3. Hal Tak Terduga

153 24 1
                                    

Mendengar pertanyaan dari eca dan dika, kakek irawan pun tersadar jika ia sudah keceplosan berbicara. Merasa ia di perhatikan oleh istri, anak dan cucunya ia pun menelan salivanya.

"Ekhem... Maksud opa.... ah sudah lah karena opa sudah keceplosan lebih baik opa bilang yang sebenarnya" ujarnya menatap eca dan dika.

"Papah" panggil adi

"Adi, sudahlah ini waktu yang tepat untuk memberitahu mereka. Sekarang atau nanti pun akan sama saja kan?" Ujar kakek irawan

"Tapi pah.."ujar adam terpotong karena kakek irawan sudah keburu berbicara

"Adam, lebih baik sekarang kita bicarakan saja" ujarnya

Merasa ada hal yang janggal dika pun menatap sekelilingnya yang memasang ekspresi tegang dan kikuk. Karena penasaran ia pun bertanya kembali.

"Opa, sebenarnya ini ada apa? Apa yang harus di bicarain?" Ujar dika

Sedangkan eca hanya menyimak situasi yang sedang terjadi.

Sebelum menjawab pertanyaan dika, kakek irawan memilih mengambil gelas dan meminumnya untuk menyegarkan tenggorokan sebelum memulai berbicara.

Setelah selesai menyegarkan tenggorokannya, kakek Irawan pun membenarkan posisi kacamatanya lalu menatap manik satu persatu keluarganya yang menunggunya berbicara.

"Dika, Eca" panggilnya pada kedua cucunya

Yang di panggil pun hanya menatap semakin lekat.

Saat cucunya sudah mulai memfokuskan diri untuk memperhatikannya, kakek Irawan pun menarik nafas, lalu mengehembuskannya perlahan.

"Kalian sudah tau kan kalau opa, dan eyang pratama itu sudah bersahabat sedari kecil?" Ujarnya, lalu di balas anggukan oleh dika dan eca

"Kalian juga tahukan, kalau ayahmu dika dan papahmu eca juga bersahabat sedari kecil?" Ujarnya kembali dan di balas anggukan oleh eca, namun dika merasa ini terlalu bertele-tele ia ingin opanya langsung berbicara ke intinya “opa, dika tahu itu semua. Tapi bisakah opa langsung berbicara ke intinya saja?" Ujarnya

"Baiklah dika, sebenarnya opa, eyang dan kedua orang tua kalian sudah menjodohkan kalian sejak kalian masih bayi, lebih tepatnya sejak eca baru lahir. karena kondisi eca sangat special sejak terlahir ke dunia, maka opa, eyang pratama dan kedua orang tua kalian setuju untuk menjodohkan kalian berdua pada saat itu, dan kami semua sepakat untuk meresmikan kalian saat eca sudah berusia 20th, opa berharap kalian berdua bisa akur. Terutama untuk kamu dika, tolong hilangkan sifat kekanakan kamu, karena kamu akan membimbing eca sebagai pendamping hidup kamu nanti!" ujar kakek irawan

Mendengar penuturan dari opanya, dika hanya menatap terkejut akan apa yang ia dengar, begitupula dengan eca. Lalu mereka pun saling menatap satu sama lain dengan ekpsresi sama-sama terkejut.

"Ta-tapi opa, kenapa harus eca?" Ujar eca, matanya mulai berkaca-kaca

"Eca, karena ini semua demi kebaikan kamu sayang" ujar kakek irawan

"Ta-tapi eca ga suka sama dika opa, eca ga mau sama dika!" Ujar eca menolak

Melihat anaknya shock akan apa yang sedang terjadi, tika pun menggeser kursinya mendekat ke anaknya lalu memeluknya dari samping dan mengelus punggungnya untuk memberikan ketenangan.

"Eca, sayang dengar mamah! Dika itu pilihan terbaik untuk kamu nak, jadi mamah harap kamu mengerti ya sayang?" Ujar tika lembut sembari mengelus punggung eca

"Tapi mah, eca benci sama dika dari kecil! Eca ga suka!!" Ujar eca dengan nada yang sedikit meninggi

Mendengar eca yang meninggikan nada suaranya pada tika, membuat dika tersulut emosi, karena ia tak suka eca berlaku kurang ajar seperti itu. Meskipun ia juga membenci eca, tapi ia tak ingin eca menjadi kurang ajar pada tika.

MUSUH, TAPI MENIKAH?Where stories live. Discover now