38 - Ini Ending?

131 29 0
                                    


Pagi harinya Elin datang ke penginapan diantar Irgi. Tentu saja kedatangan Irgi mengundang tanya semua anak yang kenal sama dia.

Irgi menatap mereka canggung, mungkin dia tidak kenal dari beberapa mereka, tapi mereka mengenalnya. Irgi hanya kenal beberapa anak yang kebetulan dulu pernah satu ekstrakulikuler bareng dia-futsal. Selebihnya, mungkin mereka kenal Irgi karena Irgi itu paling ganteng di tim, wkwk.

Kate yang paham dengan situasi langsung menyuruh Irgi duduk di soffa sepeninggal Elin ke kamar untuk mengemasi barang-barang.

"Kalian kayak liat setan aja sih," ucap Kate. Gadis itu berdiri dan mendorong pelan Irgi agar duduk di tempat dimana sebelumnya dia duduk.

Setelah itu Kate berjalan ke kamar tempat dia dan Elin. Jujur saja ya, Kate itu merasa bersalah. Kemarin waktu Elin down dia tidak disampingnya malah ngikut Farel kerumah Fathur-ralat, kerumah orang tua Alvan. Iya, jadi Fathur itu adeknya mama Alvan.

"L-lah emang setan," Putra tergagap. Sedikit bergeser membuat Fano yang duduk diantara Putra dan Galang jadi terhimpit.

"Sembarangan," Irgi menatap Putra tidak suka.

"B-bukannya l-lo udah koid?" Putra masih terus memepet Fano yang semakin terhimpit.

"Lo kembaran Irgi?" Kini giliran Galang bertanya dengan tatapan cengo.

"Siapa, Arga?" Ceplos Fano asal.

"Jangan ngaco!" Putra menampar paha Fano keras-keras.

"Kakinya napak lantai kok, dia manusia euy bukan syaiton," celetuk salah satu anak yang duduk di seberang Irgi. Irgi hanya tertawa kecil menanggapinya.

"Jadi ini tuh gimana ceritanya? Katanya lo udah koid bro?"

"Gue cuma ngeprank kalian aja, muehehe," Irgi menjawab santai.

"....."

Irgi menatap semuanya dengan tatapan bingung, "kenapa?"

"Sekarang jadi youtubers?" Tanya Putra.

"Lo kira guyonan lo lucu?" Galang bertanya dengan datar.

"Mati buat becandaan, mati beneran gimane lo heh?"

"Kubur lah," sahut Irgi santai.

Tepat setelah jawaban enteng yang keluar dari mulut Irgi, sandal swallow yang dipakai Galang melayang manja dan mendarat tepat di kening Irgi. Sakit? Banget coy.

"Jabingan."

Elin memasukkan baju terakhir kedalam backpack navy miliknya, dia menoleh begitu pintu kamar terbuka pelan. Kate muncul dari balik pintu dengan senyum kodok khas cewek itu.

Elin balik senyum, dia sudah tidak semurung kemarin. Mata bengkaknya sudah hilang berkat kompresan es batu yang diberikan Irgi. Namun sebenarnya Elin itu sedang dalam mode njobo tegar njero ambyar.

Kenyataan yang sudah Elin ketahui kemarin nyatanya masih dia usahakan untuk dia terima dengan ikhlas.

"Elin..." Panggil Kate. Gadis itu duduk di tepi ranjang tepat disamping Elin.

"Apa?"

"Lo nggak marah sama gue kan?"

"Kenapa?"

"Kemarin-"

"Nggak apa-apa, ada Irgi."

Kate diam. Seharusnya dia sudah tahu itu. Posisi Irgi itu lebih penting dibanding Kate. Tetapi jujur, Kate tidak cemburu soal itu.

MiddlemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang