Chapter 18

1K 85 13
                                    

Love you guys so much! Happy reading!

222

TING!

Pintu lift menutup perlahan. Mata BoBoiBoy mengarah ke bagian informasi lantai di atas tombol lift. Senyum BoBoiBoy mengembang. Ia memencet tombol 2.

"Kau mau ke lantai Ibu & Anak?" Fang mengernyitkan dahinya.

"Iya. Aku mau lihat bayi. Pasti lucu sekaliiii." BoBoiBoy sudah berangan-angan duluan tentang bayi.

Fang sedikit memutarkan bola matanya. Lift turun dan tiba di lantai 2.

BoBoiBoy berjalan keluar lift dibantu oleh Fang. Suhu dingin khas AC menerpa kulit mereka. Bau obat yang sudah familier sedikit menusuk hidung mereka. Tetapi lama-kelamaan BoBoiBoy menyukai aroma itu. Para dokter dan suster tengah berlalu lalang di hadapan mereka.

"Kakak, ayo, kita ke sana!" heboh BoBoiBoy seraya menunjuk arah ruangan yang dilapisi kaca.

Langkah BoBoiBoy sedikit tegesa, membuat Fang ikut 'terseret' mengikuti BoBoiBoy.

Fang hendak protes akan kelakuan adiknya ini. Tetapi semua sudah terlambat begitu mereka tiba di depan ruangan berlapis kaca tebal.

Dibalik kaca tebal itu, ada beberapa ranjang yang berisi bayi. Kebanyakan bayi itu tertidur pulas.

"Wuaaaa, mereka lucu-lucu sekali," ucap BoBoiBoy semangat.

Fang baru sadar kedua telapak tangan BoBoiBoy menempel di kaca. Saking semangatnya ia ingin melihat adik bayi.

"Aku ... aku ingin menggendong mereka!" ucap BoBoiBoy ketika melihat suster menggendong salah satu bayi yang sedang menangis.

Fang menghela napas.

"Mereka bukan adik bayi mu yang bisa sembarangan digendong," cibir Fang.

"Alaaahhh," keluh BoBoiBoy, "Apa kita tidak punya adik lagi kah?"

Fang tertawa mengejek.

"Punya adik satu seperti BoBoiBoy saja nyaris membuatku darah tinggi. Apalagi punya dua adik."

BoBoiBoy menengokkan kepalanya ke Fang.

"Dasar jahat," ucap BoBoiBoy seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Wah, kau bisa marah juga ya," cibir Fang puas.

BoBoiBoy tetap diam dan mengerucutkan bibirnya. Ia tidak begitu suka dengan reaksi Fang tentang adik bayi.

Fang lagi-lagi sweatdrop.

'Kalau saja BoBoiBoy tidak hilang ingatan, ia pasti akan balas mengejekku.'

Entah mengapa perbedaan sifat BoBoiBoy terkadang membuat Fang sedih.

"Sudah, yuk. Aku bosan. Kita ke taman saja." Giliran Fang yang menarik lengan BoBoiBoy.

BoBoiBoy hanya menurut saja. Mereka kemudian menaiki lift lagi. Kali ini Fang yang memencet tombol.

Lift turun dan pintu terbuka. BoBoiBoy yang sudah bisa berdiri tegak, melangkah terlebih dahulu daripada Fang.

Mata Fang menangkap beberapa dokter dan suster yang sedang tergesa-gesa seraya mendorong ranjang yang berisi pasien.

Otaknya berpikir cepat. BoBoiBoy sedang berjalan tepat di depannya. Lalu segerombolan suster dan dokter beserta ranjang dorong sedang menuju ke arah lift. Berlawanan dengan arah jalan BoBoiBoy.

Itu artinya ranjang itu bisa menabrak BoBoiBoy yang sedang dalam kondisi pemulihan.

Bayang-bayang hitam keluar dari sepatu Fang. Kaki Fang dengan cepat berlari menuju BoBoiBoy. Bak slow motion, tangan Fang merengkuh pundak BoBoiBoy. Ranjang pasien nyaris 'mencium' tubuh BoBoiBoy kalau saja Fang tidak menyeret BoBoiBoy tepat waktu.

Do I Remember You?Where stories live. Discover now