11. Curhat Dong, Mas

8 0 0
                                    

Kemarin waktu aku pulang dalam keadaan benjol tidak ada yang berkomentar. Mama dan papa sedang keluar kota beberapa hari, sedangkan adik kalau nggak ada papa dan mama di rumah otomatis dia pergi nginap di rumah temennya. Yak, betul. Daniel.

Untung saja rumah kosong, kalau kemarin ada orang bisa-bisa aku diinterogasi sama mama. Dimarahi gara-gara jatuh terus. Perasaan aku nggak sesering itu deh jatuh sampai harus dimarahi persis bocah TK.

Ya, tapi aku maklum. Semua orang tua pasti menganggap anaknya masih kecil walau sudah jadi buyut sekalipun.

Sepulang sekolah, seperti biasa, aku segera menuju kamar mandi. Ya jelas mandi dong, nggak perlu ditanya. Masa' aku dugem di kamar mandi?

Boro-boro ke dugem buat minum alkohol, wong aku minum Fanta kebanyakan aja muntah.

Seusai mandi, aku mengenakan pakaian, berjalan santai menuju lemari khusus untuk perbekalan menonton TV. Saat kubuka, TERNYATA KOSONG!

Padahal aku sudah masukkan ke lemari pakaianku yang paling dalam. Aneh banget kalau adekku bisa tahu aku taruh snack di sana!

Kesal, aku membanting pintu lemari. Berjalan dengan mengentak-entakkan kaki sembari turun ke lantai bawah.

Aku merasa sudah melakukan hal ini berkali-kali. Kesal karena jajananku dicolong si adek bangsat, lalu pergi ke supermarket.

Eh, supermarket? Bisa ketemu mas Kinan dong?

Aku yang tadinya kesal, berubah menjadi sumringah. Lumayan dong, bisa bincang-bincang akhlaq bersama mas Kinan, bukan sama bang Jek yang di Twitter, ya!

Aku mengambil jaket abu-abu yang bersih dari lemari, menyemprotkan parfum, lalu segera berjalan riang menuju halaman depan.

Mas Kinan, ai yem kaming!

***

"Selamat datang!"

Aku tersenyum, lalu pergi ke rak Snack dan minuman dingin. Aku berputar-putar sebentar untuk melihat harga sabun muka dan masker yang biasa kubeli. Wow, harganya turun. Aku langsung menyambar dan berjalan menuju kasir.

"Kamu sering banget beli jajan, nggak gemuk tapi. Aneh," kata mas Kinan sambil menempelkan benda hitam ke barcode. Sampai sekarang aku nggak tahu namanya.

"Adekku itu suka ambil jajanku. Nggak mau beli sendiri!" Aku memukul telapak tanganku gemas. Membayangkan telapak tanganku itu adalah wajah mengesalkan Zakky.

Aku melihat mas Kinan menatap langit melalui jendela supermarket. Setelah itu, ia menoleh.

"Kamu ada acara nggak, nanti?"

"Enggak."

"Mau keluar?"

"Iya, nanti habis mas Kinan kasih belanjaannya, aku keluar supermarket."

"Bukan gitu." Mas Kinan tertawa. Ya ampun, 'kan aku jadi kecanduan kalau mas Kinan ketawa terus.

"Maksudnya, habis dari supermarket ini kamu mau nggak keluar bareng aku?"

"Anterin pulang?"

"Kita jalan-jalan."

"Hah?"

"Aku sudah izin papa sama mama kamu. Bentar."

Ia mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan sebuah pesan padaku yang berisi tentang mas Kinan izin ke mama supaya aku bisa jalan-jalan. Aku otomatis terperangah, dong!

"Coba kamu telpon mama kamu."

Aku awalnya sedikit aneh, tetapi akhirnya tetap kulakukan. Takutnya nih mas Kinan menyekap papa dan mama agar aku bisa pergi jalan-jalan berduaan sama mas Kinan. Eh, apaan sih kok ngelantur? Apaan juga mikir berduaan? Bisa aja bareng sama temennya, terus pergi bareng banyak orang.

"Assalamualaikum. Halo, Ma?"

"Waa'laikumussalam. Kenapa, Put?"

"Aku boleh keluar bareng mas Kinan?"

"BOLEH DONG, PAKE BANGET!" Aku langsung menjauhkan ponselku menjauh dari telinga. Kalau tidak, kupingku bisa budeg beneran. Sekilas aku melihat mas Kinan menahan tawa.

"Nggak usah pake teriak, Ma. Kupingku nanti jebol."

"Udah gak ada lagi 'kan yang mau ditanyain? Mama mau pacaran nih sama Papa."

"Iya-iya. Assalamualaikum."

"Waa'laikumussalam."

"Gimana? Boleh?"

"Iya, boleh."

"Kalau gitu sekarang aja, ya."

Aku mengernyit. Melirik pakaian mas Kinan. Loh, baju bebas. Aku kok nggak sadar ya mas Kinan pakai baju bebas? Apa gara-gara aku salfok terus sama wajahnya?

"Apa langsung pulang?"

Aku melihat diriku dari atas sampai bawah. Celana putih biru dongker kain garis-garis, jaket abu-abu, dan sandal jepit.

"Nggak, langsung aja."

"Oke."

Mas Kinan masuk ke ruang karyawan, tak lama ia keluar.

"Ini, kalau kamu mau bisa pakai sepatuku."

"Nggak usah repot-repot."

"Aku nggak masalah kalo direpotin sama kamu."

IIISSHHHH!!!

Aku memutuskan untuk membawa sepatu itu karena aku merasa sandalnya masih sesuai kok sama pakaian yang aku pakai. Btw, mas Kinan kok peka banget ya kalau aku mau ganti pakai sepatu? Jadi makin baper nih, huhu. Pakai emot nangis.

Setelah keluar dari supermarket, aku disuruh menunggu sebentar. Aku memilih duduk di kursi yang disediakan, lalu melihat sepatu yang dipinjami mas Kinan. Sepatu Converse hitam putih. Kayaknya ini bukan kw deh, soalnya jahitan sama bentuknya rapi banget.

Tiba-tiba mobil berhenti di depanku. Seseorang membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

"Ayo, berangkat."

LOH? MAS KINAN PUNYA MOBIL?

"Kok?"

"Iya, itu dari uang nabung, ahaha."

WAAAATTT GAJI DI KASIR BERAPA SAMPE BISA BUAT BELI MOBIL? Wah, kalau gitu aku juga mau dong kerja di sana.

"Tapi..., motornya?"

"Ish, iya-ya. Bentar."

Mas Kinan masuk ke dalam supermarket, lalu keluar membawa temannya yang bernama Bagus.

"Bagus, kamu tolong bawain motornya Puput sampai rumah, ya."

"Loh, Mas? Kok sampai ngerepotin orang lain gara-gara aku?"

"Bagus nggak masalah, kok. Iya 'kan?"

"Iya, saya nggak masalah."

"Tapi tetep aja aku ngerasa nggak enak."

"Nggak papa, Dek. Saya nggak banyak kok tugasnya."

Aku sempat melihat wajah mas Kinan cemberut. Lah? Kok cemberut?

Eh iya, daripada nggak selesai-selesai, lebih baik aku mengiyakan saja. Toh, aku nggak rugi.

"Kalo gitu aku sekalian pulang aja, mas. Mau taruh belanjaan dulu."

"Yaudah, ayo."

Mas Kinan membukakan pintu mobil untukku. Bukan hanya itu, ia menempelkan punggung tangannya ke pinggiran atap mobil agar kalau aku nanti tak sengaja kejedot, bakal terlindungi tangan mas Kinan. Inginku teriak, 'HALALIN AKU MAS, TAPI NUNGGU LULUS KULIAH!'

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Little Bit About YouWhere stories live. Discover now