Ch 01 Waiting at Beijing Daxing International Airport

1.2K 102 10
                                    

Beijing Daxing International Airport, merupakan bandara internasional terbesar di dunia yang baru dibuka pada bulan September 2019. Ini merupakan bandara internasional kedua di kota Beijing. Banyak non stop flights dari berbagai maskapai besar yang beroperasi di bandara yang terletak di antara Beijing dan Langfang ini seperti Air France, American Airlines, Etihad Airways, Finnair dan Garuda Indonesia.

Orang-orang dari berbagai penjuru dunia dengan karakteristik masing-masing berlalu lalang ke sana kemari. Pelukan pertemuan atau perpisahan sudah menjadi pemandangan umum di setiap sisi bandara. Keluarga yang sedang menikmati holiday, para pelaku usaha yang melakukan business trip, dan ratusan atau ribuan backpacker itulah yang menjadi pengunjung harian di airport. Serta banyak pula dari solo traveler yang terlihat masa bodoh dengan sekitarnya; mereka menyibukkan diri mengecek ponsel atau membaca buku.

Arthur Chen Feiyu berdiri di depan International Departure Board, sementara informasi flight PKX – CDG (Beijing – Charles De Gaulle (Paris) Airport) sudah menunjukkan 'check in open'. Puluhan orang segera berbaris di depan mesin self check in Finnair dengan paspor dan smartphone di genggaman tangan. Beberapa masih terlihat sibuk dengan luggage mereka yang rata-rata berukuran 40 kg.

Laki-laki 194 cm itu melihat ke arah pintu masuk International Departures, mencari sosok yang dinantikannya, "Yunxi... Laoshi Yunxi...," gumamnya.

Beberapa cewek terlihat berbisik-bisik saat melihat sosok Feiyu. Mulai menyadari bahwa mereka ingin mendekatinya, Feiyu segera merapikan topinya dan menutupinya dengan hoodie hitam 'Birds Don't Sing', serta menaikkan masker hingga mencapai pangkal hidung. Dia segera meninggalkan Departure Board, dengan menarik luggage besarnya; menuju ke antrian self check in.

"Laoshi Yunxi...!" teriaknya dalam hati.

Setelah mendapatkan boarding pass, Feiyu segera mengantri di barisan self bag drop. Saat berdiri di barisan depan, seorang petugas wanita memintanya menunjukkan boarding passnya. Wajahnya langsung berbinar saat membaca nama yang tertera "Arthur Chen Feiyu?!"

Feiyu hanya mengangguk sebentar dan terlihat acuh.

"Sendirian?"

"....."

"Anda sendirian ke Paris?" tanya petugas itu kembali sambil memasangkan bag tags.

"Hmmm...."

Rupanya petugas itu menyadari bahwa actor yang berdiri di depannya menunjukkan sikap yang tidak ingin ada pertanyaan lebih lanjut. Segera dipersilakan Feiyu untuk meletakkan luggagenya di self bag drop installation, kemudian dipersilakan ke bagian immigration counter.

Sebelum melangkahkan kaki ke area pemeriksaan imigrasi, Feiyu membalikkan badannya dan dengan seksama melihat ke arah pintu masuk International Departures. Dia terdiam dan menatap lama orang-orang yang berdatangan memasuki terminal internasional itu. Kemudian segera diambilnya iphone 11 Pro dari sakunya, dibukanya list contact di dalamnya, dengan cepat ibu jarinya menemukan nama yang sejak tadi bergema di dalam hatinya.

Laoshi Yunxi; nama itu tertulis jelas di screen iphonenya. Icon direct call seperti sesuatu yang terlihat menyeramkan di matanya; apa yang akan terjadi jika dia menekan icon itu? Dan apa yang akan terjadi jika dia tidak menekan icon itu?

Feiyu menelan ludahnya dalam-dalam dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya; melewati petugas bandara dan segera mengantri di barisan immigration counter.

Saat memasuki area waiting room, terlihat dari balik kaca ruangan, air hujan mengguyur area bandara dengan derasnya. Dengan melihat warna kelabu pucat dari langit yang menggantung bisa diperkirakan sepertinya hujan merata sampai pusat kota Beijing.

(END)✨BEIJING et PARIS✨Kde žijí příběhy. Začni objevovat