#14

4.3K 200 50
                                    

Malam yang dingin menelusuri lembut di kulitnya. Angin dingin yang mendamaikan jiwa seorang pemuda yang berkecamuk. Taehyung mendongakkan kepalanya dan menyaksikan bintang-bintang yang berkelipan di tengah malam. Dia menghembuskan nafasnya. Fikirannya masih melayang dan mengenangkan mendiang yoongi.

Apakah tuhan membencinya? Apakah tuhan tidak menyayanginya? Ada begitu banyak persoalan dibenak fikirannya. Taehyung cuba untuk mengenangkan hatinya yang pilu itu.

Bohonglah jika dirinya sudah menerima ketentuan pahit ini. Ya, dirinya masih terkilan disebab kematian kakaknya yang sudah pergi meninggalkan dirinya. Hatinya sakit, sakit yang tidak bisa dijelaskan.

Taehyung memejamkan matanya dan ingin mengingati kenangannya bersama dengan yoongi. Yoongi selalu berada dekat bersamanya. Sehingga dia merasakan dirinya tidak boleh berjauhan dengan kakaknya. Taehyung menyesal, kerana dia tidak bersama yoongi pada saat-saat kematian kakaknya.

Sekiranya masa boleh diputarkan semula, taehyung ingin menggantikan posisi kakaknya kepada dirinya. Biarlah dia yang dijemput ajal, tetapi bukan ahli keluarganya. Taehyung mengesat bulir yang jatuh dikulitnya lembut. Tidak sadar air matanya disedari jatuh dimukanya. Taehyung menghela nafas panjang.

"Apa yang kau lakukan disini lagi?"

Taehyung menghalakan kepalanya kebelakang, melihat Jeon Jungkook  dengan pakaian jubah hitamnya, seperti ingin menuju kekamarnya dan melanjutkan dirinya untuk tidur.

Disedari olehnya apabila taehyung tidak berada disisinya saat dia membuka matanya, lalu Jungkook menuju ke dapur untuk minum sebentar, dan dia menemui taehyung yang bersendirian dibalkoni rumahnya.

Jungkook berjalan ke arah taehyung dan memeluk tubuh kurus itu lembut, lalu mengusap belakang badannya untuk menenangkan taehyung yang sudah teresak didalam dakapannya.

Jungkook hanya mendiamkan dirinya, membiarkan taehyung yang larut didalam kesedihannya. Dia mengusap belakang badan taehyung dengan lembut, menunggu pemuda manis itu berhenti menangis.

"Apa yang kau masih fikirkan tae?" jungkook mengesat air mata taehyung dengan lembut, melihat pemuda manis yang melengkungkan bibirnya, matanya memerah dan mencuba untuk menayangkan senyumannya kearah jungkook.

"Aku cuma memikirkan hyungku," jawab taehyung dengan lembut. Dia sudah tenang apabila berada di dalam dakapan jejaka special nya. Jungkook hanya tersenyum kecil, lalu mencium singkat bibirnya taehyung.

"Aku pasti dia tenang di alam sana. Janganlah kau menangisi pemergiannya. Setiap yang hidup pasti akan mati tae," jungkook mengusap lembut surai taehyung dan mendekatkan dirinya pada taehyung.

"Aku akan menjagamu, kerana kau milikku, itu janjiku kepadamu tae,"

Taehyung hanya mendiamkan diri apabila mendengar kata-kata itu. Dalam hatinya dia melirih. Adakah benar kata jungkook itu? Apakah dia boleh mempercayai lelaki itu? Taehyung menepis perkara itu didalam mindanya dan memeluk jungkook dengan erat.

'Kau seorang yang baik jungkook, tapi kenapa aku merasakan aku tidak layak untuk dirimu?' Taehyung berasa sesak dengan perasaan itu lalu air matanya jatuh kembali. Dia berharap agar jungkook tidak mengetahui bahawa dia sedang menangis.

Lantas taehyung mengesat air matanya dan tersenyum lebar kearah jungkook.
"Aku percaya master, aku tahu kau pasti akan melindungi ku, dan menjagaku,"

Jungkook hanya tersenyum dan kembali mencium bibir pemuda manis itu yang sudah menjadi candunya. Melumat bibir merah itu dan sesekali menyesapnya. Ciuman yang handal oleh jungkook yang membuatkan taehyung merona, akhirnya mereka melepaskan tautan mereka disebabkan taehyung kehabisan nafasnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVE PSYCHO [KookV] Where stories live. Discover now