Part 46 : Rencana

3.8K 391 12
                                    

Malam ini, Sakura tak bisa tidur dengan tenang. Sedari tadi Sakura terus saja berbolak-balik ke toilet untuk memuntahkan makanan yang ia makanan atau memuntahkan isi perutnya.

Deru napasnya tak beraturan. Tangannya mengelus perut Sakura yang masih rata dengan kasih sayang.

"Sabarlah, Sayang. Kita akan segera keluar dari sini," bisik Sakura pelan.

Sakura beranjak dari ranjang dan berjalan keluar menuju ke balkon kamar. Netra hijaunya memandang langit gelap yang ada di kastil Urashiki. Pemandangannya indah walau malam dan Sakura jadi teringat dengan suaminya yang juga memiliki aura gelap jika marah.

Sakura menatap dengan teliti seluruh penjuru yang ada dihadapannya entah itu penjaga sekalipun itu orang-orang yang berlalu lalang. Dirinya berniat mencari celah untuk melarikan diri walau resikonya sangat tinggi.

Kepalanya mendongak keatas dan melihat langit malam. Sakura mendapati satu hal, seluruh kastil Urashiki dilindungi sebuah kekuatan yang melingkupi seluruh kastil. Ia yakin pelindung ini teruntuk dirinya agar tak bisa melarikan diri.

"Sepertinya pelindung kastil ini kuat. Aku tidak yakin bisa menembusnya dengan pukulanku," gumam Sakura tidak yakin pada dirinya sendiri.

Perlahan hawa angin berhembus semakin dingin membuat Sakura bergidik kedinginnya. Tidak ingin membuat dirinya sakit, Sakura menutup pintu balkon dan kembali berbaring di ranjang dengan nyamannya.

Cling!

Suara itu membuat Sakura tersentak dan mulai waspada. Mungkin saja Urashiki datang secara tiba-tiba karena Urashiki adalah seorang Otsutsuki.

Sakura tersentak dikejutkan dengan kehadiran seekor kura-kura dan ia sangat kenal dengan kura-kura tersebut. Karasuki.

"Hai, Nona Pink! Bagaimana kabarmu?" tanya Karasuki terpekik senang.

"Aku baru saja bangun dan tenagaku sudah mencukupi bahkan lebih, maka dari itu aku bisa bangun," utar Karasuki kemudian melompat ke pangkuan Sakura.

"Karasuki, jangan berbicara terlalu keras," peringat Sakura takut bila penjaga yang ada di depan kamarnya mendengar itu semua dan melaporkannya pada Urashiki.

Karasuki mengernyitkan dahinya bingung. Karasuki mulai mengedarkan pandangannya kearah sekeliling.

"Kita dimana, Nona Pink?" tanya Karasuki.

"Kita ada di istana Urashiki," balas Sakura dengan suara yang terdengar lirih.

Karasuki terperanjat kaget, namun Sakura segera menenangkan Karasuki agar tidak berteriak atau melakukan hal yang bisa membuat dirinya diketahui oleh penjaga jika ada di istana bersama dengan Karasuki.

"Tenanglah, Karasuki. Jangan bertindak gegabah," peringat Sakura kembali.

"Bagaimana cara Nona Pink bisa kemari?" tanya Karasuki mulai bertanya menyelidiki apa yang terjadi selama ia tertidur.

Sakura menghela napas pelan kemudian menceritakan semua yang terjadi bermula dari saat Sakura dan yang lainnya beristirahat di bawah pohon rindang sampai pemaksaan Urashiki agar dirinya menikahi Urashiki.

"Ini sangat rumit, Nona Pink," komentar Karasuki.

Sakura mengangguk dan menyenderkan kepalanya di kepala ranjang dengan sedikit kesal. "Aku sudah tak betah ada di sini. Aku ingin keluar."

"Aku tau itu, Nona Pink. Tapi kita harus pikirkan rencana yang matang yang tidak merugikan janinmu nanti," sahut Karasuki bijak.

"Bagaimana mau membuat rencana jika besok sudah akan dilakukan pernikahan?" tanya Sakura frustasi.

Karasuki mengelus pelan lengan Sakura. "Tenanglah, Nona Pink. Percaya padaku dan kita akan segera keluar dari sini."

"Bagaimana caranya?" tanya Sakura.

"Aku ini adalah alat turun temurun dari klan Otsutsuki dan aku tau segalanya tentang Otsutsuki," jelas Karasuki pada Sakura.

"Termasuk kastil besar ini?" Karasuki mengangguk.

"Istana milik Toneri dan Urashiki sangat berbeda, walau Toneri lebih unggul dari Urashiki dalam hal kekuatan." Sakura mengangkat alisnya bingung.

"Istana ini dulunya adalah salah satu istana petinggi Otsutsuki yang seharusnya diwariskan pada Otsutsuki lain, tapi Urashiki merebutnya dengan cara yang curang."

"Keistimewaan istana ini adalah penjagaannya yang ketat. Istana ini memiliki jantung yang mengendalikan semuanya yang ada disini."

"Jadi, jika kita menghancurkan jantung itu, maka semua penjagaan akan pudar?" tanya Sakura yang diangguki oleh Karasuki.

"Tapi, masalahnya aku tidak tau dimana letak jantung itu, Nona Pink." Seketika tubuh Sakura lemas sendiri dibuatnya.

"Tidak ada yang tau dimana jantung istana itu berada. Hanya pemilik istana yang tau," sambung Karasuki.

"Lalu, bagaimana kita bisa menemukannya?" tanya Sakura menahan rasa frustasinya sejak awal. Mungkin ini sebab dari kehamilannya yang masih dalam tahap awal hingga emosinya selalu tidak terkendali.

"Besok kau harus bisa membuat Urashiki mengundur waktu pernikahan, Nona Pink. Itu satu-satunya cara agar kita bisa menemukan jantung istana," balas Karasuki membuat Sakura terdiam berpikir.

"Jika itu berhasil, aku bisa menjalankan sesiku, Nona Pink."

"Sesimu?" ulang Sakura mengoreksi.

Karasuki mengangguk. "Selain menembus ruang waktu, aku bisa merasakan benda pusaka dari klan Otsutsuki."

"Berarti kau bisa menemukan jantung istana?" tanya Sakura sedikit bersemangat.

"Ya, jika jaraknya dekat denganku."

Adventure In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang