Part 9: Berbeda

12 1 0
                                        


Disini aku sekarang berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini aku sekarang berdiri.

Menengadahkan kepala ke atas.

Menghadap birunya langit, yang membentang luas seolah mengejek betapa kecilnya aku di dunia ini.

Seribu kali aku melontarkan pertanyaan di dalam hatiku dan berharap langit akan memberi jawaban. Tapi sebanyak itu pula tanya ku hanya sebatas tanya tanpa adanya jawaban.

Berbeda. Hei langit? Kenapa aku harus berbeda?

Kenapa aku harus berjuang sebesar ini untuk hidupku sementara orang lain tidak perlu?

Kenapa rasanya untuk sekedar bernapas aku harus berkeringat sementara orang lain mendapatkannya dengan sesuka hati mereka.

Kenapa untuk memperoleh sesuatu aku harus berjuang sementara mereka memperoleh hanya dengan meminta

Kau benar- benar tidak adil membagi cerita hidup ini.

Sewaktu-waktu aku membenci dimana aku dilahirkan. Sewaktu-waktu aku marah dengan keadaan yang di hadapkan ketika aku terlahir dan mengenal dunia. Sewaktu-waktu ingin rasanya aku berpindah posisi dengan mereka, yang hidupnya lebih dalam segala hal.

Rasanya aku juga ingin berada di posisi mereka, yang full fasilitas ini itu. Yang ketika mereka menginginkan sesuatu akan terpenuhi segalanya dan dalam waktu yang singkat. Aku juga ingin menikmati hidup dengan keluarga yang berbahagia, harmonis dan baik.

Tapi keadaan sungguh menghantam ku kuat. Aku tersadar itu semua hanya akan aku dapatkan, tapi bukan dengan diriku yang sekarang ini. Barangkali di kehidupanku yang kedua?

Teringat masa kecil ku yang nun jauh tertinggal di belakang sana. Tercoret di lembaran putih yang kini sudah usang dimakan waktu. Lusuh tapi penuh dengan cerita.

Aku anak perantauan. Di sini aku memperoleh pelajaran hidup yang jauh lebih keras dan pahit. Keras karena aku sadar ternyata tidak pernah mudah hanya untuk mendapatkan selembar uang. Pahit karena mataku sendiri harus dihadapkan kepada kenyataan, dimana di saat orang lain menginginkan sesuatu mereka hanya perlu meminta.

Sedangkan aku, harus berjuang dengan keringatku sendiri.

Aku selalu mempertanyakan hal ini, entah dengan siapa

Ataukah itu kepada langit? Ataukah itu kepada Tuhan? Ataukah itu kepada angin yang berlalu?

Atau aku sedang mempertanyakan ini dengan diri sendiri.

Rasa irikah yang aku miliki ini? Aku harap bukan.

Dan siapa kah yang akan bisa menjawab apa yang aku pertanyakan?

Hanya waktu, hanya waktulah yang akan bisa menjawab.

INSECURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang