Part 34 : Merepotkan

4.6K 471 21
                                    

"Dia aman bersama diriku. Jangan khawatir..."

Sakura dan Naruto memasang wajah bingung mereka. Butuh proses sedikit lebih lama untuk mencerna semua kata-kata yang keluar dari mulut Sasuke.

"Ahh!" Sakura memekik pertanda ia tau, sampai-sampai Boruto pun terkejut dibuatnya. "Berarti Sarada ada bersama Sasuke-kun di masa ini!"

"Jika begitu Sarada dan Mitsuki ada dimana, dattebayo?" tanya Naruto yang sedari tadi diam.

Sasuke memasang wajah serius. Kini, memori pada masa lalu membuatnya sedikit teringat pada sang kakak. Banyak kenangan yang ia habiskan bersama Itachi walau kakaknya itu dulu sangat sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

Sakura yang paham akan situasi pun mengelus pelan bahu Sasuke sebagai tanda support dari Sakura untuk suami tercinta.

"Jika dilihat dari waktu, sepertinya Itachi akan dibangkitkan menggunakan edo-tensei oleh Kabuto," kata Sasuke dengan berat hati kembali membicarakan tentang masa lalu.

"Dan aku tidak pernah mendengar sejarah ini dalam buku sejarah desa Konoha," batin Boruto meringis.

Tentu saja cerita yang dialami oleh Sasuke disembunyikan secara pribadi agar menjaga privasi bagi keluarga Uchiha. Bahkan yang bisa memgakses buku-buku privasi keluarga Uchiha hanya petinggi desa.

Sejarah memang sulit ditebak. Boruto bahkan sekarang menyesal karena dulu sangat suka sekali melanggar perintah Sarada untuk membaca buku sejarah dan memilih untuk bermain game. Dan lihatlah saat Boruto di masa lalu, terasa dirinya yang paling bodoh.

"Um, kapan kita akan menjemput mereka?" tanya Sakura.

"Kita akan berangkat besok. Kita perlu persiapan lebih, apalagi Sakura tengah hamil sekarang," sahut Sasuke mutlak.

Sakura mulai mengerucutkan bibirnya kesal. "Kau seakan menyalahkanku. Padahal kau yang membuatku menjadi hamil."

Bolehkan ayah dan anak Uzumaki tertawa sekarang? Mereka tak kuasa menahan tawa ketika melihat wajah Sasuke yang seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Sakura.

Sasuke mulai mengembalikan wajah datarnya seperti semula. Jangan sampai image seorang Uchiha Sasuke yang selama ini ia jaga sudah terkorek oleh orang lain selain keluarga kecilnya.

"Tapi kau menikmatinya, Sakura."

Rasanya Sasuke ingin menerkam Sakura seperti seekor singa yang menerkam mangsanya. Bibir ranum Sakura yang mengerucut kesal membuat hasrat Sasuke seakan terombang-ambing seperti gelombang deras air laut.

Sakura beranjak dari duduknya membuat Naruto, Sasuke dan Boruto menjadi was-was bila Sakura melakukan hal yang nekat seperti tadi.

"Wanita hamil memang merepotkan, ya," batin Boruto ngeri jika nantinya Sakura ngidam banyak hal dan melampiaskan semua emosinya pada Sasuke.

Poor Sasuke...

Mereka bertiga menghela napas lega saat Sakura hanya memasuki pondok kayu yang sudah kumuh. Untung saja Sakura tidak lari jauh dari mereka, bisa makin memburuk jika Sakura pergi kearah manapun yang ia mau jejaki.

Malamnya, Sasuke kini tengah menjalankan satu misi yang sangat susah, bahkan lebih susah dari misi yang Sasuke dapatkan selama ini.

Hanya perlu membujuk Sakura agar memaafkannya dan misinya selesai. Memang sepele tapi bagi Sasuke lebih baik tidak membuat Sakura marah dibanding Sasuke sendiri yang kena akibatnya seperti sekarang.

Saat ini, Sasuke dan Sakura tidur diatas pohon sakura. Jangan ditanya lagi karena ini keinginan Sakura dan jika Sasuke tidak mau tidur bersama Sakura maka Sasuke bisa tidur bersama ayah dan anak Uzumaki yang tidur di pondok yang beberapa bagiannya sudah dibersihkan.

Alhasil, disinilah sepasang suami dan istri Uchiha. Diatas pohon sakura dan tidur disana.

Sasuke memang sudah biasa tidur di atas pohon disaat misi atau dulu saat dirinya masih menjadi pengkhianat desa. Namun, ia khwatir jika Sakura merasa tidak nyaman atau ada sesuatu yang kurang karena ia tau dengan teliti setiap misi, Sakura selalu tidur diatas tanah bukan diatas pohon.

"Sakura..."
Sasuke menoleh kearah tempat Sakura berbaring, disebuah dahan yang bisa menampung tubuh rampingnya. Dan sialnya Sakura membelakangi diri Sasuke seakan tak mau melihat suaminya sendiri.

"Sakura.."
Lagi-lagi tak ada jawaban atau sahutan dari Sakura. Kesabaran ada batasnya dan ini yang terakhir, "Saki.."

Sasuke beranjak kemudian melompat ke dahan dimana Sakura tengah berbaring. Sasuke dibuat terkejut ketika Sakura menangis dalam diam, padahal selama ini Sakura selalu menangis mengeluarkan suaranya bukan seperti sekarang ini.

Wanita hamil memang merepotkan, itu yang Sasuke akui sekarang. Tapi apa boleh buat? Dia harus bersabar hingga sang anak lahir ke dunia. Dan ini merupakan cobaan.

"Kenapa, hm?" tanya Sasuke kemudian menarik tangan Sakura hingga sekarang istrinya berada di dekapannya.

"Kenapa menangis, hm?" Sasuke kembali bertanya.

"Hiks.. hiks.. Tidak tau!" pekik Sakura kemudian air matanya begitu saja banjir hingga membasahi kaos hitam Sasuke, namun pria Uchiha itu tidak mempermasalahkannya. Asalkan Sakura bahagia, maka dia akan melakukan apa saja.

"Kenapa tidak tau?" Sasuke sekarang tengah mencoba untuk bersabar. Kenapa? Karena Sasuke tidak pernah berbicara bertele-tele. Hanya sekali ini seumur hidup ia berbicara bertele-tele pada Sakura karena hormon Sakura yang tengah naik turun akibat si bayi.

Sakura menggeleng dan air matanya masih saja membanjiri wajahnya membuat Sasuke tak tega melihatnya.

"Aku sudah bilang tidak tau, jadi jangan tanya terus-menerus! Hiks!" pekik Sakura kesal.

Dan akhirnya Sasuke memilih mengalah. Ia terus mendekap istrinya agar kehangatan terus mengalir dalam tubuh Sakura dan anaknya juga akan merasakan kehangatan yang ia berikan.

Terus saja Sasuke mendekap Sakura hingga istri bersurai merah muda itu mendengkur halus pertanda ia sudah masuk ke dalam alam mimpi. Dan Sasuke pun mulai begadang untuk berjaga-jaga jika ada musuh yang mengintai walau ia sudah memasang banyak perangkap disekitar pondok dan pohon sakura.

Adventure In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang