Ch 04 Please Pay Attention to Me

555 75 31
                                    

Hari itu, Yunxi duduk dengan sedikit gelisah di ruang pertemuan untuk membicarakan beberapa hal penting sebagai persiapan syuting live action yang akan dimulai beberapa minggu ke depan. Dia saling menyilangkan jari-jari dari kedua telapak tangannya dan memainkan ibu jarinya; mengusir rasa gugup! Sementara asistennya sedang sibuk berbicara dengan produser film yang duduk tidak jauh darinya. Mereka terlihat serius, dan diapun tidak ingin ikut campur.

Tiba-tiba pintu ruang pertemuan terbuka,...

"Selamat siang, maafkan atas keterlambatan kami," ucap seorang asisten wanita yang terlihat tomboi. "Tadi pada saat kami akan berangkat, tiba-tiba ada urusan yang cukup mendesak yang harus kami selesaikan segera."

Di belakang asisten itu, terlihat seorang laki-laki dengan tubuh tinggi yang cukup menarik perhatian seisi ruangan, ia pun menyusul meminta maaf dan membungkukkan badannya beberapa kali.

Tak lain adalah Arthur Chen Feiyu! Lelaki berambut pendek berwarna hitam pekat; mengenakan hoodie warna putih dengan gambar abstrak di bagian dadanya serta celana jeans hitam yang sobek-sobek di area lututnya. Dia terlihat sangat fashionable dengan tubuh tegap yang proporsional dan sepatu sneakers putih yang menghias bagian bawah kakinya yang panjang.

Yunxi menelan ludahnya dalam-dalam, sesuatu bergetar di dadanya, sangat pelan tetapi cukup membuatnya lupa sesaat akan keberadaan orang lain di tempat itu. Hingga akhirnya dia tersadar saat sebuah telapak tangan yang cukup besar terulur padanya.

"Salam kenal Gege Luo Yunxi," sapa suara yang sedikit berat dari lelaki yang berdiri dengan membungkukkan badannya ke arahnya. "Saya Arthur, Chen Feiyu yang akan menjadi lawan main di live action ini," lanjutnya dengan nada yang sopan.

Dia hanya terdiam...

"Yunxi... Yunxi," bisik asisten yang di dekatnya, "Itu... ayo salaman, mana tanganmu?" lanjut wanita itu sambil menepuk pelan punggung actor kurus itu.

"Oh... saya Luo Yunxi."

Diapun menyambut uluran telapak tangan itu.

Feiyu menerima tangan Yunxi dan tanpa diduga lelaki 19 tahun itu mendaratkan bibirnya dengan sangat lembut di atas telapak tangan yang putih itu. Sebagaimana seorang pangeran sedang memegang tangan seorang puteri pada pertemuan pertama mereka di sebuah pesta dansa.

Yunxi langsung menarik tangannya, wajahnya memerah seketika.

Orang-orang dalam ruang pertemuan itu pun tertawa.

"Kamu sangat menghayati peranmu, Feiyu!" ucap si produser sambil mempersilakan lelaki tinggi itu untuk segera mengambil tempatnya. "Sepertinya kamu sudah tidak sabar untuk memerankan kaisar Taxian Jun."

Feiyu menyunggingkan senyum tipisnya dan bersalaman dengan beberapa orang di dalam ruangan itu. Diapun segera menempati tempat duduk di seberang actor yang baru saja disapanya beberapa saat lalu, "Tentu saja tidak sabar, karena saya akan bermain di film yang sama dengan Gege Luo Yunxi, saya sangat menantikannya," lanjutnya dengan tidak mengalihkan sedikitpun pandangan matanya yang tajam dari Yunxi.

Rapat yang berlangsung sekitar kurang lebih 3 jam itu akhirnya selesai. Semua hal yang berkaitan dengan jadwal syuting, kebutuhan di lokasi pengambilan film, termasuk antisipasi jika terjadi kendala tidak terduga di lapangan menjadi pokok pembahasan di hari yang cerah itu. Naskah pun dibagikan kepada mereka berdua untuk dipelajari lebih lanjut sebagai penutup pertemuan.

"Saya ada perlu dengan kalian berdua," panggil produser itu kepada asisten Yunxi dan Feiyu. "Saya ingin kita membahas jadwal untuk keberangkatan ke Hengdian."

"Bagaimana denganmu?" tanya asistennya kepada Yunxi.

"Aku mau ke toilet dulu, nanti kita bertemu di lobby saja," jawab Yunxi sambil meninggalkan kursinya dan langsung sibuk dengan ponselnya.

(END)✨BEIJING et PARIS✨Where stories live. Discover now