10 : Merried? For what?

377 43 0
                                    

" kak Bunga! Sini dulu" panggil ku pada salah seorang perempuan yang sedang berjalan di depan sana. Nanti sore akan diadakan rapat pengurus rohis, sehingga aku dan beberapa anggota rohis lainnya harus membersihkan ruangan kami. Mengingat beberapa waktu yang lalu mereka mengadakan pesta di ruangan ini. Ya, pesta menyambut kedatangan mu kemarin.

" Ada apa?" Tanya kak Bunga yang berjalan menuju arahku. Sopan kah aku seperti ini? Kak Bunga lebih tua dariku, tapi aku memanggilnya dan dia malah datang kesini. Tapi ya sudahlah, toh kak Bunga oke oke aja.

Aku memberikan sebuah undangan padanya. Ia tampak berkerut seolah bertanya apa ini? Sebelum ia bertanya aku sudah lebih dahulu menjelaskan. " Undangan Kak, datang ya ke pesta nya kakak aku...dan ini satu lagi, ini buat seluruh anak rohis. Tapi kalau yang ini khusus buat kakak". Jelasku sambil menunjuk undangan dengan nama yang tertera.

" Oh" ia ber oh ria kemudian mengangguk angguk. " Ada lagi?" Tanya kak Bunga.

" Engga ada kak" jawabku. Kak bunga berlalu meninggalkan ku. " Ya sudah kakak kesana dulu". Izinnya.

Kulihat sekitar, dimanakah sosok yang ini. Sosok yang ingin aku lihat sekarang juga. Aku menyusuri lorong lorong hingga aku tiba di depan kelas 12. Canggung memang setelah tiba di depan kelas 12, aku akan dilihat sinis oleh Kaka kelas. Dan...anehnya kenapa aku malah melangkah ke sini?

Haris tak ku dapati, kembali ke lorong menuju kedepan kelasku. Kelasku tak jauh dari mushalla. Dan ternyata disana aku mendapati Haris yang baru selesai melaksanakan shalat Dhuha. Subhanallah siapa yang tidak ingin jadi makmumnya?

" Kak Haris!". Panggilku dari belakang. Pria itupun menoleh dan menghentikan langkahnya. Ia pasti bingung dengan panggilan yang aku lontarkan barusan. Karena biasanya aku memanggil nya dengan embel embel " akhy" tapi sekarang berganti dengan sebutan kakak. Ini perdana aku memanggilnya dengan sebutan itu.

" Hanum? Ada apa?" Tanya kak Haris. Aku berlari menuju arahnya, ia bersama teman temannya juga ikut berdiri seolah menanti kedatangan ku.

" Kak, ini undangan nya kak Hani..datang ya..." Kataku menyerah kan undangan padanya.

" Kenapa sekarang?" Tanyanya.

Maksudnya? Apa maksudnya pertanyaan nya itu?

" Kenapa tidak di pondok saja?" Tanya Haris memperjelas.

" Oh..untuk pondok juga ada kak..tapi ini buat kakak sama teman teman lainnya". Kataku menunjuk teman temannya.

" Oh...makasi ya Hanum cantik". Goda salah satu temannya.

" Kita datang kok num, ya kan bro?" Tanya teman lainnya.

" Boleh kok kak, tapi jangan banyak banyak banyak ambil makanan nya ya.." kataku diiringi tawa. Kedua temannya ikut tertawa begitu juga dengan kak Haris.

Apa tadi? Kak Haris? Kalau dipikir pikir enak juga memanggilnya dengan sebutan 'kak'. Tapi, aku lebih suka memanggilnya akhy.

" Terimakasih" kata kak Haris sambil mengangkat undangan itu. MasyaAllah ia terlihat lebih tampan dengan wajah basah bekas wudhu nya itu.

Kembali aku ke tempat tadi, mencari dua sahabat tengilku. Ternyata mereka sedang duduk di depan kelas, tepat nya di kursi yang disediakan di depan kelas. Bukan kursi juga sih, bangku atau apalah namanya. Tempat duduk yang dibuat dengan semen kemudian dilapisi keramik dan tercipta lah sebuah tempat duduk disini.

Aku berjalan ke arah sana. Hanya Alisa yang duduk, sementara Irfan sedang jingkrak-jingkrak di depannya. Menampilkan sikap konyolnya di depan Alisa. Mereka sering bertengkar tapi juga sering akur. Terkadang aku mendoakan mereka suatu saat nanti mereka berjodoh. Semoga saja.

Cinta diatas Cinta [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang