[10] Renjun sakit?

98 30 42
                                    

"Bunda, Renjun nya ada?"

"Aih Jena sayang, sini masuk. Renjun ada di atas katanya gak enak badan."

"Yaudah bun, aku keatas aja langsung ya."

"Iya. Sekalian ini titip kasihin makanannya."

Bunda nya Renjun memberikan nampan berisi makan dan minum untuknya, "Daritadi bunda bujuk gak mau, coba Jena paksa ya soalnya belom masuk apa-apa."

Jena tersenyum, "Ah iya bunda."

Pantas saja saat Jena melakukan face time muka Renjun terlihat sedikit pucat. Jena langsung bergegas untuk mengunjungi rumahnya.

"Renjun?"

Sang pemilik kamar tidak merespon, tirai yang belum ia buka masih terpampang jelas.

Dengan segera Jena membuka tirai yang masih menutupi kamar rapih nya. Cahaya matahari mulai masuk mengenai celah kecil dari tirai yang tergantung dengan cantik.

Selimut Moomin yang ia kenakan menutup penuh tubuh mungilnya,

Jena yang melihatnya tertawa gemas.

Langsung saja ia menyibak selimut yang menutupi tubuh Renjun. Punggung tangannya terulur menyentuh kening kekasihnya, "Panas."

"Renjun? Hey bangun, ayo makan dulu. Kata bunda kamu belum makan."

Renjun membuka matanya perlahan. Sorot matanya menelisik tiap sudut ruangan yang bernuansa biru muda tersebut.

"Jena?"

Jena tidak menyaut, langsung saja ia membantu Renjun untuk duduk dan bersandar pada headboard kasur miliknya.

"Kenapa kamu gak makan? Kalo udah sakit gini kan kasian juga bunda kamu." ucap Jena sambil menyuapi Renjun.

Renjun hanya melihat Jena dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jena yang sadar akan hal itu langsung berhenti sejenak dan menyimpan mangkuk bubur yang ia pegang menjadi dekat nakas. " Kenapa? Mau minum?"

Renjun mengangguk lalu Jena dengan cekatan mengambil air minum yang ia simpan dekat mangkuk tadi.

"Udah. Makan ya?"

Jena hendak mengambil kembali mangkuk berisi bubur tersebut tapi tangan Renjun menahannya.

"Jena, a-aku takut. Tolong peluk aku sebentar saja."

Jena terkejut bukan main. Tidak seperti biasanya Renjun bersikap begini.

"Apa yang terjadi? Tenangkan dirimu Renjun, aku disini." ucap Jena sambil mengusap pelan punggung Renjun.

Tetapi Renjun malah mengeratkan pelukannya, Jena rasa bahu nya basah karena ulah kekasihnya,

Ya, Renjun menangis.

Ya, Renjun menangis

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Gone | Huang RenjunDonde viven las historias. Descúbrelo ahora