Chap 4

12.9K 1.5K 241
                                    

Saat itu...

(name) duduk di undakan belakang rumahnya. Menonton sang suami yang tengah memainkan bola berwarna biru kuning itu.

Sesekali wanita itu tersenyum menatap Ushijima yang terlihat sangat lihai mereceive bola itu sendirian.

Dengan keringat yang mulai mengucur dari pelipis Ushijima, menambah kesan cool dan hot dalam waktu bersamaan.

Ini tidak baik untuk jantung. Sungguh.

(name) duduk bersidekap. Keningnya mengerut kala ia menyadari Ushijima tengah berjalan ke arahnya sambil memegang bola yang sebelumnya ia mainkan.

"Sudah selesai?" tanya (name).

Ushijima mendudukkan dirinya di sebelah (name). Ia menyandarkan kepalanya pada bahu kiri (name) sambil sedikit tertunduk.

Wanita itu kebingungan ketika ia merasakan Ushijima bersikap tidak seperti biasanya.

"Ada apa Waka-kun?"

Ushijima menarik nafasnya dalam-dalam.

"Sebentar lagi cutiku habis. Aku akan kembali berlatih seperti biasa."

(name) mengangkat sebelah alisnya. "Lalu?" balasnya.

"Aku tidak siap meninggalkanmu sendirian di rumah," ucapnya masih dalam posisi tertunduk.

Iris (e/c) (name) seketika membulat sempurna. Ia bingung harus merasa senang atau sedih sekarang.

Senang karena Ushijima khawatir padanya atau sedih karena ia akan ditinggal oleh Ushijima.

(name) menangkup wajah Ushijima lalu menatapnya lekat.

"Aku akan baik-baik saja. Percayalah," ucapnya sambil mengelus pipi Ushijima menggunakan ibu jarinya.

Ushijima tertunduk, lagi.

"Sewaktu-waktu aku harus pergi keluar kota. Bahkan keluar negeri untuk mengikuti sebuah ajang turnament. Dan kau tau betul turnament itu tidak terjadi satu atau dua hari."

Ushijima kembali menghela nafasnya berat.

"Apa aku berhenti jadi atlet saja?"

Ucapan terakhir Ushijima membuat (name) tersentak bukan main. Nampak sorot keputusasaan dan kekhawatiran dari mata Ushijima.

(name) kembali menengadahkan wajah Ushijima agar pria itu dapat menatapnya dengan jelas.

"Kau tidak perlu berhenti jadi atlet hanya karena mengkhawatirkanku, Waka-kun. Aku tau setengah hidupmu kau habiskan untuk volly. Aku juga tau seberapa keras usahamu agar bisa menjadi seorang pemain profesional."

"Aku baik-baik saja dan akan selalu baik-baik saja. Aku akan selalu mendukungmu Waka-kun. Jadi jangan sampai berhenti menjadi atlet, oke?"

Ushijima mengangguk lesu. Sorot matanya masih seperti sebelumnya.

(name) menghelakan nafasnya. Sepertinya suaminya masih kalut dalam pikiran dan perasaannya.

Wanita itu mengelus kedua pipi Ushijima dengan ibu jarinya.

"Waka-kun."

"Hm?"

Chuu

Kecupan singkat itu sukses mendarat di bibir Ushijima.

(name) bisa melihat semburat merah terpatri di wajah Ushijima.

Pria itu tertunduk untuk menutupi rona yang muncul di wajahnya.

(name) mengulum senyum. Dia lucu sekali.

"Bujukanmu berhasil (name)," ucapnya berbisik yang masih bisa didengar oleh (name).

(name) tertawa. Ia melepas tangkupannya lalu bersidekap.

"Aku kan istrimu."

Ushijima berdehem dengan senyuman yang terlukis di wajahnya. Ia memeluk (name) lalu mengecup puncak kepalanya.

"Terima kasih."

***

"(name) ayo main volly."

"Ayo!!"

JDARR

"..."

"Hujan..."

"...lagi."

...aku senang Waka-kun sangat khawatir padaku.

TBC

My Husband {Ushijima Wakatoshi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang