Level 4

352 51 20
                                    

8 Oktober 2019
16:58

Jari jemarinya menekan lincah kombinasi password, mendorong pintu kencang, melempar tas kerja ke sembarang arah, dan menelungkupkan tubuhnya sendiri di sofa ruang tengah. Menangis tersedu, meluapkan segala perasaan sakit yang melanda jiwa dan raga.

Hyungwon rapuh. Ia telah kehilangan cintanya, masa depannya, segalanya. Ya, Wonho adalah segalanya, tak bisa ia bayangkan bagaimana kehidupannya tanpa lelaki itu setelah ini.

Tidak lama, ponselnya bergetar lagi. Dan nama Wonho tertera lagi disana.

Senyuman secerah mentari tak dapat Hyungwon sembunyikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyuman secerah mentari tak dapat Hyungwon sembunyikan.

Lantas ia menghapus lelehan air mata di pipi sebelum mengangkat panggilan Wonho, berharap lelaki tampan itu membawa kabar baik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lantas ia menghapus lelehan air mata di pipi sebelum mengangkat panggilan Wonho, berharap lelaki tampan itu membawa kabar baik.

Misalnya mengatakan bahwa ucapannya tadi cuma bercanda, atau pernikahannya mendadak dibatalkan.

Hyungwon amat berharap secercah harapan mau berpihak padanya.

Semoga saja.

"Halo" meskipun suaranya jadi sumbang karna habis menangis, tapi nada gembira terdengar lebih dominan.

"Hyungwon, ini terakhir kalinya. Dengarkan aku baik baik" Wonho mengambil nafas panjang.

Hyungwon menggigit bibir bawahnya cemas, sekaligus menerka nerka apa yang akan dikatakan Wonho.

"Ku mohon hiduplah dengan baik setelah aku pergi" pesan tersurat Wonho sudah jelas, tidak ada harapan lagi.

Harapan Hyungwon hancur sudah, ternyata Wonho benar benar akan pergi. Pergi selamanya dari lingkar kehidupannya, "Bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan baik tanpamu?" nada itu jelas terdengar menyedihkan.

Wonho semakin gusar, ia paling tidak bisa mendengar nada sesedih itu terlontar dari bibir Hyungwon.

Tapi, situasi memaksanya menjadi pria jahat kali ini, "Kau pasti bisa. Hiduplah seperti saat sebelum kita saling mengenal"

"Aku tidak bisa!" setelah itu Hyungwon mengerang, sudah lelah dengan kisah picisan namun berakhir menyedihkan seperti kisah cintanya bersama Wonho.

Kedua mata Wonho terpejam sesaat, tak lupa mengurut lembut masing masing pelipis, mencoba mencari jalan keluar agar mantan kekasih kesayangannya ini mengerti.

Ayolah, siapa sih yang tidak sedih saat kau dipaksa berpisah dengan kekasihmu gara gara perjodohan kolot para orang tua? Keduanya sama sama terluka.

Mereka tidak akan peduli apa itu cinta, yang penting usaha keluarga harus terus berjalan.

Mereka semua egois!

TBC

fanficnya baru nyampe sini, ternyata promosinya udah kelar :')

salahku sendiri sih kenapa bisa telat kepikiran bikin project kek gini, dahal pengen banget mereka bawa pulang banyak piala. aku nyadar sih ini keliatan kek aku ambis bgt, tapi ya emang iya heuheu mo nangis.

terakhir, aku mau tau gimana cara kalian biar ikhlas ikhlas aja mereka mengakhiri promosi dengan bawa pulang satu piala aja. mohon bantuannya 🙏

Gradiola | MONSTA X hyungwonhoWhere stories live. Discover now