Ch 02. 🔞 Say Yes I do, please!

1.3K 93 35
                                    

MATURE CONTENT 18+

"Ahhh... Laoshi Yunxi, aku capek," keluh Feiyu sambil meletakkan kepalanya di pundak kecil actor itu.

Yunxi hanya hmmm sambil membuka iphonenya, kemudian membaca komen-komen di akun douyinnya. Dia sempat mengupload video dengan durasi yang cukup singkat sebelum acara dimulai, di mana pada konten video itu, dengan sengaja terlihat Feiyu sedang berdiri di belakangnya dari kejauhan dengan menunjukkan sederetan gigi putihnya seperti seekor anjing yang siap menggongong. Tentu saja, respon like dan komen langsung membanjiri postingan tersebut.

Mereka berdua duduk di tepi tempat tidur di kamar Yunxi, tempat mereka bermalam di Park Plaza Beijing Wangfujing Hotel. Sementara para asisten mereka masih sibuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan fan meeting dari Bromance Live Action di mana mereka berdua adalah main actors. Fan meet yang baru saja berakhir itu benar-benar sukses, hanya dalam hitungan kurang dari 1 jam, semua tiket langsung sold out. Acarapun berlangsung dengan baik, tidak ada masalah yang berarti. Para fans mereka yang pada awalnya terlihat tidak teratur, berkat kesigapan para security pada akhirnya merekapun bersikap baik terutama pada saat fan sign dan pembagian official merchandise.

"Yunxi ini punyamu," ucap asistennya sambil meletakkan paper bag Starbucks di meja.

"Xièxie," jawabnya.

"Apa ada lagi yang kamu butuhkan?"

"Hmmm...tidak ada. Untuk semua surat dan hadiah dari mereka (fans) akan kubuka besok."

"Oke, selamat istirahat."

Asisten Yunxi pun beranjak keluar, sampai tiba-tiba asisten Feiyu muncul kembali di kamar itu dengan sedikit kacau.

"Feiyu, apa ada yang kamu butuhkan di kamarmu? Maaf aku belum menyiapkan apa-apa untukmu."

"Nggg... tidak ada, kunci saja kamar itu," jawabnya malas sambil melempar kunci kamar ke asistennya. "Aku mau tidur di sini."

"Ah... oh...oke," jawabnya sambil menerima kunci itu yang jatuh tepat di kedua telapak tangannya.

Pintu kamar itupun segera tertutup kembali. Sementara, Yunxi masih sibuk menscroll komen-komen di postingannya. Karena merasa terabaikan dan tidak mendapatkan respon, Feiyu pun merebahkan badannya di atas paha actor 177 cm itu. Kemudian melingkarkan salah satu tangannya di pinggang ramping Yunxi.

"Kenapa pinggangmu kecil sekali?" tanyanya. "Lihat, aku bisa melingkarkan satu tanganku secara penuh di sini."

"Hmmm... kamu saja yang kebesaran badan," jawab Yunxi sambil menyingkirkan tangan Feiyu dari lingkar perutnya.

Dalam hitungan sepersekian detik tangan itu kembali lagi mendarat di tempat yang sama dan kini lebih erat.

"Arthur, ayo berdiri, aku capek, mau tidur."

"Nggg..."

"Ada apa denganmu?" tanyanya sambil menepuk kepala Feiyu. "Kamu jangan tidur seperti ini, aku tidak dapat bergerak sama sekali."

Tiba-tiba secepat serangan singa saat mendapatkan mangsanya, Feiyu serta merta memegang kedua pundak Yunxi dan merebahkannya di atas tempat tidur.

"Arthur!"

"Hmmm...?" gumamnya sambil tersenyum nakal. Dengan posisi badannya di atas Yunxi, benar-benar sangat menguntungkannya untuk mengambil kontrol. "Iya?"

"Apa... Apa kamu tidak capek?" tanya Yunxi.

Lelaki itu tidak menjawab, dan langsung membenamkan kepalanya di leher Yunxi dan menggigit lembut telinga Yunxi; di mana terlihat titik kecil bekas lubang tindikan earring.

(END)✨BEIJING et PARIS✨Where stories live. Discover now