15. [Ferisha]

1K 185 219
                                    

Happy Reading♡

Terkadang aku ingin terlihat jahat, di depan banyak orang.
Daripada aku terlihat baik, tapi menusuk di belakang.

●●

Ting

+6287256120102

Hai, kamu nggak perlu khawatir ya.

Agatha mengerinyit heran, setelah mendapatkan pesan dari nomor yang tidak di kenal. Siapa sebenarnya orang itu, kenapa orang itu menyuruhnya agar tidak khawatir? Apakah mungkin, jika orang itu tahu tentang kehidupannya?

Entahlah, yang pasti Agatha tidak mau memikirkan hal itu sekarang.

Setelah selesai menjalankan kemoterapi, Agatha disuruh oleh dokter Andi untuk beristirahat di kamar rawat inap. Ternyata kemoterapi, bukanlah hal yang menyenangkan seperti yang Agatha bayangkan. Justru malah sebaliknya, kemoterapi terasa sangat nyeri di tubuhnya.

Ceklik

Agatha tersentak kaget, ketika melihat seorang cowok berperawakan tinggi masuk ke dalam kamar rawatnya. Wajah tampannya, sempat membuat Agatha terpesona. Tapi, cepat-cepat ia musnahkan pikiran itu.

"Kak Justin.. kok ada disini?" tanya Agatha bingung.

"Lo sakit?"

"Enggak kok kak, cuma.."

"Nggak usah bohong. Gue udah tau," jawab Justin dingin.

"Ha? Kak Justin tau apa tentang aku?"

"Lo sakit kanker hati kan?"

"Kak Justin.. tau darimana?" tanya Agatha.

"Gue tadi denger lo ngobrol sama Dokter Andi," jawab Justin jujur.

Senyuman tipis, itulah yang Agatha tunjukkan kepada Justin. "Jangan bilang ke siapa-siapa ya kak, termasuk keluarga gue. Gue nggak mau jadi beban buat mereka."

"Oke."

"Oh iya, sebenarnya gue pengen nemuin lo kak kemarin. Tapi lo nggak ada, gue pengen ngomong sesuatu sama lo."

"Mau ngomong apa?"

"Gue dapat clue lagi kak."

"Isinya?"

"Violet."

"Lo kenal siapa pemilik nama itu?"

"Iya kak, gue takut, Violet itu nama belakang mama. Gue nggak mau mama jadi korban selanjutnya." lirih Agatha.

"Kalo gitu, lo harus bilang sama Gavin dan abang pertama lo, Tino. Supaya mereka bisa jagain Mama lo dari jauh, dan jangan sampai Mama lo tahu hal ini."

"Memangnya kenapa kak?"

"Pasti Mama lo nggak bakal percaya, dan malah menyepelekan kejadian nanti."

Agatha hanya bisa mengangguk, ia benci jika ada orang yang terus menerus menerror keluarganya. Tidak cukupkah orang itu dengan membunuh Papanya?

Agatha tahu, Papanya bukanlah korban kecelakaan yang tidak di sengaja. Justru kecelakaan itu sudah di rencanakan sebelumnya. Bahkan polisi pun menemukan ada tusukan pisau di bagian dada Papanya. Kurang cukup kah orang itu sudah membuat Papa Agatha celaka, ditambah dengan tusukan pisau?

Kadang batinnya bertanya, kenapa orang itu tega melayangkan nyawa seseorang? Siapa sebenarnya orang berjubah hitam itu, sampai-sampai jejaknya saja tidak terlihat oleh polisi. Benar-benar misterius.

XELLADonde viven las historias. Descúbrelo ahora