4. loh, kok?

141 25 1
                                    

Sinar matahari mengusik tidur nyeyak eca pada pagi hari ini, ia perlahan membuka matanya sambil mengedip-ngedipkan mata karena terlalu silau.

Melihat anak semata wayangnya telah bangun, tika menghampiri eca lalu duduk di tepian ranjang.

"Sayang, ayo bangun ini udah jam 7 pagi nak. Kamu bukannya ada kelas jam 9 nanti?" Ujar tika sambil mengelus rambut anaknya.

"5 menit lagi mam, eca masih ngantuk!" ujar eca dengan suaranya yang serak lalu menarik selimutnya sampai ke dada.

"No eca, ayo bangun! Nanti kamu kesiangan, jarak rumah dan kampus kamu itu lumayan jauh loh nak" ujar tika sambil menarik selimut eca.

"Hmm... Iya-iya!!" ujar eca seraya bangun untuk duduk bersender di kepala ranjang dengan matanya yang masih tertutup rapat.

"Loh kok masih merem? Ayo bangun nak! Mamah udah siapin air hangat buat kamu loh! Pokoknya mamah tunggu di bawah 30 menit lagi, mamah mau ngurus papah kamu. Kalau sampai 30 menit kamu belum juga turun, terpaksa deh mamah yang turun tangan nanti" ujar tika seraya bangkit dari ranjang lalu pergi meninggalkan eca sendiri di dalam kamar.

Mendengar ancaman dari sang mamah dan pintu yang tertutup, eca segera membuka mata lalu beranjak ke kamar mandi. Ia tak ingin tika turun tangan untuk memandikannya, malu sekali jika itu terjadi.

Selama 20 menit eca menghabiskan waktu untuk membersihkan badannya di dalam kamar mandi, ia pun segera memilih dan memakai pakaian untuk berangkat ke kampus.

Setelah sudah siap dan rapih, ia segera menuju ke bawah untuk ikut sarapan bersama tika dan adam.

"Pagi mam, pah" ujarnya menyapa kedua orang tuanya.

"Pagi sayang" ucap tika sambil mencium pipi chubby eca sebelah kanan.

"Pagi anak papah yang manis" ucap adam yang juga mencium pipi chubby eca sebelah kiri.

Setelah mendapatkan ciuman pagi dari kedua orang tuanya, eca pun menarik kursi untuk duduk "Wah, tumben mamah buatin pancake" ucapnya

"Lagi pengen buat ajah" ujar tika

"Hmm tumben" ujar eca sambil membalikkan piringnya untuk menerima pancake

"Aduh kamu tuh, udah sarapan sana" ujar tika sambil memberikan 2 keping pancake di piring eca

"Haha iya mam iya" ujar eca

"Kamu mau pakai madu, atau coklat sayang?" Ujar tika

"Madu ajah mam" ujar eca

"Oke" ujar tika sambil menyiram pancake eca dengan madu

"Thank you mam" ujar eca setelah tika beres memberikan madu ke pancakenya.

Tika hanya tersenyum sabagai balasan.

"Pagi ini kamu ceria banget, padahal semalem cemberut" ujar adam

Eca yang sedang mengunyah pun tak langsung memberikan jawaban, ia terlebih dahulu menelan pancakenya ke dalam perut "hmm..ya ga apa-apa dong pah, emang mau anaknya cemberut terus?" Ujar eca sambil melahap suapan pancakenya ke dalam mulut.

"Iya engga, maksud papah tuh kok tumben gitu loh.. atau kamu udah mau nerima perjodohannya?" Ujar adam antusias

Eca langsung menggeleng lalu menelan pancakenya kembali "ga pah, kata siapa? Bukan berarti aku ceria sekarang tandanya aku terima perjodohannya ya!" ujarnya sambil mempoutkan bibirnya

"Loh kenapa sayang?" Tanya adam

"Pah, please semalem kan udah di bahas, aku benci sama dika. benci tetep benci. Jadi aku ga mau di jodohin sama dia! Kalau di jodohin sama mas bian aku sih mau, tapi kalau sama dia? Hiih ogah yang ada aku di jadiin babu" ujar eca

"Huusss kamu tuh, ga mungkin dika jadiin kamu kaya gitu" ujar tika

"Iya nak, kamu tuh jangan suudzon dulu. Jangan terlalu benci juga nanti kalau berubah jadi cinta kamu kewalahan sendiri" ujar adam

"Duh mam, pah.. lagian ga mungkinlah aku cinta sama dika. Aku tuh masih sakit hati gara-gara tragedi waktu SD sama dia" ujar eca

"Ya ampun sayang, itu cuma masalah sepele. Kalian saling benci karena itu?" Ujar tika

Eca pun menganggukan kepalanya "toh dia yang bikin masalahnya jadi besar mah sampai sekarang, padahal dulu eca udah minta maaf tapi dianya ajah yang ngeselin!" ujar eca

"Mamah ga paham sama kalian, itu cuma masalah kecil loh nak" ujar tika tak habis pikir

"Itu masalah besar mah, karena menyangkut harga diri. Mamah ajah ga tahu kalau dia orangnya nyebelin" ujar eca

Mendengar penuturan eca, tika dan adam hanya bisa saling tatap dan geleng kepala. Bisa-bisanya selama 11th mereka saling membenci karena hal sepele yang seharusnya tidak perlu di ributkan.
-
-
-
-
-
Kini eca sedang berada di lorong jurusan seni musik, ia ingin menemui bian karena ada keperluan untuk event di kampusnya.

Ia pun mengambil ponselnya di saku celana, setelahnya ia mulai membuka lock screen pada layar ponselnya, lalu mulai membuka aplikasi chat dan mengetik pesan untuk dikirim ke bian.

Setelah pesannya menunjukkan centang dua, ia pun tersenyum. Lalu mematikan ponselnya untuk di masukkan kembali ke dalam saku celana.

Ketika ia sedang memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, tiba-tiba ada yang menabrak bahunya dari depan, sehingga membuatnya terjatuh ke belakang dan ponselnya pun terlempar.

"S-sory sory, gua buru-buru"

Eca tak menggubris ucapan si penabrak ia masih menunduk dan meringis sambil memegang bahunya.

"Lo ga apa-apa kan?" Ujar si penabrak sambil jongkook untuk memastikan eca baik-baik saja

Eca mengangguk lalu menatap si penabrak "loh, kok lo ada di sini sih?"

"Lah, harusnya gua tanya lo ngapain ada di sini?"

"Bukan urusan lo! Kenapa lo bisa di sini?"

"Menurut lo kenapa gua di sini?"

"Jangan bilang kalo lo kuliah di sini?"

"Kalo iya kenapa?"

"Ya tuhan, kenapa dunia sempit banget sih!! Kenapa gua harus satu kampus juga sama orang reseh kaya lo!!"

"Dih ngaca dong! lo yang reseh ca!! Gua duluan yang kuliah di sini, lo ngapain ngikutin gua?"

"Siapa juga yang ngikutin lo? idih kalau tahu lo juga kuliah di sini gua ga bakalan mau daftar sekolah di sini!!"

"Halahh bilang ajah lo tuh ga mau jauh-jauh dari gua kan? mangkannya lo ngikutin gua terus dari SD!"

"Ga usah kepedean deh lo dik!"

Saat dika ingin membalas ucapan eca, seseorang memanggilnya.

"Dika, Ayo lo ngapain sih di situ?"

"Iya, sabar elah bis" ujar dika sambil berdiri ingin menghampiri bisma.

"Eh.. lo mau kemana?" Ujar eca

"Ya mau pergilah, temen gua udah manggil" ujar dika

"Lo emang ga ada tanggung jawabnya jadi manusia, seenggaknya lo bantuin gua berdiri kek! Lo pikir ga sakit di tabrak sama badan lo!!"

"Bawel, lo udah gede kan? Berdiri sendiri ajah sana!! bye eca" ujar dika sambil mengacak-acak rambut eca lalu pergi berlari menghampiri bisma.

"Heh.. dasar lo ya alien ga jelas!" Teriak eca

Setelah kepergian dika dan bisma, eca menggerutu sambil berusaha berdiri. saat sudah berhasil berdiri dengan tegap, ia melihat ponselnya yang tergeletak di atas lantai koridor. Ia pun segera mengambil ponselnya, namun ia terkejut melihat kondisi ponselnya yang layarnya sudah retak.

"Alien idiot, hp gua sampe retak gini layarnya!! Awas ajah lo, gua bales nanti!" Ujarnya sambil mengepalkan tangan kirinya, lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Ia pun ingat punya janji bertemu dengan bian, lantas ia segera bergegas menuju ke tempat yang sudah di tentukan untuk bertemu.

MUSUH, TAPI MENIKAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang