「 the light in your eyes : changbin seo 」

2K 139 271
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

. . .

❝ the light in your eyes ❞

. . .

present by sylverky

. . .

[note: this content might be a lil bit dark, so please be wise.]

. . .

[Backsound: TMT by Stray Kids]

💫 💫 💫

kali pertama aku bertemunya adalah di sebuah senja sabtu pada akhir bulan desember.

saat itu, aku akui atensiku cukup teralih kepada lelaki dengan tampang sangar di seberang jalan itu, yang anehnya mau berbaik hati untuk berikan separuh dari daging kebabnya kepada seekor kucing jalanan yang mengeong-ngeong sembari menjilat-jilat bawah kakinya.

aku perhatikan tampilannya dari balik jendela kafe tempat aku tenggelam bersama laptop yang baru saja aku nyalakan beberapa menit yang lalu. celana jeans yang robek di bagian paha, kaos hitam polos yang sudah lepek akibat peluh, dan oh, jangan lupakan juga rambut biru malamnya yang dipoles dengan gaya undercut itu.

aku mendecak, sungguh bukan itu yang aku harapkan untuk sebuah inspirasi aku berdiam di tempat ini sekarang. aku lantas menyeruput cappuccinoku sembari mengganti sudut pandang ke sisi lain, mencari objek yang lebih menarik dari lelaki biru malam di depan sana.

lalu pandanganku menubruk seorang anak laki-laki kecil dengan rambut keriting yang tengah berlari sembari membawa dua buah kembang gula di dalam peluknya—well, jelas sekali bocah itu adalah seorang pencuri, sebab yang mengejar di belakangnya adalah seorang paman-paman dengan janggut tebal yang berteriak keras membelah jalanan, "hei, kemari kau! dasar bocah penipu!"

lalu aku putuskan untuk palingkan wajah lagi ketika sebuah suara yang aku kenal menyapa telinga, "dunia memang sudah benar hendak kiamat atau bagaimana, sih,"

"macam semua orang kehilangan minat saja untuk melakukan hal-hal kecil yang lebih bermanfaat."

oh, ini jisung. han jisung untuk lebih lengkapnya. ia temanku dari sekolah dasar menengah atas yang baru saja sukses mengguncang tanah korea berkat gaya bicaranya yang selalu aku bilang terlampau cepat. dia menyebutnya rap, namun aku tidak begitu akrab dengan istilah itu, sehingga aku memberinya gelar;

"hei, tuan kumur-kumur!"

pelototan dari jisung aku terima sebagai jawaban, masih sama seperti dulu, aku suka sekali membangunkan emosinya.

"sedang apa?"

dia melempar tanya, setelah membiarkanku puas memberinya tatapan tidak merasa berdosa sama sekali atas perilakuku barusan. kau tahu, begitulah cara teman saling menyapa, bukan?

[2] canvas. | telah terbit.Where stories live. Discover now