MSE - CHAPTER 48

10.7K 537 54
                                    

SELAMAT MEMBACA!🤍

***

Ini sudah hari ketiga Elsa menolak makan, ia hanya mengisi perutnya dengan roti yang selalu tersisa banyak serta air putih, gadis itu mengurung dirinya di kamar dan menolak berbicara pada siapa pun termasuk Erga.

Elsa benar-benar kehilangan semangatnya, semuanya jadi tampak berbeda, dan Elsa seperti tidak mengenali dirinya sendiri.

Yang Elsa lakukan setiap harinya di dalam kamar adalah belajar, belajar, dan belajar. Gadis itu sudah terbiasa menjalani hidup sebagai seorang perempuan yang perfeksionis. Sempurna fisik, kaya raya, cerdas, rendah hati, memiliki pacar yang sempurna dan dicintai banyak orang.

Namun, dalam satu waktu, seseorang datang menghancurkan keadaan dan mimpinya. Dan itu benar-benar membuat Elsa menjadi seseorang yang tidak berguna dalam waktu sekejap.

Elsa terbiasa memendam sesuatu yang membuatnya sesak, karena menurutnya sesuatu yang membuatmu terluka, hanya akan menjadi penghambat kebahagiaan yang akan kamu miliki nantinya. Maka dari itu, Elsa lebih memilih diam.

Fakta tentang Erga dan Stevia, Elsa masih menyimpannya dengan sangat baik, kali ini ia mengakuinya, jika Elsa memang terpengaruh sepenuhnya dengan perkataan Stevia. Dan Elsa menyadari, ia sedang berhadapan dengan perempuan licik dan penuh tipu daya.

Perempuan itu benar-benar ingin merebut miliknya.

Dan gara-gara perempuan itu, Elsa kehilangan mimpinya.

Sebenarnya, saat hari di mana Elsa keluar dari ruang kesiswaan itu, Elsa sudah ingin meluapkan kemarahannya pada Erga, namun entah kenapa ada sesuatu yang menahannya agar tak mengatakan apapun tentang alasan pertengkarannya dengan Stevia.

Elsa merasa jika ia mengatakan semuanya pada Erga, keadaannya tidak akan lagi sama. Elsa tidak ingin menjadi berbeda hanya karena sesuatu hal yang bahkan belum tentu benar adanya, dan sampai saat ini Elsa lebih memilih menjadi diam, dan pengalihannya tentu saja pada Gilbert dan Kevin.

Bukan tanpa alasan Elsa terang-terangan mengatakan kekecewaannya pada kedua laki-laki itu, hanya saja, Elsa ingin memberi sedikit tanda agar mereka mengerti, karena Elsa tahu mereka akan sadar jika keduanya telah melakukan kesalahan yang membuat Erga merasa terlindungi.

Elsa diam bukan tanpa alasan, karena dari dulu hingga sekarang, hubungan awetnya dengan Erga berlangsung karena keduanya saling terbuka, jika Erga sudah berani menyembunyikan hal sebesar ini, Erga jelas patut ia curigai.

Lalu berbicara soal mimpi, meskipun Elsa tahu ia masih bisa mengandalkan otaknya untuk menembus pendidikan dokternya di luar negeri, ia juga tetap merasa sangat kecewa karena tiket impian yang baru saja harus ia capai terhenti seketika. Itu artinya, perjuangannya berakhir dengan sia-sia.

Dan yang lebih mengecewakannya lagi karena ia di blacklist dan dituduh melakukan sesuatu hal yang bahkan Elsa tidak melakukannya sama sekali. Ia benci, benci pada dirinya sendiri dan benci pada keadaan. Ia begitu mencintai mimpinya, namun di saat yang bersamaan ia juga mencintai Erga.

Sial, pikirannya kembali berkelana pada ucapan sialan yang terlontar dari mulut medusa itu. Apa benar Erga mengkhianatinya?

Jika iya, bunuh saja Elsa sekarang karena mimpinya telah dihancurkan dan Erga pun mengkhianatinya.

My Sweet Erga ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt