33 : Kecewa

250 33 0
                                    

Tak ada kecewa yang besar
Jika tidak ada cinta yang
mendalam

Pagi ini dan hari ini, adalah hari yang akan aku ingat selama hidupku. Dimana aku akan mendapatkan gelar sarjana yang telah aku tempuh selama empat tahun ini. Mendapatkan gelar bukan hanya sekedar gelar, tetapi menjadi tanggung jawab yang besar bagi kita yang sudah mendapatkan gelar sarjana.

Orang tuanya bundaku, atau lebih tepatnya kakek dan nenekku menyuruhku menginap di rumah mereka untuk malam ini. Dan akhirnya aku di dandani di rumah ini.

Gabus lembut di poleskan di pipi kananku. Ya, aku sedang di dandani oleh kak Anisa. Selain menjadi mahasiswa kak Anisa juga bisa mendandani. Ia juga membuka jasa kecantikan, meski tidak memiliki tempat sendiri tetapi cukup banyak orang yang menyukai jasanya.

" Jangan banyak-banyak ya kak...aku malu". Kataku sambil memandang wajahku di depan cermin.

" Ini ga banyak kok, kalau terlalu sedikit nanti ga bagus". Jawabnya sambil terus memoles wajahku. Aku disulap menjadi seseorang yang tidak aku kenal, sangat cantik setelah mendapat riasan seperti ini diwajahku. Aku memandang lekat pada cermin, memperhatikan tiap inci wajahku yang berubah drastis. Aku kah ini?

" Lihatlah Amiira, kamu cantik sekali". Puji kak Anisa padaku, rasanya aku malu sekali. Apa lagi nanti ada kak Haris yang melihat tampilan ku nantinya.

" Oh ya, silahkan bercermin dulu, kakak keluar dulu ya..". Katanya kemudian keluar dari kamar.

Aku kembali memandangi wajah yang tidak seperti ku ini. Sedari kecil aku tidak suka dengan riasan seperti ini, menggunakan nya saja membuat kulitku gatal dan akan menimbulkan kemerahan. Tapi sekarang, tidak lagi mungkin dulu karena kulit ku masih kulit anak anak.

" Waaah Amiira cantik banget". Ucap Salwa dari belakang, ia sedang mengambil pakaiannya. Salwa juga cantik, wajahnya juga sudah di poles sepertiku. Kemudian Salwa kembali keluar dari kamar ini.

" Kamu juga cantik". Kataku kemudian. Aku masih tidak percaya dengan penampilan ku sekarang. Ternyata aku cantik juga.

" Amiira, ada yang datang!". Panggil Salwa dari luar. Aku berdiri kemudian mengangkat sedikit gaunku karena terlalu besar membuatku kedodoran.

" Hanum!!!". Teriak seseorang dari luar. Aku segera keluar, ternyata ada Alisa, Irfan dan Mumtaz. Alisa langsung memelukku dengan erat. " Rindu banget!! Banget banget banget". Katanya semakin menguatkan pelukannya.

" Jangan kuat kuat donk, aku jadi susah napasnya". Kataku sambil terkekeh. Alisa mengerucutkan bibirnya kesal kemudian dia mundur. Aku melihat Mumtaz disamping Irfan, gadis itu sangat lucu.

" Hai ponakan Tante Hanum". Kataku menyapanya. Mumtaz sangat cantik, gadis lima tahun itu menatap ku dengan wajah penuh tanda tanya.

" Sayang, itu Tante Hanum yang sering telponan sama kita". Kata Irfan membujuknya agar mendekat padaku. Mumtaz mencium tangan kananku.

" Hai nunum jelek! Apa kabar?" Tanya Irfan. Ia berubah menjadi lebih dewasa, teman temanku kalian sangat berubah.

" Alhamdulillah, kamu gimana?" Tanyaku balik.

" Ya...kabar apa yang diharapkan dari pria kuali item jelek bau amis ini?" Tanya Irfan kemudian terkekeh. Ia melirik kearah Alisa, menunggu bagaimana reaksinya.

Cinta diatas Cinta [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang