02 : Berlapang dada

583 71 2
                                    

[ sudah Revisi ]


⚠️ Tetap jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama

Umi Zahra masuk ke semua ruangan di pondok, ia seperti sedang mencari seseorang disana. Namun sudah berkali kali ia bolak balik ia masih belum menemukan orang yang ia cari. Siapa lagi kalau bukan Hanum. Hanum yang sudah membuat nya malu di acara lomba kemarin.

" Assalamualaikum umi, umi cari siapa?" Tanya Zahwa.

" Hanum," jawab umi Zahra. Ia lalu masuk ke dalam masjid. Semua santri terdiam saat Zahra masuk. "Ada yang melihat Amiira Hanum Zakiyah?" Tanya umi dengan suara lantangnya. Saat ini bisa ditebak bahwa ia sedang marah.

"Tidak umi, Hanum tidak datang," jawab seorang santri laki laki berpeci coklat.

" Baiklah, nanti kalau dia sudah datang, suruh dia menemui umi ke kantor," perintahnya. Semua santri mengiyakan apa yang dikatakan oleh Zahra.

Zahra tiba di kantor, berkali kali melapalkan istighfar agar bisa menahan kemarahan pada Hanum. Hanum Benar-benar mengecewakannya bahkan mempermalukannya. Dan sekarang Hanum tak muncul ke tempat ini.

"Kenapa lagi istriku?" Tanya Zulfa memberikan minuman pada Zahra.

"Abi, Hanum tidak datang. Dia sengaja membuat kita malu, Bi," jawab Zahra penuh kesal.

"Mungkin dia ada masalah, jangan marah marah lagi ya," bujuk Zulfa.

Mereka memang Sepasang suami istri yang romantis. Meskipun umur mereka sudah memasuki enam puluh tahun, tapi tetap saja bisa mesra dan saling romantis satu sama lain. Saking romantis nya Zulfa terkadang ia mencium pipi istrinya di depan kedua putranya bahkan didepan santri.

"Jadi bagaimana, bi?" Tanya Zahra.

"Apa nya, umi?" Tanya Zulfa tidak mengerti maksud istrinya.

"Bagaimana jika Hanum tidak datang lagi ke sini, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Zahra.

"Kita tunggu hingga seminggu, jika masih seperti ini kita akan datangi orang tuanya untuk memastikan Hanum apakah masih menjadi santri kita atau tidak," kata Zulfa memberikan solusi.

"Bagaimana dengan umi? Umi kesal padanya apa yang harus umi lakukan?" Tanya Zahra.

"Hapus kekesalan umi dengan istighfar, perbanyak membaca Alquran. Kan umi istri Abi, masa suka kesal?" Kata Zulfa.

"Terserah Abi." Zahra menjawab dengan ketus.

"Ehem, ada yang lagi berduaan nih." Tiba tiba Ilyas datang memergoki kedua orang tuanya.

"Kamu juga ingin berdua? Silahkan! Abi Carikan atau kamu cari sendiri?" Tanya Zulfa to the point.

"Astaghfirullah Abi, jangan buru buru. Ilyas masih butuh waktu untuk mempersiapkan diri menjadi seorang imam. Nanti kalau sudah tiba waktunya, Ilyas akan minta pada umi sama Abi untuk dicarikan jodoh," jawab Ilyas dengan segera.

"Jadi kamu mau di jodohin?" Tanya Zahra.

"Kalau itu yang terbaik aku siap saja. Karena aku percaya jodoh yang umi dan Abi Carikan pasti adalah orang yang baik," jawab Ilyas tanpa pikir panjang.

Cinta diatas Cinta [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang