villain ㅡ assassins lee

171 57 6
                                    

⚠ n s f w ; memuat hal-hal berunsur kekerasan, menjijikan, dan tidak diperkenankan untuk pembaca dibawah tiga belas tahun.

kedua orang ini bukanlah sepasang anak kembar, persamaan marga dan didikan dari lingkungan yang sama membuat keduanya tumbuh seperti sebuah manuver. dengan mempekerjakan keduanya, kau bisa membunuh seratus orang tanpa mengotori tanganmu sendiri.

yang satu senang bermain senjata dan lincah, yang satu lagi pengatur strategi dan penembak jitu. yang satunya berkulit putih dengan sedikit bintik di wajah, yang lainnya memiliki senyum menawan hati.

namanya lee minho dan lee felix. dilahirkan dalam kedua keluarga berbeda namun masih satu aliran— assassin.

walau terdengarnya tampak tak mungkin karena organisasi assassin sendiri sudah hampir lenyap ditelan zaman, namun kedua keluarga lee ini masih memiliki eksistensinya sendiri. terbukti dengan beberapa tawaran yang terus berdatangan tiap tahunnya.

tak semua tawaran berupa tugas membunuh, satu dua mungkin hanya memberi tugas untuk menjadi mata-mata maupun mencuri suatu barang. minho dan felix sendiri merupakan tipikal pemilih, mereka berdua akan sepakat menjalankan suatu misi apabila itu pembunuhan.

seperti malam ini, keduanya tengah merokok santai diatas gedung pencakar langit dengan membawa dua tas hitam besar berisikan laras senjata api. "kau terlalu berlebihan hyung," sindir felix tatkala minho mengelap bersih FN Fal miliknya.

minho meliriknya sejenak, tak acuh. "lagipula apa senjata terbaik untuk membunuh tuan jung kalau bukan senjata ini huh?" mulutnya terapit rokok, kata-katanya tak begitu jelas di telinga felix, namun pemuda itu tetap menggeleng.

"mari kita lihat," felix beranjak dari tumpukan bata yang didudukinya. dari atas gedung pencakar langit itu ia melirik ke bawah, ketinggiannya hampir 150 meter dengan angin malam berkecepatan sedang.

pemandangan yang ia tuju adalah suatu panggung besar lengkap dengan lampu-lampu sorot besar dan tamu-tamu penting yang mulai berdatangan satu persatu. acara yang diselenggarakan adalah peresmian salah satu gedung baru milik kementrian, namun si pemeran pentingnya belum datang.

netra felix melihat sekeliling area tersebut yang tentu saja dikelilingi banyak kawalan polisi dan bodyguard. pemuda ini menemukan juga beberapa polisi dengan seragam hitam diatas gedung yang lebih pendek dari gedung yang ia pijaki.

minho yang nampak penasaran segera mendekatinya. "lihatlah hyung," felix menunjuk dua gedung yang memiliki penjagaan khusus. "kau tembak orang-orang yang ada disitu, gedungnya lebih dekat dari kita dan lebih sedikit." minho mengangguk, dengan senang hati itu akan dilakukan.

"tunggu," felix menahan lengan minho. "jangan gunakan FN Fal-mu, berisik. gunakan assault rifle dan suppressor-mu." minho tertawa, felix memang suka cerewet menyangkut kesukaannya dengan senjata-senjata yang lebih besar.

felix sendiri segera meraih SMG dan suppressor dari tasnya. "one, set-...

...fire!"

dor dor dor!

minho melepaskan tiga tembakan tepat mengenai ketiga kepala polisi tersebut. dalam waktu bersamaan, felix juga mampu melumpuhkan kelima polisi diatas gedung yang bersebrangan itu.

"nice shot, lee." minho menepuk pundak felix, pemuda itu juga turut bangga.

selang beberapa detik, suara dari speaker di tengah-tengah panggung megah itu berbunyi keras. selanjutnya suara tepuk tangan bergemuruh dari tiap-tiap orang yang menghadiri acara itu.

drrtt... drrtt...

"ya, halo?"

"ah, baiklah."

"oke, ku berikan pada felix." minho menyerahkan ponselnya pada felix, sesaat ia tak mengerti namun tetap menempelkannya ke telinga.

"halo felix, ini aku. Tunggu saja perintahku sebelum kau melepaskan tembakan, mengerti?"

"baiklah." felix mengepak kembali SMGnya, kini ia mengganti senjata itu dengan SS4 dan menambahkan silencer pada moncongnya. pemuda itu bahkan beranjak naik ke tepian rooftop sambil berdiri.

"he-hei GILA APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak minho yang terkejut.

pemuda berdarah campuran itu malah menyuruhnya diam dengan instruksi dari jari telunjuknya. felix mengapit ponsel minho dengan telinga kiri dan pundaknya, jemarinya sendiri sudah sangat siap menembak.

dilihat-lihat dari atas, korban yang felix tuju sudah berada diatas panggung, berbicara beratus-ratus kata dan dengan senyum bahagia. ia mungkin belum tahu kalau hari ini adalah malam terakhirnya berbicara dengan menyenangkan ditatap orang banyak.

"dengan ini, gedung kementrian yang baru telah resmi!" selang setelahnya kertas-kertas confetti kecil berhamburan dari atas, lalu ada pula kepulan asap-asap yang muncul dengan suara keras.

"sekarang, lee."

dor!

berhubung senjata yang felix gunakan adalah SS4, dimana senjata ini dapat menembakkan peluru sampai 800 meter dan efektif sekali untuk menembus otak, jantung, maupun kemaluan menteri jung itu.

bahkan dengan kecepatan senjata api ini, sebelum seluruh confetti dan asap-asap itu habis, menteri itu sudah jatuh tewas berlumuran darah di ketiga titik tadi.

"clear." ucap felix setengah berbisik, minho bahkan dibuatnya deg-degan setengah mati.

"ayo pulang dan bertemu yang lain, hyung."

halo, apakabar?

villain, straykids [✓]Where stories live. Discover now