22

198 91 9
                                    

°|•°'Jimin pov

Aku melajukan mobilku setelah mengantar Sinha pulang kerumahnya.

Menuju apartemen milik Jiah, karena sebelumnya aku sudah memiliki janji dengan gadis itu. 

Tidak ada maksud lain, hanya sedang ingin bertemu saja. Karena memang akhir akhir ini aku tidak bertemu dengannya karena Jiah sempat sakit.

Setelah sampai disana, aku memarkirkan mobilku di basement. Lalu menaiki lift menuju kelantai delapan.

Sesampainya didepan pintu apart miliknya, aku menekan bell beberapa kali. 

Tak butuh waktu lama pintu pun terbuka dan menampilkan Jiah dengan wajah yang sedikit pucat. Dengan pipi yang terlihat sedikit menirus.

"Jimin-ahh.. Ayo masuklah! " Ucapnya membukakan jalan untukku masuk. Lalu akupun mendudukan diriku di sofa ruang tengah.

Yang disusul oleh Jiah setelahnya dengan membawa minuman kaleng ditangan kanannya.

"Minumlah! " Ucap Jiaj sembari menyerahkan minuman kaleng bersoda itu kearahku. Akupun meraihnya lalu mengucapkan terimakasih.

"Bagaimana keadaanmu sekarang? " Tanyaku setelah melihat Jiah yang mengambil posisi dihadapanku.

"Gwaenchana-yo.. " Jawabnya singkat dengan seulas senyum yang tercetak diwajahnya.

"Bagaimana dengan Sinha? " Tanyanya sembari menegakan tubuhnya dari sandaran sofa.

"Sinha.. Dia baik baik saja, tadi aku baru mengantarkannya pulang setelah menemaninya minum coffee bersama dengan Taehyung dan juga Jungkook. " Jelasku sembari meneguk soda ditangan kananku.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan? " Aku mengerenyit mendengar pertanyaan yang terlontar dari bilah bibirnya. "Apa yang kau maksud? " Ucapku balik bertanya.

"Maksudku.. Apakah setelah ini kau akan kembali berjuang untuk memilikinya? " Tanya Jiah dengan suara yang lirih diakhir kalimat.

Tersirat kesedihan yang terpancar di sana.

"Entahlah, aku juga masih bingung. " Jawabku singkat lalu menggenggam lengan kiri Jiah yang menganggur.

Mengusap punggung tangannya menggunakan ibu jariku.

"Istirahatlah agar kau lekas sembuh! Jangan terlalu banyak berpikir, nantin kau bisa stress.

Ini sudah malam aku akan pamit untuk pulang. " Ucapku final lalu beranjak dari posisi dudukku hendak untuk pulang.

Berjalan kearah pintu apartement dengan Jiah yang mengikuti dibelakang, lalu meraih kenopnya.

Setelah berada diambang pintu apartement aku pun mengusap surai pendek gadis dihadapanku perlahan.

Melambaikan tanganku sekilas sebelum pergi dari hadapannya.

Entah perasaan apa yang saat ini tengah bergejolak didalam diriku.

Dapat kulihat kesedihan yang Jiah pendam di saat menanyakan tentang kelanjutan kisahku dengan Sinha.

End of Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang