh

60.9K 5.1K 556
                                    

MATEMATIKA. Argh! pelajaran yang paling dibenci bagi siswa yang tidak suka berhitung.

Sebenarnya faedahnya kita nyari X dan Y itu apa? Apakah mereka berpengaruh sama masa depan kita? Apakah jika tidak menemukannya maka hidup kita susah? Enggak kan!

Ada lagi nih di suruh cari luas lapangan, ngapain juga tuh luas lapangan di hitung?! Kurang kerjaan banget! Kalau main bola mah tinggal main aja gak usah hitung luasnya! Ribet amat lu tong.

"Itu Bu Yayu ngomong apaan sih?" ucap Jinan menghadap  ke arah papan tulis dengan tatapan kosong, sembari menopang wajahnya dengan satu tangan.

"Lo sih pas pembagian otak datangnya kesiangan, jadinya bego!" sarkas Gea yang masih asik mencatat apa saja yang di tulis Bu Yayu.

"Sialan lo!!"

Zoya dan Vivi yang duduk tepat dibelakang mereka hanya mendengarkan celoteh temannya itu. Lagi pula mereka setuju dengan Jinan, mereka juga tidak mengerti. Setiap perkataan bu Yayu sudah seperti lantunan lagu yang mendayu-dayu membuat ngantuk. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Yaa begitulah..

Kalau soal matematika memang Gea jagonya, Gak ada lawan pokoknya! Tapi jangan kira ketiga temannya ini bodoh, jangan lupa kan kalau mereka sekarang bersekolah di SMA Pracipta. Kepintaran menjadi salah satu syarat agar bisa masuk.

Gea yang pintar matematika

Jinan si bule yang ahli bahasa inggris dan prancis

Vivian si publik speaking yang handal

Dan Zoya, Ratunya Kimia!

See? Setiap orang pasti memiliki kelebihan masing masing. Gak bisa yang A belum tentu ga bisa semuanya. Kita hanya perlu gali potensi dan percaya sama diri sendiri.

Bel istirahat baru saja berbunyi, bel yang sudah seperti surga bagi para siswa yang perutnya meronta ronta kelaparan.

Tak terkecuali keempat gadis ini, mereka lantas berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan keluar kelas untuk mengisi kekosongan hati, eh perut maksudnya.

"JINANNN LO BELUM PIKET ANJIRRR!!! Baru saja beberapa langkah melewati pintu kelas, teriakan Danu-ketua kelas, membuat mereka menghentikan langkahnya.

"Mampus gue"

Ketiga temannya hanya menggeleng pelan melihat Jinan yang sudah lari kelagapan menghindari Danu. Jinan memang belum piket dari tadi pagi, bukankah mereka datang pas pas-an dengan bel masuk? Mana sempat! Kalaupun masih ada waktu juga Jinan gak mau piket. Karena memang pada dasarnya dia malas.

Jinan dan Gea yang malas piket

Zoya dan Vivian yang malas bayar uang kas

Hayoo tim mana? Wkwk.

Hanya butuh waktu tiga menit saja, kantin sudah seperti layaknya lautan manusia. Jinan melambaikan tangannya dari arah pojok kantin, sepertinya dia sudah mempersiapkan tempat duduk untuk ketiga temannya.

Ada untungnya juga ternyata dia kabur dari Danu!

"Pesen makanan sana, Vi" Jinan menyenggol lengan Vivi yang baru saja duduk disebelahnya, memang biasanya Vivi lah yang memesankan mereka makanan, jika sudah Vivi yang pesen, dijamin 5 menit beres!

Gimana gak cepet? Vivi kan pakai jurusan andalannya. Teriakan Maut! Yang mampu membuat kuping siapapun rusak mendadak dan segera membuka jalan untuknya.

"Gimana-gimana udah ada perkembangan gak?" tanya Jinan. Gea hanya diam saja sedangkan Zoya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kita baru aja mulai, mana mungkin dapat info itu dengan cepat," jawab singkat Zoya.

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang