Struggle

418 60 8
                                    

Chanyeol melihat-lihat papan informasi yang tertera di kampusnya. Ada brosur yang menarik perhatiannya, sebuah kompetisi meracik kopi. Chanyeol pun memfoto brosur itu dan akan menunjukkannya pada Kyungsoo nanti. Sembari menunggu Kyungsoo menjemputnya Chanyeol duduk di bangku taman. Tanpa ia sadari ada seseorang yang menatapnya penuh kerinduan. Tampak begitu banyak tanya di matanya.

“Kenapa dia tidak membawa mobil akhir-akhir ini, tubuhnya juga tampak kurus dan wajahnya pucat,” guman Baekhyun di sebalik pohon. Ia kembali menyembunyikan tubuhnya ketika melihat Kyungsoo datang menjemput Chanyeol.

“Hyung, sudah siap ke rumah sakit hari ini?” tanya Kyungsoo. Chanyeol menghela nafas berat, ia tak akan pernah siap. Ia lelah karena tidak bisa menjalani aktivitas seperti biasa.

“Hyung-aa,” panggil Kyungsoo. Ia berjongkok di depan Chanyeol yang menunduk.

“Kyungsoo yakin Chanyeol hyung pasti sembuh. Hanya perlu bersabar sedikit lagi sampai Suho hyung menemukan pendonor yang cocok. Atau, Kyungsoo saja yang mendonorkan ginjal Kyungsoo?” Chanyeol menggeleng keras. Ia menolak mentah-mentah omongan Kyungsoo.

“Jangan bicara seperti itu, hyung tidak akan rela jika kau mendonorkan ginjalmu. Mengerti?” tegas Chanyeol.

“Kalau begitu kajja kita ke rumah sakit,” ajak Kyungsoo dengan senyum manis.

“Gendong,” pinta Chanyeol manja.

“Yak!! Aku tidak kuat hyung, bisa-bisa kita jatuh bersama,” balas Kyungsoo tidak mau. Chanyeol mengeluarkan puppy eyesnya tapi tidak berhasil membujuk Kyungsoo.

“Kenapa Chanyeol hyung jadi manja seperti ini,” ucap Kyungsoo sebal.

“Memangnya tidak boleh manja dengan adik sendiri hmm?” timpal Chanyeol.

“Iya iya, boleh.” Kyungsoo membalikkan tubuhnya dan berjongkok di depan Chanyeol. Ia berdoa dalam hati semoga kuat mengangkat tubuh kakaknya yang lebih besar darinya. Chanyeol tertawa geli melihat Kyungsoo menuruti permintaannya.

“Cepat hyung,” ucap Kyungsoo.

Hap... Kyungsoo merasa tubuhnya di angkat. Ia mengerjap pelan ke arah orang yang mengangkatnya. Chanyeol tersenyum dan mengangkat tubuh Kyungsoo dengan gaya bridal style (yang diangkat di depan itu).

“Yak!!! Turunkan aku hyung,” teriak Kyungsoo. Chanyeol hanya tertawa dan menurunkan Kyungsoo perlahan. Tampak jelas adiknya itu cemberut karena tindakannya.

“Kau marah ya?” goda Chanyeol. Keduanya berjalan bersisian menuju mobil. Kyungsoo tidak menjawab pertanyaan Chanyeol, ia membuang muka dan menatap ke arah lain. Chanyeol tersenyum, rindu rasanya bercanda dengan Kyungsoo.

Seandainya ia tidak sakit mungkin Chanyeol bisa lebih kuat untuk mengangkat tubuh Kyungsoo seraya mengelilingi kampus. Rasa nyeri pun kembali terasa membuat Chanyeol sejenak menghentikan langkah.

“Hyung, gwenchana?” tanya Kyungsoo yang sadar langkah Chanyeol melambat. Chanyeol memegang perutnya dan mengangguk pelan. Kyungsoo memapah tubuh kakaknya itu hingga masuk ke dalam mobil.

Baekhyun yang melihat interaksi Chanyeol dan Kyungsoo mengernyit bingung. Awalnya ia ikut tersenyum ketika melihat mereka bercanda. Tapi setelah itu Chanyeol terlihat kesakitan dan Kyungsoo memapahnya. Karena penasaran Baekhyun mengikuti kemana keduanya pergi. Baekhyun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah sakit. Ia ingat betul tadi Kyungsoo melajukan mobilnya kesini.

“Kenapa aku ingin tahu? Menyebalkan,” ucap Baekhyun, egonya belum bisa ia kendalikan. Ia menginjak gas dan membawa mobilnya pulang ke rumah.

Selesai menjalani proses cuci darah, Chanyeol harus menginap sebentar di rumah sakit. Kyungsoo setia menunggu kakaknya itu tersadar dari efek obat bius. Karena terlalu lama menunggu Kyungsoo tertidur dengan bantalan tangan Chanyeol yang senantiasa ia genggam. Mata Chanyeol perlahan terbuka, ia merasa tangannya berat sebelah dan mendapati Kyungsoo tertidur disana. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman.

Barista Coffee ✔Where stories live. Discover now