「 10 to 100 : jeongin yang 」

464 68 472
                                    

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

. . .

❝ 10 to 100 ❞

. . .

present by sylverky

. . .

[catatan penting;

semua yang tertuang di dalam sini hanyalah sebatas fiktif belaka.]

. . .

[backsound; grow up (raining in a car version) by stray kids]

. . .

ada sepuluh hal yang menjadi alasan mengapa aku tidak pernah menaruh rasa suka kepada jeongin. "kakak tiri"ku yang tiba-tiba masuk ke dalam lingkaran hidupku ketika aku berada di bangku terakhir sekolah menengah atas.

pertama, ia hadir dengan tiba-tiba.

hari itu, aku pulang ke rumah dengan rasa bahagia yang membumbung tinggi ke atas kepala karena kembali berhasil meraih peringkat satu paralel satu angkatan. namun apa? begitu aku tiba di depan pintu rumah, aku melihat ayah dan ibu tengah bertengkar dengan begitu hebat. seumur-umur menjadi anak semata wayang di antara pernikahan mereka, tidak pernah aku dapati mereka bertengkar demikian hebatnya. namun bukan itu yang menjadi titik fokusku saat itu. melainkan kepada kalimat yang terlontar berkali-kali dari mulut ayah, sesuatu seperti, bahwa akan ada orang baru yang sebentar lagi bergabung menjadi bagian dari keluarga kami.

aku masih tidak bisa membaca situasi saat itu hingga sebuah tangisan cukup kencang memecah perhatianku. bukan, ini bukan tangisan ibu. bukan juga bentakan yang berasal dari mulut ayah. menyisirkan pandangan, saat itulah mataku bertubrukan dengan sosoknya. seorang anak laki-laki dengan surai hitam legam, kulit seputih tulang, dan mata cantik seperti rubah yang tengah keluarkan anak sungai di kedua pipinya yang lumayan berisi. ia meringkuk di pojok ruangan, di dekat sofa sembari menutup rapat kedua telinganya dari teriakan-teriakan ayah dan ibu.

seketika aku membeku. otakku tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi. dan begitu ayah mengangkat sebelah tangannya ke udara, saat itulah aku melepas rapor dan pialaku begitu saja hingga jatuh membentur lantai. tamparan itu tidak jadi mengenai ibu dan pipiku nyeri sekali rasanya. setelah itu ayah berbalik dan pergi dengan langkah tergesa dari rumah kami. dan itu adalah kali terakhir aku dapat melihat sosoknya. kendati selama ini ayah memang jarang pulang ke rumah karena pekerjaannya yang adalah seorang pelaut, namun selepas kejadian itu, sosoknya benar-benar tidak pernah kembali lagi terlihat di depan mataku.

beberapa kali aku bertanya kepada ibu, dan sebanyak itu pula jawabanku akan berujung dengan sebuah pukulan menggunakan gagang sapu atau bahkan tamparan keras di kedua pipi. ibu tidak pernah kasar. ibu selalu lembut dan penuh kasih. pasti ada sesuatu yang tengah disembunyikan mereka berdua dariku. dan jangan lupakan juga bahwa memang benar ada sosok baru yang menghuni rumah kami semenjak kejadian itu. ibu tidak perlu menjelaskan langsung padaku sebab aku dapat menarik kesimpulan bahwa jeongin adalah seorang anak pembawa sial. tentu saja. dia datang ke tengah-tengah kehidupan seseorang, memisahkan rumah tangga kedua orangtuaku, menghancurkan jembatan kebahagian masa remajaku. ah, memangnya siapa dia kalau bukan seorang anak pembawa sial?

[2] canvas. | telah terbit.Место, где живут истории. Откройте их для себя