14

3K 336 9
                                    

Saat sang gadis menunduk Nk baru bisa melihat wajah si pria. Kedua mata mereka bersibobrok. Nk membulatkan matanya sedangkan pria itu menatapnya datar dengan sorot mata tajamnya.

Jadi gadis itu kekasihnya, batin Nk.

***

Keduanya hanya diam saja sedari tadi. Nk sesekali melirik pria berhoodie hitam di sampingnya yang hanya fokus memandang lurus ke arah sungai Han. Sudah hampir setengah jam lamanya setelah Nk memergoki pria itu tengah bertengkar dengan mantan kekasihnya, pria itu... adalah Taehyung, lantas Taehyung mengajaknya kemari.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku tidak ingin mendesakmu untuk menceritakannya. Jika kamu ingin bercerita maka lakukan, aku pendengar yang baik," tutur Nk. Sekilas melirik Taehyung.

Terdengar helaan nafas berat. Nk tahu, Taehyung itu seseorang yang pemendam... tipe manusia yang susah untuk mengeluarkan semua unek-uneknya pada orang lain.

"Hubungan kami sudah berakhir," ujar Taehyung amat sangat pelan. Nk langsung mengalihkan atensinya pada pria yang setia memakai kupluk hoodie hitamnya itu. Nk tidak berniat untuk menyela bahkan mendesak Taehyung untuk cepat-cepat bercerita tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. "Aku tidak bisa menceritakan detail hubungan kami padamu. Maaf, bukannya tidak percaya, hanya saja... aku hanya tidak ingin membahasnya."

Nk mengangguk dan menepuk-nepuk punggung Taehyung menguatkan. Yang Taehyung butuhkan saat ini seseorang yang mengerti dirinya dan tidak mendesak dirinya untuk bercerita banyak tentang masalah pribadi pria itu.

"Baiklah, aku percaya keputusanmu adalah yang terbaik untukmu." Nk kembali menatap lurus ke arah sungai Han, rambut panjangnya bergerak tertiup angin, sedangkan kedua tangannya bertumpu pada pembatas.

Taehyung melakukan hal yang sama, menumpukan kedua tangannya di atas pembatas dan sekilas melirik Nk. "Ada saatnya kamu merasa seakan-akan yang kamu lakukan tak berarti dan selalu salah di mata orang lain, jadi kamu berpikir lebih baik diam saja dari pada selalu disalahkan, benar?"

"Kamu sedang di fase itu?" Nk kembali menoleh pada Taehyung.

"Hemm...."

Nk menghela nafas dan kembali menatap ke arah depan, entah masalah apa yang sekarang Taehyung hadapi.

"Aku pernah berada di fase-fase itu dulu. Eeyy, pantas saja kamu semakin ke sini semakin pendiam,-" Nk kembali menoleh pada Taehyung dan menoyor lengan pria itu pelan, "kamu tahu? Fansmu dan member lain mulai khawatir, bukankah kamu dekat dengan Jimin oppa dan Namjoon oppa? Kamu bisa bercerita dengan mereka."

"Aku belum siap."

"Kapan kamu akan siap? Jika terus seperti ini siapa yang susah? Tentu saja kamu. Hah! Bicarakan ini dengan seseorang yang kamu percaya dan saat kamu mengobrol dengannya kamu merasa nyaman. Temukan solusinya, berhenti memendamnya sendiri, tidakkah kamu melihat banyak yang mengkhawatirkan keadaanmu di luaran sana? Mereka seperti itu karena menyayangimu, tidak, mencintaimu tepatnya."

Taehyung menutup wajah menggunakan kedua tangan besarnya, sedangkan Nk memilih kembali menatap lurus ke depan.

"Manusia semakin dewasa, beban hidupnya juga semakin berat. Kamu tidak bisa menilai seseorang dengan cara melihatnya sekilas dan beranggapan jika orang tersebut seperti tidak memiliki beban hidup berat. Aku pernah di fase terburuk saat berusia 18 tahun, orang tuaku berpisah sejak aku kecil... aku tinggal dengan nenek dan bibiku. Semua orang mengucilkan kami karena miskin, aku tidak memiliki seorang teman satu pun. Fisik dan psikisku lelah kala itu, aku... rasanya ingin menyerah saja, tapi... aku ingin membuktikan pada mereka aku pasti bisa membuat kehidupan nenek dan bibiku layak setelah aku lulus sekolah nanti. Aku pikir dengan menjadi tenaga kerja di luar negeri nasibku akan berubah. Tapi ekspetasi memang tidak seindah realita. Majikanku dulu berulang kali mencoba memperkosaku."

Are You Sasaeng? ||MYG|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang