Egoku dan egomu.

29 2 0
                                    

Hari-harimu dikerahkan penuh untuk mengejar karirmu, sementara hari-hariku adalah karir dalam mengejarmu. Itu adalah profesi harianku yang tak bergaji, bahkan tak bernilai bagimu.

Aku terduduk lesuh di sudut kursi, disaat dirimu berdiri di depan ribuan penonton dan engkau berkata seolah menyudutkanku. Aku bagaikan penonton yang telat memesan tiket pertunjukan drama, walau aku yang harusnya pantas menduduki kursi depan.

Mencintaimu seperti mendekap api. Aku butuh kehangatan dalam rasaku, lalu dirimu justru berusaha membakarku. Aku ingin meniupmu dengan lirih, ternyata cahayamu segera padam.

Kau terlalu ego memalingkan wajahmu, dan aku terlalu ego untuk terus mencintaimu. Kau hanya memahami teori tadqir dan kuasa Tuhan, sementara aku hanya memahami cinta totalitas.

Sudahkah kau menatap langit yang kemarin malam baru saja kutatap? Gambaran wajahku tidak ada disana, bahkan tidak ada di permukaan hatimu.

Aku mampu menuliskan untukmu ribuan kalimat dalam satu buku, namun bibirmu kelu hanya untuk mengucapkan "aku mencintaimu kembali". Bagimu, hidup bukan hanya tentangku. Bagiku, hidup adalah hari-hari dengan bayangan semu wajahmu.

Sesak (senandika cinta).Where stories live. Discover now