29 - Adik?

84 28 0
                                    


"Oke, latihan hari ini cukup, jangan lupa jaga kesehatan kalian!" Ucap pelatih. Lalu pria itu berjalan keluar dari lapangan basket indoor sembari melambaikan tangan.

"Iya coach!"

Alvan berlari kecil menuju tepi lapangan, menghampiri Elin yang duduk di tribun paling depan. Begitu Alvan datang, gadis itu meletakkan ponselnya kesamping dia duduk, lalu melemparkan botol air mineral kepada Alvan. Di tenggak habis oleh cowok itu.

Alvan menarik handuk kecil dari dalam tasnya, menyodorkan kepada Elin sambil tersenyum tengil.

Elin mengerutkan keningnya, "maksudnya?"

Alvan menunjuk keringat yang ada di pelipis dan lehernya, lalu tertawa kecil.

Elin merotasikan bola mata malas sambil berdecak. Namun gadis itu akhirnya menarik Alvan untuk mendekat, menyuruh untuk duduk di sampingnya. Baru setelahnya gadis itu mengelap keringat Alvan mulai dari kening hingga ke leher cowok itu.

Selesai keringatya di lapin sama Elin, dengan watadosnya Alvan melepas kaosnya dan menatap Elin, menunjuk badannya.

Elin refleks menutup wajahnya, "ngapain lo?"

"Lapin keringet di badan gue," titah Alvan.

"Gila aja lo, lap sendiri!" Bentak Elin sambil melempar handuk putih milik Alvan.

Sedangkan Alvan malah tertawa melihat Elin salah tingkah, lucu.

"Buka wajah lo, kenapa sih?" Tanya Alvan, cowok itu menarik-narik bahu Elin agar mau menghadap ke arahnya.

Elin yang masih menutup matanya dengan telapak tangan hanya menggeleng, "pakai baju dulu."

"Udah pakai baju," ucap Alvan.

"Beneran?"

"Suer," ucap Alvan.

Perlahan Elin mengintip dari sela-sela jarinya. Setelah di pastikan Alvan sudah memakai kaos baru lah Elin berani membuka matanya.

"Sok polos banget," ucap Alvan sambil berdecak.

Melihat Alvan yang sudah beberes dengan tasnya, Elin memasukkan ponsel kedalam sling bag hitamnya, "emang gue masih polos."

Alvan berdiri dan menyampirkan tasnya di salah satu pundak, lalu dia merangkul Elin.

"Biasanya juga suka liat abs opah-opah korea, lah ini gue liatin abs yang asli terpampang nyata malah nggak mau," ucap Alvan sarkastik.

Pipi Elin merona. Yang dikatakan Alvan itu benar apa adanya. Elin memang demen nontonin abs oppa-oppa korea kesayangannya dilayar. Tapi cuma dilayar TV, laptop, atau HP. Kalau disuruh liat yang nyata mah Elin belum siap atuh, kejang-kejang dia nanti.

"Karena gue bukan opah korea jadi nggak mau?" Tanya Alvan.

"Iya," jawab Elin.

Alvan mengangguk, "kalau gitu gue nyusul omah ke korea aja biar jadi opah korea," ucapnya.

"Oppa dih bukan Opah. Yakali gue demen liatin abs opah-opah, udah tuir lah ogah gue," ucap Elin kesal. Kesal aja gitu kalau denger kata oppa dipelesetin jadi opah. Beda jauh mamen artinya. Ya walaupun sama-sama manusia sih. Tapi kan kalau opah itu udah tuir, mana ada opah punya abs-- ah sudah lah ngawur.

"Ya bodoamat apalah itu. Kalau gue udah jadi mas-mas korea lo mau liat abs gue nggak?" Tanya Alvan.

Elin menggeleng, "nggak, gue maunya punya jungkook aja," ucapnya.

Alvan berdecak, "yaudah yuk ke korea nemuin si jongkok."

Elin mencubit perut Alvan gemas, "jangan nistain bias gue sih ih, namanya Jungkook bukan Jongkok."

MiddlemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang