Chapter 13

1.3K 102 16
                                    

"Oh, ya, juga beberapa chapter sebelumnya scene bbb sakit nya kambuh jarang ya, lebih ke kisah hubungan saudara."

Ya, kamu benar. Saking senangnya sama hubungan persaudaraan mereka, saya sampai lupa titik fokusnya itu harusnya ke penyakit BoBoiBoy. Terima kasih sudah mengingatkan saya ^^.

Reader lain boleh mengingatkan saya yaa kalau saya sudah kelewat batas dan lupa fokus permasalahannya ^^.

222

Peringatan: Fanfiction ini berisi fiksi dan imajinasi belaka dari Author. Author hanya mencampurkan unsur ilmiah secara garis besar dengan imajinasi milik Author.

222

BRAK!

Dua pintu ruang gawat darurat terbuka dan membentur dinding lumayan keras. Dokter Tadashi, dr. Seok Jin, dan Suster Rini mendorong ranjang pasien—di mana terdapat BoBoiBoy yang tidak sadarkan diri sedang terbaring lemah—masuk sampai sejajar dengan ranjang di ruang UGD tersebut.

"Dokter, gloves(6)!" ucap Suster Rini seraya memberikan sepasang sarung tangan elastis kepada dr. Seok Jin dan sepasang sarung tangan kepada dr. Tadashi.

Mereka bertiga lalu memakai sarung tangan dengan gerakan cepat.

"Pindahkan BoBoiBoy ke ranjang sebelah secara perlahan-lahan. Jangan sampai ada keguncangan di tubuhnya. Ikuti aba-abaku!" perintah dr. Tadashi lalu memposisikan kedua telapak tangannya masing-masing di bawah kepala dan di bawah leher BoBoiBoy secara perlahan.

"Siap, Dokter!"

Dokter Seok Jin meletakkan kedua telapak tangannya masing-masing di bawah punggung dan di bawah perut BoBoiBoy, sedangkan Suster Rini meletakkan kedua telapak tangannya masing-masing di bawah kedua paha dan kedua betis BoBoiBoy.

"Hati-hati! Sedikit guncangan, kita akan mendapat kesalahan fatal. Satu!" peringat dr. Tadashi.

Ketika dr. Tadashi menyebutkan kata 'satu', tubuh BoBoiBoy perlahan terangkat dan posisinya masih di atas ranjang dorong.

"Dua!"

Kata 'dua' disebutkan dan tubuh BoBoiBoy digeser ke ranjang ruang UGD. Posisinya masih di atas dengan jarak sejengkal dari ranjang.

"Tiga!"

Hitungan ketiga, tubuh BoBoiBoy sudah berada di ranjang ruang UGD.

Suster Rini lalu memindahkan ranjang dorong ke pojok ruangan.

"Dokter, ada luka di pelipisnya!" seru dr. Seok Jin setelah memeriksa bagian kepala BoBoiBoy.

"Suster, ambil dissecting forceps(7), kapas, cairan pembersih luka, dan pus basin(8). Bersihkan luka BoBoiBoy di bagian temporale(9)!" perintah dr. Tadashi.

"Siap, Dok!" ucap Suster Rini lalu bergegas mengambil peralatan yang disebut oleh dr. Tadashi di meja sebelah ranjang pasien.

Dokter Tadashi mengenakan stetoskop lalu memeriksa dada BoBoiBoy.

"Detak jantung tidak beraturan dan sistem pernapasan lemah. Dokter Seok Jin, pasangkan selang oksigen simple face mask(10)!" ucap dr. Tadashi seraya melepaskan stetoskopnya lalu meletakkannya di kantong jas putihnya.

Ketiga rekan itu disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Dokter Seok Jin memasang selang oksigen, Suster Rini membersihkan luka, dan dr. Tadashi melepaskan dasi dan melonggarkan kerah tuxedo BoBoiBoy.

Do I Remember You?Where stories live. Discover now