8. sorry

159 28 5
                                    

Tak lama mereka pun sampai di kediaman eca. Saat dika telah selesai memarkirkan mobilnya di area parkir rumah eca. Eca langsung membuka seatbeltnya dan bergegas turun. Namun, ketika ia ingin keluar, lengannya di tahan oleh dika.

"Tunggu ca!" Ujar dika

"Apalagi?" Ujar eca dengan menatap tajam tepat ke manik hitam dika.

"Eng...ga jadi deh." Ujar dika sambil melepaskan lengan eca.

"Dih...aneh lo!" Ujar eca lalu membuka pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Sedangkan dika hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku eca. Setelah melihat eca sudah masuk ke dalam rumah ia pun ikut turun dari mobil untuk menyusul eca, ia juga tak lupa mengambil paperbag yang berisikan ponsel baru untuk di berikan kepada eca.

Saat sudah sampai di depan pintu rumah eca dika tak sengaja mendengar suara tika yang sedang bertanya kepada eca. Ia pun sengaja berdiam diri dulu di depan pintu, niatnya sih ingin menguping percakapan eca dan tika.

Tika yang tengah duduk di sofa sambil membaca sebuah majalah, terkejut dengan kedatangan anaknya yang tergesa-gesa, tanpa memberi salam sebelumnya "Loh..kamu kenapa sayang? Dateng-dateng kok ga ngucapin salam sih? Mukanya juga di tekuk gitu?"

"Eca kesel mam!" Ujar eca sambil mempoutkan bibirnya

"Kesel kenapa?"

"Dika nyebelin!"

Tika mengernyit bingung "Dika?"

"Iya, mam!"

"Kenapa memangnya sama dika?"

"Dika, ngambil first kiss eca! Kesel banget hiks" ujar eca sambil terisak

Tika terkejut mendapati eca yang tiba-tiba menangis, ia pun beranjak dari sofa dan langsung menghampiri anaknya lalu mendekapnya ke dalam pelukannya dan mengelus punggung eca agar merasa tenang.

Tak lama dika pun masuk ke dalam rumah eca, ia ingin meluruskan perkataan eca barusan.

"Permisi, mam"

"Ehh.. dika, kamu tadi bareng eca?" Tanya tika pada dika sambil masih mengelus punggung anaknya.

Dika mengangguk lalu menghampiri tika dan eca untuk menyalami punggung tangan tika. "Mam.." belum sempat dika menuntaskan ucapannya, tika sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Dika.. tolong ajak eca ke kamar ya? dia tiba-tiba nangis, mungkin kalian butuh bicara berdua" ujar tika.

Mendengar penuturan tika, eca langsung mendongak menatap wajah tika "Mam apasih? Kok nyuruh dika bawa aku ke kamar?"

"Ya terus mamah nyuruh dika bawa kamu ke mana? Ke KUA?" Ujar tika

Eca langsung melepaskan diri dari dekapan tika "Iih mamah!! Tau ah, nyebelin semua!" Ujar eca lalu pergi menuju kamarnya di lantai 2 dengan menghentak-hentakkan kaki karena kesal.

Tika hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap anaknya, lalu ia beralih ke arah dika "Dika, kamu susul eca gih sana! Bicarain baik-baik ya sama eca." Ujar tika sambil mengelus bahu dika.

"I-iya mam" ujar dika mau tak mau menuruti perintah tika, ia pun menyusul eca ke kamarnya.

Setelah Dika pergi menyusul eca, tika pun tersenyum senang melihat kedekatan dika dan eca yang sangat amat langka, terlebih tadi eca memberitahu jika first kissnya telah di ambil oleh dika. Ia pun kembali duduk di sofa, lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Pikirnya ia harus memberitahu suaminya atas apa yang sudah terjadi tadi.

Ia pun membuka aplikasi chat, lalu mulai mengetik pesan kepada suaminya.

