Aku terkadang bingung dengan orang-orang yang memaksa bercerita tentang apa yang aku rasain.
Mereka tidak tau menahu betapa stressnya menjelaskan apa yang terjadi dikepalaku saat sebelum tidur hingga larut malam.
Ketika aku merasa buruk aku merasa hidup hanya memberi seribu alasan untuk menangis dan tak menyisakan satupun alasan untuk tersenyum.
Aku menanyakan pada diriku, apa yang ku mau? Bahkan akupun kesulitan menjawab. Aku merasa menginginkan sesuatu yang banyak sekali, namun tak bisa menyebutnya satu per satu.
Aku menenangkan diriku sendiri dengan berkata pelan dalam hati "heii, jika sesuatu memang diharuskan menjadi milikmu, itu pasti akan terjadi".
Sekali kali aku mengingat-ingat kembali sesuatu yang pernah membuatku menangis.
Kapan terakhir kali aku mengkritik diriku sendiri dan belum pernah sekalipun aku setuju tentang apa yang ada di dalam diriku.
Ada orang berkata ' ada orang yang berusaha membuatmu bahagia, dan ada orang yang membuatmu bahagia tanpa berusaha'.
Tapi logikaku berkata " tak ada orang yang ingin aku bahagia selain diriku sendiri, seandainya aada orang yang membuatku bahagia tanpa dia berusaha itu konyol sekali.. jika benar, apa selamanya aku harus menggantungkan kebahagiaanku pada orang itu? Tidak tidak ! aku akan bahagia sendiri jika aku ingin dan jika aku berusaha sendiri.
Jika aku jatuh, aku sendiri yang harus bangkit.
Jika aku terluka, aku sendiri yang harus membalutnya.
Bukan orang lain. Tak ada orang yang benar-benar tulus mencintaimu dan melakukan apasaja selain ibumu di dunia ini.
Mereka fake !
Aku percaya 'nilaiku gakaan berkurang hanya karena ketidakmampuan seseorang melihat nilai yang ada pada diriku'.
Tapi aku sering jatuh hanya karna berpikir berlebihan tentang respon orang disekitarku.
Terlalu kanak-kanak kah aku untuk dianggap penting ketika aku sakit hati?
Apa terlalu muda kah aku untuk mengutarakan isi kepala yang berisi problema dan dilema yang menyedihkan?
Salahkah jika seharusnya akupun ingin dihargai dan dianggap.
Salahkah aku menolak jika aku tidak ingin, salahkah diamku ketika aku cukup merasa "cukup tau" dengan seseorang ketika dia menyakiti hatiku.
Terlalu angkuh kah aku jika membenci seseorang yang berkali-kali melukai hati.
Respect ur self enough to walk away from anything that no longer serves you, grows you or make you happy.
Harusnya sesimpel itu, tapi otakku menyukai sesuatu yang sangat ribet. Terkadang aku merasa malu mengutarakan apa yang kurasakan. Meskipun aku tau aku berhak mengendalikan emosi apapun yang ingin kurasakan, tetap saja tak cukup bisa membuatku menerima diriku, mencintai diriku dan maju.
Tidak .
Aku terlalu tidak baik untuk setiap moment yang terjadi di hidupku.
Aku merasa satu tetes airmata yang mengalir dari mataku, adalah tanda betapa lemahnya hati yang dititipkan Tuhan padaku .
Dan aku memang benar-benar lemah jika harus kau tanya hal apa yang membuatku menangis.
Teruntuk siapapun yang membaca part ini ''BERHENTILAH MEMBENCI DIRIMU SENDIRI UNTUK SEGALA SESUATU YANG TIDAK KAMU MILIKI.
MULAILAH MENCINTAI SEMUA YANG SUDAH KAU MILIKI''.
Jangan sepertiku !
Omii_sidabutar

KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE
AcakThis story is my collaboration with m friend (@Omii_sidabutar). It conatins the story about insecure based on ourown version. we'll up one part for one week if it"s possible. "Insecure is (of a person) not confident or assured; uncertain and anxious"