MSE - CHAPTER 45

12.4K 605 33
                                    

SELAMAT MEMBACA!❤️

***

Keheningan menyelimuti mobil yang dikendarai Erga, setelah pergi dari lapangan Erga dan Elsa langsung menuju parkiran dan pergi meninggalkan sekolah. Erga menyuruh Liam untuk membereskan kekacauan yang ia buat.

Sedari tadi Erga tak henti-hentinya menggenggam lengan Elsa, bahkan menciumi punggung tangan Elsa dengan sayang. Tapi lelaki itu masih terlihat bungkam, dan Elsa pun tidak berminat memulai percakapan, ia terlalu lelah dengan kejadian yang menimpanya hari ini.

"Sayang?"

Itu suara Erga, lelaki itu mengusap pipi Elsa lembut. "Udah sampai," ujar Erga sambil tersenyum.

Elsa menghembuskan napasnya, mereka sudah sampai di gedung apartemen milik Erga, keduanya pun turun dan berjalan beriringan menuju lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai di mana unit appartemen Erga berada.

Setelah sampai dan masuk ke dalam apartemennya, Erga langsung menarik Elsa untuk duduk di sofa.

"Sebentar, aku ambil kotak P3K dulu," ucap Erga sambil mencuri ciuman di puncak kepala Elsa.

Aneh, Erga bersikap seakan-akan Elsa yang terluka, seharusnya Elsa yang membawakannya kotak P3K, tetapi lagi-lagi yang dilakukan Elsa hanyalah diam.

Erga duduk kembali di sofa sambil menyodorkan kotak P3K di depan Elsa, ia juga langsung menyodorkan lengan kanannya yang terlihat memiliki lebam di punggung tangan sebagai bukti begitu kuatnya ia meninju Sam.

Elsa mengerjap kemudian mendongak menatap Erga yang tengah menatapnya sambil tersenyum simpul.

"Sakit?"

Erga menggeleng.

"Terus?"

"Jadi kalau aku nggak ngerasa sakit kamu nggak mau ngobatin luka aku?"

Elsa terdiam, sama sekali tidak berminat menjawab pertanyaan Erga yang baginya sungguh sangat tidak penting. Pikirannya benar-benar melayang dan bercabang, belum ada dua jam ia bertengkar dengan Erga sekarang lelaki itu berperan seperti kekasih yang merasa tak ada masalah diantara mereka sebelumnya.

"Erga?"

"Ya?"

"Kamu tau soal Sam?"

Erga terdiam, sedikit terkejut namun juga bingung dengan apa yang Elsa katakan, Elsa yang mengerti kebingungan Erga langsung menlanjutkan ucapannya.

"Aku udah tau kalau Sam itu salah satu orang yang suka ngirim aku hadiah dan sticky notes," ucap Elsa masih berusaha bersikap tenang.

Bisa dipastikan, Elsa baru saja melihat mata Erga membelalak terkejut, "Kamu—"

"Aku mergokin Sam nyimpen sesuatu di loker aku."

"Elsa—"

"Aku nggak ngerti, Ga. Kenapa ini terjadi sama aku?" lagi-lagi Elsa memotong perkataan Erga.

Elsa menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. "Aku nyamperin Sam ke ruang ketua OSIS, aku tanya sama dia soal sticky notes itu, aku udah nolak, Ga, Aku marah sama dia tapi—"

"Sam ngomong apa aja sama kamu?" potong Erga cepat. Ia merasakan perasaan yang cemas, takut Sam benar-benar menyatakan perasaannya pada Elsa.

Selama ini, Erga memang tahu jika Sam menyukai Elsa, dari awal ia mencurigai Sam yang bertingkah aneh saat beberapa bulan lalu Erga meminta ketiga sahabatnya untuk ikut membersihkan loker Elsa, dan lagi Erga pernah memeregoki Sam yang menghampiri Elsa untuk memberikan formulir OSIS dan menawari Elsa masuk organisasi yang di pimpin olehnya, dan itu terjadi di hari yang sama ketika sebelumnya Elsa sempat meminta izin Erga untuk ikut OSIS.

My Sweet Erga ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora