Part 49 : Kabar

3.9K 401 50
                                    

"Tunggu, ada yang kurang disini."
Semua mata memandang Sasuke dengan serius bercampur bingung. Tapi yang pasti Sasuke sepertinya sudah memecahkan sesuatu yang janggal.

"Dimana Karasuki?"

Naruto menepuk keningnya pertanda dirinya baru sadar bila Karasuki tidak ada bersama dengannya. Dan Naruto juga baru ingat jika Karasuki ada bersama Sakura.

"Aku sampai melupakannya."

Sarada, Boruto dan Mitsuki mengernyitkan dahinya tak mengerti. Di dalam benak mereka bertanya-tanya siapakah Karasuki itu.

"Siapa Karasuki itu, Papa?" tanya Sarada penasaran.

"Alat hidup peninggalan klan Otsutsuki dan sekarang dia ada bersama Mama-mu," balas Sasuke.

"Sepertinya itu akan berguna. Karasuki adalah alat peninggalan klan Otsutsuki yang pasti bisa menolong Mama," pekik Sarada senang.

Mitsuki mengangguk sependapat dengan Sarada. "Mungkin benar. Karasuki bisa membantu walau sedikit."

Dalam hatinya, Sasuke mengutuk Karasuki si kura-kura jadi-jadian itu. Bahkan ia juga mengutuk dirinya sendiri karena bisa-bisanya dirinya tak sadar jika Karasuki ada bersama istrinya.

Dan sekarang Karasuki diuntungkan sedangkan Sasuke yang dirugikan. Karasuki semakin banyak waktu yang akan dihabiskannya dengan Sakura, sedangkan Sasuke hanya bisa membayangkan. Benar-benar tidak adil, pikirnya.

Srek! Srek!

Bunyi semak-semak yang bergerak mulai membuat mereka semua yang berkumpul merasa waspada karena di daerah hutan ini masih di area wilayah kerajaan Otsutsuki Urashiki. Dan pastinya beberapa warga juga kemari entah itu satu atau dua orang saja.

"Diam dan waspada," peringat Naruto diangguki oleh yang lain.

Mitsuki mengulurkan tangannya ke tanah dan muncullah seekor ular putih dan ular tersebut menyelusup masuk ke semak-semak menuju ke tempat suara berasal.

Tak lama kemudian ular tersebut kembali dan Mitsuki tampak menyimak apa yang ingin ular itu sampaikan.

"Apa yang kau dapat, Mitsuki?" tanya Boruto.

Mitsuki menoleh kearah kedua rekannya. "Ada beberapa orang yang berjalan kearah sini."

"Kusarankan kita bersembunyi diatas pohon," saran Mitsuki.

"Saran yang tidak buruk," komentar Suigetsu kemudian loncat keatas dahan pohon yang cukup menangkup berat badannya.

Langkah kaki pun terdengar, mereka segera melompat keatas pohon memastikan dirinya tidak diketahui oleh siapapun. Tak lupa pula mereka menonaktifkan chakra agar tak ada siapapun yang bisa merasakan chakra mereka.

"Itu dia," gumam Karin saat melihat tiga orang pria berjalan di jalanan hutan. Sepertinya mereka adalah penjaga hutan, telihat dari pakaian yang dikenakan dan senjata yang ada di tangan mereka berupa tombak.

"Pernikahan Urashiki-sama dan wanita cantik itu sepertinya ditunda," ucap salah satu dari mereka memulai pembicaraan.

Dua penjaga lainnya menoleh dan mengangguk setuju. "Kudengar wanita yang akan dinikahi oleh Urashiki-sama sedang mengandung dua anak kembar."

"Kurasa itu adalah hasil benih Urashiki-sama," komentar salah satu penjaga lainnya.

Sarada terkejut begitu juga dengan Sasuke, Naruto dan Boruto. Mereka bahkan tidak tau jika Sakura tengah mengandung dua janin sekaligus.

"Anak kembar? Aku akan mempunyai adik kembar? Ah, senangnya!" batin Sarada memekik gembira.

Berbeda dengan Sarada, justru Sasuke menggeram kesal bercampur marah. Bahkan aura gelapnya bisa dirasakan oleh Tim Taka, Boruto bahkan rekan timnya sendiri, Naruto.

Sasuke tidak terima jika anaknya yang dengan susah payah ia buat malah ditandai oleh Urashiki sebagai anak keturunan Otsutsuki. Anaknya adalah Uchiha bukan Otsutsuki. Sepertinya Urashiki memang meminta pelajaran darinya.

"Apa yang kurasakan sampai aku marah seperti itu?" batin Sasuke bertanya-tanya saat merasakan aura gelap yang memancar dari dirinya yang berasal dari masa depan.

"Apa aku mengandung anak kembar dari Sasuke-kun nanti?" batin Karin penuh harap. Harapannya besar agar di masa depan nanti dirinya bisa menjadi bagian hidup dari Sasuke.

-o0o-

Malam harinya, Sakura masih terjaga begitu pula dengan Karasuki. Mereka masih memikirkan bagaimana cata keluar dari ruangan yang besar dan pengap ini.

Setiap kali Sakura memanggil para pelayan dan meminta untuk berjalan-jalan selalu ditolak membuat Sakura mrnjadi frustasi. Dirinya merasa seperti burung yang dikurung di dalam sangkar emas.

"Bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari sini?" tanya Sakura mengacak rambut pendeknya frustasi. "Aku bingung sekali!"

"Beri aku waktu, Nona Pink. Biarkan aku memikirkan solusi," ucap Karasuki yang bersender di lengan Sakura sebagai bantalnya.

Karena sangat bosan, Sakura mulai beranjak berdiri dengan hati-hati dan kembali berjalan mondar-mandir di sepanjang kamarnya yang luas.

"Nona Pink!" panggil Karasuki dan Sakura menoleh dengan pandangan semangat berharap Karasuki memiliki ode agar bisa keluar dari kamar ini.

"Aku ingat sesuatu."

Adventure In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang