Chapter 16

1K 98 12
                                    

A/N: Untuk kata yang digaris miring, itu cuma isi hati dan isi perasaan aja. POV berganti tanpa aba-aba yaaa ;).

Peringatan: Fanfiction ini berisi fiksi dan imajinasi belaka dari Author. Author hanya mencampurkan unsur ilmiah secara garis besar dengan imajinasi milik Author.

Guest star: Jeon Jungkook dari anggota boyband korea BTS (Bangtan Boys).

Use your imagination! Happy reading!

.

.

.

.

.

DRRTTT!

BRAK!

Jantung Fang nyaris loncat keluar ketika mengira suara yang terakhir ia dengar adalah suara dari senapan-senapan yang ada di dinding. Ternyata tidak. Dinding langit-langit Markas Kotak telah berlubang. Reruntuhan dinding tersebut telah berserakan dimana-mana. Debu mengepul tebal mengelilingi Fang dan teman-temannya.

BoBoiBoy Taufan tidak bisa tinggal diam. Dengan natural ia mengendalikan angin malam itu untuk menyingkirkan debu tebal yang menghalangi pemandangan.

Terlihat dua helikopter di atas langit yang memancarkan lampu ke dalam Markas Kotak. Lima orang berseragam polisi dengan topi khas berwarna biru disertai lambang Pulau Rintis mengelilingi dinding langit-langit di atas Markas Kotak. Senapan ada di masing-masing polisi tersebut dan benda itu berfokus pada Adu Du, Probe, dan Komputer.

BoBoiBoy Gempa hanya menganga kaget. Hey, tentu saja bukan ia yang menghancurkan dinding itu. Dari mana para polisi itu tahu markas kotak Adu Du? Dan siapa yang memanggil mereka semua?

Tidak hanya di atas dinding langit-langit Markas Kotak yang dikepung polisi. Di bawah ada tiga polisi yang mengunci tangan Adu Du, Mega Probe, dan Komputer, satu polisi wanita yang berada di samping Yaya, Ying, dan Gopal, dan satu polisi yang berada di samping Fang dan Ochobot.

"OI! APA MAKSUD KALIAN HUH?! LEPASKAN SAYA!" berontak Adu Du.

"Lepaskan kita. Anda semua tidak berhak menangkap kita. Kita tidak punya salah—"

"Kita berhak menangkap kalian semua. Saya punya surat penangkapan untuk kalian bertiga."

Belum sempat Komputer menyelesaikan bicara, seorang polisi yang berada di samping Fang berbicara.

Polisi tersebut melindungi Fang dan Ochobot dengan salah satu tangannya. Tangan yang lain mengeluarkan sebuah kertas.

BoBoiBoy Halilintar berusaha melihat polisi tersebut. Wajahnya ditutupi topi polisi dan sedikit menunduk.

"Berani-beraninya kau ..." Adu Du nyaris kehilangan kata-kata.

Kepala polisi itu terangkat secara sempurna. Topinya ia angkat ke atas agar semua orang bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Ayah?" ucap Fang nyaris teriak.

Ya, orang yang berseragam polisi yang berada di sampingnya itu adalah orang tuanya sendiri.

"Kau, Adu Du! Kau ditangkap karena jelas-jelas kau menetap di daerah Pulau Rintis dengan ilegal. Kau bukanlah warga yang terdaftar di kantor pusat Pulau Rintis. Itu berarti kau dianggap penyusup. Selain itu, kau selalu mengusik dan mengganggu para warga Pulau Rintis," jelas Ayah seraya memamerkan kertas dengan kop surat resmi Pulau Rintis ke arah Adu Du.

Do I Remember You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang