Detik Keenam

16 2 0
                                    

بسم ألله الر حمن الر حيم

Semua Dengan Izin-Nya


Satu minggu memang tak akan berasa. Bagi Ari satu ucapan yang keluar dari orang terdekatnya ialah hal yang dijanjikan akan terjadi dengan Ijin-Nya. Perkataannya pada Abi ialah janjinya, begitu pula sebaliknya.

Hal yang sama terjadi pada Hakim, satu minggu yang lalu ia meminta waktu kepada para sesepuh untuk memantapkan pilihannya. Hari ini pula telah terwujud. Dihadapannya sudah ada Abah, Ummi, Rais, Karim juga Ari. Dari pihaknya Ummah, Aba, teh Fitri dan suaminya juga Sidqi. Yang tidak terduga ialah kedatangan Buya yang diundang oleh kedua pihak orang tua.

"Bismillahirrahmanirrahim, Abah, Ummi, hari ini saya datang bersama keluarga bermaksud dengan tujuan yang baik. Yakni mengantarkan anak kami Ananda Ahmad Hakim Alazam untuk mengkhitbah putri Abah, Ning Aria Syahidul Umar."

Hakim menghela nafas, berusaha meredam kegugupan yang ada. Wanita dihadapannya entah kenapa kali ini membuatnya sangat gugup. Meski tak pernah sekalipun memandangnya, tapi kali ini dia sanggup melucuti mentalnya.

"Bismillahirrahmanirraham, Buya, Abah, Umi saya datang kesini dengan niat baik. Saya ingin meminang putri Abah, Aria Syahidul Umar untuk menjadi istri saya. Izinkan saya untuk menjaga putri Abah, menjaganya sebagaimana Abah menjaganya." Umar tersenyum, ia menatap putri semata wayangnya.

"Bagaimana nak?"

Ari menegakan punggungnya, tangannya sejak tadi tidak bisa berhenti meremas tangan Rais diam-diam. Satu minggu yang lalu, sesuai permbicaraan Abah dengan Hakim ia mengetahui bahwa Hakim hari ini akan secara resmi meminangnya.

"Sebelumnya Ari ingin bertanya, apa yang membuat kamu memilih Ari?" Mengulum bibir, Hakim menjawab tanpa menatap Ari, melainkan menatap Abah untuk meyakinkan niatnya.

"Sebelumnya kita semua tahu jikalau aku memiliki pilihan lain, namun kembali bukan aku yang menentukan itu baik atau tidaknya. Hanya Allah yang dapat menentukan itu semua, lewat istikharah aku meminta petunjuk kepada-Nya mana yang terbaik. Dan jawabannya ada pada kamu, bersediakah kamu Ari menjadi adik halalku selamanya?"

"Aku memang meminta kami semua menjalankan sesuai prosesnya, akupun meminta petunjuk pada Allah. Memantapkan hati karena-Nya, semua dengan izin-Nya. Bismillahirrahmanirrahim, aku menerima pinanganmu."

"Alhamdulillah."

Semua serentak mengucap syukur, lega mendengar hal yang membahagiakan. Hakim menghela napasnnya lega. Ia memang manusia yang tidak bisa apa-apa dihadapan Allah, siapa yang menyangka Allah akan menerangkan jalannya menuju Ari. Adik kecilnya yang kini sudah resmi menjadi calon istrinya.

Ari tidak menyangka Hakim akan menepati perkataannya, melakukan semua sesuai jalan syariat Islam. Ia hanya tidak ingin Allah tidak meridhoinya. Jikalau memang Hakim memiliki pilihan lain maka ia persilahkan tetapi harus ada hal yang dilepas. Namun ternyata, Hakim memilihnya dan melepas pilihannya.

"Mari kita tentukan tanggalnya,"

"Bagaimana nak, kamu sudah punya tanggalnya?"

"Afwan, kalau bisa jangan terlalu cepat Umi, biar tidak terburu-buru."

Hakim mengiyakan perkatan Ari, "Bagaimana konsep yang Ari inginkan?" Ari melihat Hakim sekilas. Ia berdehem kecil, "Ari hanya menginginkan kesederhanaan, jika memang ada rezeki lebih kenapa tidak disimpan untuk hal yang lainnya."

"Bagaimana jika dua bulan kedepan, jika dilihat bulan itu bulan Rajab. Bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan."

Perlahan namun pasti semua orang mengangguk setuju, kedua calonpun pada akhirnya menyutujui.

الحمد الله رب العلمين

Berapa abad gak update x_x
Maaf ya untuk semuanya, kehidupan disini lebih rumit:).

With Luv - Arrif
|18/02|
|2024|

الحمد الله رب العلمين

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Feb 17 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Aku RumahmuHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin