41 : Cerita Tentang Semuanya 2

266 35 0
                                    

Ada yang mau aku follow
akun WP nya ga?
Follow aku dulu, nanti auto follback


Bastian termenung di kamarnya sambil memijit pelipisnya. Frustasi? Ya, dia sangat frustasi. Bagaimana besok adalah hari pernikahannya dan sekarang ia tahu bahwa orang yang akan ia nikahi saling mencintai dengan sahabatnya.

" Astaghfirullah Al azhim". Ia memejamkan matanya, sudah 30 menit  ia termenung sejak tahu dengan kebenaran ini.

Air mata?
Ya, air mata pria itu tak kunjung jatuh.  Padahal ia berusaha untuk menangis menerima keadaannya sekarang. Kenapa ia baru tahu dengan ini, kenapa Hanum menerima nya kenapa ia tidak pernah melihat bahwa Hanum akan mencintai nya. Dan dengan yakinnya, ia bilang bahwa Hanum akan secepatnya mencintainya.

Nyatanya, setelah ini semua ia baca. Ia tidak melihat kemungkinan itu terjadi. Bastian pun sadar, ini akan berat bagi Hanum. Ia juga sadar, ini pun tidak baik bagi Haris.

" Apa aku harus melepasnya?" Gumamnya sendiri.

••

Tempat ini sudah dirias sedemikian rupa. Karangan bunga berisi ucapan selamat atas Hanum dan Bastian pun berjejeran di depan sana. Tamu undangan? Tentu saja banyak. Bukan hanya Bastian yang memiliki banyak rekan kerja, kedua orang tuanya pun mengundang teman mereka.

Kini, ia sudah mengenakan pakaian yang rapi. Pakaian seorang pengantin yang sebentar lagi mengucapakan ijab Qabul. Bastian memegang tangan ibunya, berharap pegangan ini menjadi penguat dirinya untuk melakukan keputusan yang telah ia pilih. Ia juga sudah mendiskusikan dengan ibunya, dan ibunya dengan cepat langsung menyetujui nya.

" Ibu...kuatkan aku". Ucapnya.

Ibunya membelai rambut hitam anaknya " kamu yakin?" Tanya ibunya dan ia pun mengangguk. " Kamu tidak akan menyesal". Dan ia pun menggeleng kan kepalanya.

Ia melihat Haris dengan pakaian yang juga rapi seperti dirinya melangkahkan masuk bersama Zahra uminya. Dengan mengucapkan bismillah, Bastian berjalan kearah Haris.

" Haris". Panggilnya.

Haris menatap pria itu dengan tatapan sendu, dapat Bastian lihat raut kesedihan di wajah sahabatnya itu. Ekspresi Bastian tak kalah sama dengannya, sama sama sendu dan sedih.

" Ya?" Jawab Haris.

" Ikut gue". Ajaknya menarik tangan Haris, kemudian membawanya ke ruangan hias. Ibunya membawa Zahra ikut bersamanya.

" Kita ngapain disini?" Tanya Haris bingung. Bastian pun melepas pakaiannya dan memasangkan pada Haris." Bastian? ". Haris mengerutkan keningnya.

" Lo udah tampan". Kata Bastian tersenyum lebar, namun matanya sayu.

" Ke--napa?" Tanya Haris bingung, ia tidak paham dengan situasi ini.

" Menikahlah dengan Hanum". Kata Bastian mantap.

Haris terkejut bukan main. Bagaimana bisa Bastian menyuruhnya menikah dengan calon istrinya. Apa sebabnya ia melakukan ini? Meski terkejut, ada rasa bahagia di hatinya karena diberi kesempatan untuk menikah dengan Hanum. Tapi, ia tidak bisa melakukan apa yang dikatakan Bastian begitu saja.

Cinta diatas Cinta [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang