villain ㅡ yin and yang jeongin

451 97 1
                                    

⚠ n s f w ; memuat hal-hal berunsur kekerasan, menjijikan, dan tidak diperkenankan untuk pembaca dibawah tiga belas tahun.

yang jeongin baru saja pulang dari sekolahnya. ia sedikit berlari-lari kecil, dua blok lagi setelah itu ia akan sampai di pagar rumahnya yang berwarna hitam.

tiga menit berlari-lari seperti orang gila, pemuda kelas sebelas sekolah menengah atas itu sampai. jeongin membuka kasar pintu rumahnya, dan menutup kembali sama kasarnya.

"ah, bangsat..." jemarinya mengelap tetesan keringat di dahi.

"yin?" panggil jeongin. tak lama kemudian sebuah suara kaki berlari datang dari arah tangga.

hup!

jeongin memeluknya, lalu mengusap surainya dengan penuh kasih sayang. ia bahkan mencium pipi yin, gemas sekali dengan pipi tembam yang yin punya.

"kau berat eoh," jeongin menurunkan yin. anjing besar dengan tinggi tujuh puluh sentimeter dan ras siberian husky, ditambah perpaduan rambut putih dan merah.

yin menatap tuannya, merasa ada yang aneh dengan wajah tuannya. anjing siberian itu mengangkat kedua kakinya, meletakkannya pada kedua pundak jeongin seperti mau memeluknya. tapi oh! yin menjilati wajah jeongin.

"h-hei hei! jangan pada memarku, yin." jeongin mundur agar anjing itu mau menurunkan kedua kakinya.

kini jeongin beranjak menuju dapur. mengompres pipi, dahi, juga bagian hidungnya yang sobek. "ck, sialan." umpatnya ketika menyentuh rasa sakit pada hidung.

"seseorang menghajarku tadi, yin." ungkap jeongin ketika melihat anjing miliknya tampak menatap prihatin. jeongin kembali mengompres lukanya dengan tenang.

namun tak lama kemudian yin menggeram. jeongin yang menatapnya terdiam. kemudian sebuah seringai mengerikan muncul di wajahnya.

"iya yin, kau tahu kan apa yang harus kita lakukan?"

"a-akh, dimana aku..." seorang pemuda lengkap dengan seragam sekolah menengahnya.

krekk!

"ARGHHH!!" teriaknya kencang. bagian tengah perutnya serasa sakit sekali seperti dicopot. ia tampak lemas, namun ia mencoba untuk bangkit.

"mencoba lari, hm?" sebuah suara menginterupsi. dia yang jeongin, dengan yin di sebelahnya yang nampak tenang.

"maaf taehyun, tapi... kedua tangan dan kakimu sudah ku borgol. dan... mungkin lambungmu akan putus saat ini juga." jeongin menarik sebuah cermin besar, yang dimana ia letakkan berhadapan pada pemuda itu.

"ARRGGHHH!! A-APA?!" teriak kang taehyun. pemuda yang memberikan luka lebam pada jeongin sehari sebelumnya. dan kini ia mendapat balasan ganda dari jeongin, yakni ajalnya.

taehyun diborgol pada papan kayu. dimana dapat ditarik berjauhan dan dapat membuat perutnya sobek ditambah membuat badannya menjadi dua. itulah yang membuatnya merasa kesakitan tadi.

"ma-maafkan..." rintih taehyun.

namun jeongin tersenyum, ia mengelus surai yin perlahan. "yin, makan perutnya." perintah jeongin.

anjing siberian itu menggeram, lalu berlari kearah taehyun. yin menggonggong keras, lalu mencabik tepat pada ulu hati taehyun. anjing besar itu bahkan tak memberi ampun pada taehyun yang berteriak menjumpai akhir hidupnya.

gigi tajam yin menarik usus milik taehyun. kemudian mundur untuk mengeluarkan semua ususnya. jeongin hanya menatap anjing kesayangannya itu sembari terduduk pada kursi.

yin melanjutkan aktivitasnya dengan menggerogoti tubuh taehyun. tidak semuanya, hanya saja yin memfavoritkan bagian vitalnya.

jeongin tambah gemas. ia beranjak dengan mengambil sebuah gergaji mesin. pemuda itu menyalakannya dan memotong kedua kaki milik taehyun.

"pas sekali ukurannya untuk makan malammu, yin." tangan jeongin mengambil kedua paha taehyun. dengan darah yang masih mengalir, jeongin menyimpannya pada baskom.

jeongin melanjutkan memotong kedua tangan taehyun. kini hanya tersisa bagian kepala sampai dada dari taehyun, tentu saja dengan tangan yang sudah buntung.

"tangan ini, yang digunakan untuk memukulku..." jeongin mengusap tangan taehyun secara bergantian, kemudian terkekeh.

"makan ini, yin. masih segar." jeongin melempar kedua tangan milik taehyun pada yin. anjing siberian itu dengan senang hati menggerogotinya.

kini jeongin terfokus pada wajah taehyun. 'menarik,' begitu batinnya. ia mengambil pisau ukir kecil, lalu meletakkan kepala taehyun diatas meja. "mari menggambar!" ucapnya semangat.

jeongin mengarahkan pisau ukirnya pada dahi taehyun, kemudian pada dua alis taehyun. ia lihai dalam hal seperti ini, mentato sudah jadi kegiatan favoritnya. bukan tato hitam biasa, jeongin menyukai tato darah.

lama sekali jeongin menggambar, sampai habis waktu tiga jam untuk menyelesaikan karya seninya. "bagus, bagus sekali!" pujinya pada diri sendiri.

jeongin berdiri menuju lantai atas, yin turut bersamanya. mengingat anjing itu sudah selesai menggigiti habis tangan dan organ dalam taehyun.

pemuda bermarga yang itu menyempatkan mandi air hangat. setidaknya menghilangkan rasa penat dari tubuhnya. tak perlu berlama-lama, jeongin sudah keluar dengan setelan kaus putih ditambah celana panjang hitam.

"yin, aku akan keluar menemui hyung, oke?" anjing siberian putih-merah itu menggonggong, pertanda membolehkan. jeongin tersenyum melihatnya, lalu mengunci pintu agar yin tidak mengikutinya, tak lupa jaket hitam yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.

"ah, pekerjaan hari ini selesai~" jeongin meregangkan otot-ototnya. dari saku jaket hitamnya, jeongin mengeluarkan rokok dan korek gas.

"hari yang sungguh tenang..."

ah iya, selamat ulang tahun.
untuk saya dan kalian yang
berulang tahun hari ini.

villain, straykids [✓]Where stories live. Discover now