CHAPTER XII : Semua Indah Pada Waktunya

1K 61 28
                                    

Analog:

Letnan Tim mengumpulkan sisa prajurit yang tercerai berai. Dia memimpin pasukannya kembali ke pantai barat Hakata tempat awal mereka mendarat. Sesuai peringatanku, dia tidak mengambil rute sebelumnya, tetapi memutar melewati Meinohama ke arah teluk Imazu, merapat menyusuri Koshidake, kembali ke Ningbo. Aku yakin Letnan Tim akan berhasil tiba di Ningbo, Qingyuan, dengan selamat tanpa gangguan bajak laut.

Pasukan pimpinan Jendral Kuddun melarikan diri ke pelabuhan Hakata. Malam itu juga mereka menggunakan perahu kecil kembali ke kapal yang berlabuh. Jinbo dan tiga pasukan bajak laut tengkorak merah, biru dan hijau melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Mereka berhasil menghancurkan Pasukan Jendral Kuddun yang mengangkat sauh dan bermaksud kembali ke Goryeo. Ratusan kapal berikut ribuan prajurit Ilkhanat tenggelam di teluk Hakata.

Dari empat puluh ribu pasukan dan sembilan ratus kapal yang diberangkatkan dalam invasi Jepang, sepuluh ribu prajurit tewas, tiga ribu lainnya tertangkap dan dijadikan budak. Peristiwa invasi pasukan Ilkhanat Mongolia yang pertama terekam dalam sejarah Jepang sebagai bun'ei no eki.

   Sebulan sebelum pernikahannya, Tomoe Aya melarikan diri dari istana Shiraishi Michiyasu, setelah calon suaminya itu membawanya ke wilayah Hizen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebulan sebelum pernikahannya, Tomoe Aya melarikan diri dari istana Shiraishi Michiyasu, setelah calon suaminya itu membawanya ke wilayah Hizen. Dia mengunjungi ibunya di kuil, memintanya untuk bersembunyi sementara. Ibunya menolak. Lebih baik mati membela kehormatan daripada menjadi pelarian, kata ibunya. Tidak berhasil membujuk ibunya, dia mengembara mencari neneknya, Tomoe Gozen. Bagaimana pun kerasnya gadis itu berusaha, yang dicari tidak diketemukannya. Dalam pengembaraannya, dia mendengar aku pergi ke pulau Iki dan mengabdi untuk keluarga Fujiwara Kaneto dan Taira no Kagetaka. Aya menyusulku ke Iki, namun perang menghadapi pasukan Jendral Eracles di Iki membuat langkahnya tertahan. Susah payah dia berusaha menerebos penjagaan ketat dua belah pihak. Malam sebelum kejatuhan benteng Himezu, dia berhasil masuk ke wilayah benteng, dan mendapati aku dan Megumi sedang berciuman. Hatinya hancur. Kalau saja kekuatan cinta tidak membebatnya, saat itu juga dia ingin mengambil nyawaku, katanya.

Megumi kembali melarikan diri dari pengawalnya setelah mendarat di pantai Hakata. Dalam keadaan terluka dia mencari Aya. Cucu Tomoe Gozen itu mengobati luka gadis bangsawan manja itu hingga sembuh seperti sedia kala. Dua gadis itu bicara panjang lebar tentang cinta mereka, dan memutuskan menerima keputusanku dalam melabuhkan cinta pada siapa.

Aku tidak memilih salah satu dari mereka. Ruang di relung hatiku cukup untuk menampung dua cinta. Keduanya bisa bermain dan bahagia di dalamnya.

Seminggu setelah kekacauan berakhir, keamanan berangsur pulih. Kota Hakata yang habis dibakar pasukan Ilkhanat berbenah diri. Aku, Aya dan Megumi memutuskan menyingkir dari pulau Kyushu. Keberanian Goro dan empat samurainya dalam penyerangan di bukit Torikai menjadi buah bibir. Kisah asmara kami dan perebutan calon istri tenggelam dalam keberhasilan nama Goro-Takezaki Suenaga. Sebelum bumbu tak sedap mencuat merusak kisah kepahlawanan sahabatku itu, kami memutuskan diri untuk menghilang dari sejarah invasi Mongol.

SAMURAIWhere stories live. Discover now