Part 7 : Mengawasi

5.5K 538 18
                                    

Shizune pergi dari tempat latihan setelah menjelaskan semuanya pada Sakura, sedangkan gadis merah muda itu mulai menjelaskannya kepada dua rekan timnya yang bisa dibilang terkadang berguna dan terkadang menyebalkan.

"Jadi, kita harus mengawasi mereka, begitu?" tanya Sai.

"Merepotkan sekali. Lagipula anak kecil tidak akan berbuat yang Tsunade baa-chan duga," sambung Naruto.

"Tapi itu bisa saja terjadi, bodoh! Anak seusia mereka mudah untuk terpengaruhi jadi kita harus mengawasi mereka sampai anggota anbu menemukan orang tua mereka," jelas Sakura yang sedikit kesal dengan otak bodoh yang dimiliki oleh Naruto.

"Sekarang ayo kita cari tiga anak itu dan mengawasinya," ajak Sakura dengan semangat. Setidaknya sekarang dirinya tidak akan bosan karena latihan membosankan yang ia jalani.

Sakura, Naruto dan Sai mulai meninggalkan tempat latihan untuk mencari anak yang dikatakan oleh Shizune di jalanan Konoha.

Saat berada di tengah jalanan Konoha, Sakura merasakan chakra yang sangat ia kenali. Ada chakra Naruto, Hinata dan juga Sasuke tak jauh dari ia berdiri.

"Kenapa chakra nya sangat mirip?" tanya Sakura dalam hati.

"Apa kalian merasakan chakra Sakura, Hinata dan Naruto di depan?" tanya Sai yang ternyata juga merasakannya.

"Iya, aku juga merasakannya, dattebayo. Tapi Sasuke tidak mungkin di desa dan Sakura-chan ada di sini," timpal Naruto.

Kemudian mereka bertiga memajukan langkahnya hingga melihat siluet raven, perak dan kuning. Sakura bisa menduga jika ketiga anak ini adalah anak yang diceritakan oleh Shizune karena ciri-cirinya sudah sama persis.

"Hei, apa kalian anak yang pindah ke Konoha?" tanya Sakura.

"Iya, kami adalah anak-anak itu. Memangnya kenapa, dattebasa?" tanya Boruto penuh curiga.

"Ah, kami ditugaskan oleh Tsunade baa-chan untuk mengawasi kalian sampai orang tua kalian ditemukan," tutur Naruto dengan gaya santainya.

"Padahal kau orang tuaku, payah!" ledek Boruto dalam hati.

"Jika begitu tolong sewakan apartemen untuk kami agar kami bisa tidur dengan nyenyak," pinta Sarada.

"Anak ini sama seperti Sasuke-kun," batin Sakura lirih.

"Ah, perkenalkan namaku Haruno Sakura dan mereka rekan timku, Shimura Sai dan Uzumaki Naruto." Ketiga anak itu mengangguk mengerti. "Kalian Sarada, Boruto dan Mitsuki kan?" Lagi-lagi mereka mengangguk.

"Sai, sekarang kau cari satu apartemen untuk mereka. Setelah itu kau mendapatkan beritahu kami." Sai mengangguk dan segera meninggalkan Sakura dan Naruto bersama tiga anak itu.

Alhasil Sarada, Boruto dan Mitsuki jalan-jalan menyusuri desa Konoha bersama dengan Naruto dan Sakura. Sarada terkadang pusing mendengar semua ocehan Naruto yang sangat mirip sekali dengan Boruto namun itu berakhir saat Sakura mulai menjitak kepala Naruto seperti dirinya yang menjitak kepala Boruto.

Sedari tadi, mata onyx Sadara mengedarkan pandangannya sekeliling. Orang yang ia cari tidak ada di desa. Pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan di benaknya.

"Dimana Papa? Kenapa Papa tidak ada di desa?" tanya Sarada dalam hati.

Malam harinya, Sarada berada di balkon apartemen sambil melihat rembulan yang bersinar terang di atas langit, sedangkan kedua rekan timnya sudah tertidur di kamar yang tepat berada di sebelahnya.

Sarada terus memandang betapa indahnya langit malam sembari bertanya-tanya tentang ayahnya. Memang selama ini dirinya tidak pernah tau masa lalu ibu dan ayahnya karena masa lalu mereka terlalu buruk untuk diceritakan.

Gadis berkacamata itu menghembuskan napas pelan dan berbalik namun ia melihat siluet tajam yang menatap desa. Ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar, Sarada melihat orang itu dengan teliti dan tajam.

Orang itu bukan wanita melainkan seorang pria. Pria itu berdiri diatas salah satu rumah desa. Matanya tajam dengan baju yang terekspon pada bagian dadanya.

Kemudian pria itu pergi menghilang dengan cepat seperti sekelebat angin kencang yang pergi entah kemana. Namun, dari penampilannya ia seperti pernah mengenal pria itu.

"Apa dia Papa sewaktu remaja?"

Adventure In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang