•Ayah!•

1.2K 86 43
                                    

ReadyOrNot

"Ta, ayo dimakan dong. Jangan bengong terus."

Detha menoleh kearahmu, lalu tersenyum. "Iya ini aku makan kok."

Hari ini kamu sengaja mengajak Detha keluar untuk makan di salah satu restoran di dekat daerah rumahmu. Kamu berusaha untuk menghibur dan membuat Detha sedikit lupa akan Isal. Pasalnya Detha tak pernah terlihat keluar rumah beberapa hari ini, dia terlalu larut akan kesedihannya.

"Ini udah seminggu loh Ta, jangan sedih terus biarin Isal tenang disana." Tanganmu beranjak meraih tangan Detha untuk mengelus punggung tangannya.

Seketika wajah Detha merenung dan merunduk. Sejak kepergian Isal Detha benar-benar menjadi berubah. Dia bukan Detha yang kamu kenal. Tapi, kamu bisa memahami bagaimana perasaan Detha saat ini. Ditinggalkan seseorang yang sangat di kita cintai selamanya itu sungguh menyakitkan. Ditambah mereka akan segera menggelar pertunangan dan harus gagal begitu saja.

"Lix, apa lu gak merasa aneh?" Tiba-tiba Detha mendongakan kepalanya menatapmu.

Kamu mengernyitkan dahimu, bingung. "Aneh? Untuk?"

"Isal!!" Tegasnya.

"Detha please! Udah ya— Ikhlasin," ucapmu.

Detha mendengus kesal. "Tapi ini benar-benar aneh. Gue baru ngeh beberapa hari yang lalu." Detha mengerungkan dahinya seolah sedang berpikir keras.

"Coba kamu cerita Ta," tuturku.

Detha mengangguk. "Lu aneh gak sih, kita gak bisa liat muka Isal untuk terakhir kalinya waktu itu—"

"Tapi aku emang gak berani liat dia Ta, aku takut—" Celamu.

Detha tersenyum miring. "Ah itu mah elunya emang dasar beurangan! (Takutan) Gue ataupun yang lain gak ngeliat Isal untuk terakhir kalinya aneh gak sih? Jadi apa bener yang meninggal itu Isal?"

Kamu menepuk bahu Detha lumayan Keras itu membuatnya meringis kesakitan. "Kamu ngawur ya! Mana ada, orang jelas-jelas itu Isal."

"Bukannya kamu datang ke tempat Isal kecelakaan ya? Emangnya kamu gak liat dia?" Sambungmu.

Detha menggeleng pelan sambil mengulum mulutnya.

"HAH?! Kok Engga?" Tanya heranmu.

"Orang pas gue dateng mayatnya udah di dalem ambulan dan polisinya cuman ngasih ponsel sama dompetnya Isal makannya gue percaya itu Isal." Jelas Detha.

Kamu diam, untuk mencerna perkataan Detha sembari membayangkan kejadian malam itu. Tapi Jadi dipikir-pikir, pemikiran Detha ada benarnya juga. Mungkin saja itu bukan Isal, tapi...

"Huss! Kamu jangan mikir aneh Ta, mana mungkin sih..." ujarmu.

Detha mengepoutkan bibirnya. "Gue cuman aneh aja, Lix."

"Eh btw, belakangan ini aku perhatiin Si Fahri makin deket sama kamu." Kamu menatap Detha untuk sedikit merubah suasana yang terjadi.

Detha terlihat mengangkat kedua bahunya acuh. Memang Setelah pemakaman Isal terjadi Fahri selalu ada disamping Detha untuk menyemangatinya. Entahlah mungkin Fahri menyukai sahabatmu itu.

Ready Or Not! [COMPLETED]Where stories live. Discover now