Ia pun membuka aplikasi chat, lalu mulai mengetik pesan kepada suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesudah membalas pesan suaminya untuk menyuruhnya cepat pulang, tika pun bergegas ke kamarnya untuk mandi, agar saat suaminya pulang ia sudah terlihat cantik dan wangi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesudah membalas pesan suaminya untuk menyuruhnya cepat pulang, tika pun bergegas ke kamarnya untuk mandi, agar saat suaminya pulang ia sudah terlihat cantik dan wangi.
-

-
-
-
-
Sementara itu dika masih tetap berdiri di depan pintu kamar eca. Ia bingung apakah harus masuk atau tidak? Tapi dari dalam kamar eca, ia mendengar isakan. Karena tak tega, ia akhirnya nekat untuk masuk ke dalam kamar eca.

Saat sudah berhasil membuka pintu kamar eca, ia melihat eca sedang terisak dengan posisi berbaring memunggunginya.

"Ca..."

Tidak ada balasan saat ia memanggil eca.

"Gue minta maaf"

Eca pun membalikkan tubuhnya ke arah dika "gampang banget lo minta maaf!" Bentaknya

"Terus gua harus ngapain?" Ujar dika berusaha menahan emosi

"Balikin first kiss gua!"

"Ga usah ngadi-ngadi ca, mana bisa?"

"Gua ga mau tahu, pokoknya harus bisa! Gua ga ikhlas ya ciuman pertama gua di ambil sama lo!"

"Ya tapi caranya gimana ECA??" ujar dika dengan menekankan nama eca

"Mana gua tahu, itu urusan lo!!"

"Ya tuhan, sabar dika lo harus sabar ngadepin bocah!" ujar dika sambil mengelus dadanya

Mendengar kata bocah, eca pun langsung bangkit dari posisinya lalu menghampiri dika "APA LO BILANG? GUA BOCAH? LO GA NGACA?" Ujarnya sambil menunjuk bahu dika

"Iya lo bocah banget! Gua ga perlu ngaca ca, karena gua ga bocah kaya lo!" Ujar dika

"LO TUH YA DARI KECIL EMANG NGESELIN, GUA BENCI SAMA LO!" ujar eca sambil menatap tajam ke arah dika

Setelah mendengar perkataan eca, dika pun maju untuk mendekatkan dirinya pada eca dengan tatapan yang tak kalah tajam. Eca yang menyadari dika mendekat ke arahnya, ia pun reflek memundurkan dirinya sampai kakinya menyentuh tepian ranjang.

Dika pun masih berusaha mendekatkan dirinya pada eca, karena tak ada space lagi, eca pun akhirnya kehilangan keseimbangan, badannya oleng ke belakang. Dika yang melihat eca akan terjatuh ke belakang, langsung reflek menangkap eca dan sialnya ia juga malah ikut terjatuh.

Kini keduanya sama-sama terjatuh ke ranjang king size milik eca, dengan posisi dika yang berada di atas eca dan juga bibir mereka yang saling menempel. Menyadari ada benda kenyal yang menyentuh bibirnya, eca pun membuka matanya, yang langsung bertatapan dengan manik hitam dika. Akhirnya mereka pun saling terpaku pada tatapan mata masing-masing, beberapa detik kemudian eca tersadar lalu mendorong tubuh yang lebih besar darinya, hingga terjungkal ke belakang.

"Lo, apa-apansih?" ujar eca sambil mengusap bibirnya kasar

"Lo yang apa-apaan, main dorong-dorong gua!" ujar dika sambil mengelus bokongnya.

"Y-ya abis lo ngapain tadi pake maju-maju segala?" Ujar eca

Dika tak langsung menjawab pertanyaan eca, ia memilih bangkit dari posisinya yang terduduk dilantai, mengambil paperbag yang berada di sampingnya lalu menghampiri eca.

Dika pun memegang lengan eca dan menyerahkan paperbagnya pada eca "Ini hp baru buat lo, gua beliin yang sama kaya gua! Abis gua bingung mau beliin lo yang mana, model hp lo yang lama udah ga ada soalnya!" Ujar dika

Eca tak menjawab, ia menunduk melihat paperbagnya lalu mendongak menatap dika dan mengerjapkan mata berkali-kali.

"Gua pamit, sorry soal yang di kampus, di mobil sama yang tadi!" ujar dika lalu beranjak keluar dari kamar eca.

MUSUH, TAPI MENIKAH?Where stories live. Discover now