「 roses and you : felix lee 」

14.4K 362 649
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

. . .

roses and you

. . .

present by sylverky

. . .

[Backsound : Love Poem by IU]

🌺 🌺 🌺

aku pernah berpikir bahwa felix hadir ke dalam hidupku atas nama cinta.

lelaki itu adalah sebuah paket lengkap; dia memiliki suara yang sangat menarik dan sangat pandai menari. dan aku juga sudah mengetahui fakta bahwa ada begitu banyak gadis yang suka menonton penampilan felix bahkan ketika aku sendiri tidak dapat melihatnya secara langsung melalui mata sabitku. namun jauh di dalam relung hatiku yang terdalam, aku ingin mematri nama felix dan membuat banyak kenangan manis bersama sang penari tersebut.

suatu hari, felix mengetuk rumahku dan aku tentu saja menerimanya dengan eye-smile yang cerah dan tawa yang begitu bahagia. felix bertanya apakah aku bersedia untuk pergi bersamanya ke suatu tempat, lantas aku mengiyakan dengan pipi yang merona. felix kemudian bermain dengan bobby—teman favoritku sebelum bertemu dengannya—sementara menunggu aku untuk bersiap-siap.

lima belas menit kemudian, aku akhirnya memutuskan untuk pergi dengan memakai sweater baby blue, celana jeans denim panjang dan sebuah beanie hitam sebagai pelengkapnya. felix mengatakan aku terlihat sangat sempurna dan aku hanya menanggapinya dengan sebuah tawa, sudah terlalu hafal dengan segala gombalan yang terlampau sering dia lempar padaku.

kemudian kami berdua pergi ke salah satu taman di pusat kota minnesota, tidak begitu mempedulikan bahwa salju pertama mungkin saja turun sore ini. dan fakta bahwa aku dan dia senang sekali bercengkrama dengan orang lain membuat hubungan kami selangkah lebih dekat.

namun rupanya felix hampir lupa bahwa aku tidak dapat berada berlama-lama di cuaca yang dingin. jadi dia agak terlambat menyadari tubuhku yang bergetar dan darah segar mulai mengalir dari hidungku. felix lantas mengambil kedua tanganku dan memasukannya ke dalam saku jaketnya, bahkan tanpa meminta izin dariku terlebih dahulu.

"maafkan aku," ujar felix, dan aku membenci diriku sendiri bahwa nyatanya aku hanya dapat mendengarnya dari cara dia berbicara. aku sangat ingin melihat wajah felix, walaupun semesta hanya memberiku satu kesempatan.

"aku baik-baik saja, lixie."

aku tidak dapat membohongiku diriku sendiri bahwa aku merasa lebih baik ketika tangan kami masih saling menggenggam, masih berada di dalam saku jaket felix; dengan aroma mint dari tubuhnya yang menyeruak menyapa penciumanku. atmosfir ini membuat aku merasa dicintai, setelah sekian lama, dan aku merasa sangat amat senang karenanya.

[2] canvas. | telah terbit.Where stories live. Discover now