Seperti sebuah es krim yang beku kemudian berubah mencair. Itulah gambaran seorang Ergarian Melviano Mahesa jika sudah berhadapan dengan sosok Elsa Valeria Mckenzie.
Sepuluh tahun mengenal, empat tahun berpacaran, tanpa sadar Erga telah menggantungk...
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
***
SELAMAT MEMBACA!🤍
***
Gerombolan murid laki-laki kelas XII SMA Starla memasuki toilet yang sepi diiringi suara tawa yang saling bersahutan satu sama lain.
Hari ini adalah hari kelulusan SMA Starla, di mana seluruh murid kelas tiga merayakan kelulusannya di sekolah.
"Gue di suruh bokap buat lanjut di London," ucap salah satu laki-laki yang berambut sedikit ikal.
"Yhaa mampus lo! Gak bisa nongki-nongki sampe pagi lagi," sahut laki-laki dengan kulit tan.
"Gue gak bisa nolak kemauan bokap, udah tuntutan," ucapnya lesu.
"Iya dah iya calon CEO masa depan," ledek temannya lagi.
"Lo sendiri gimana, Thom? Gak tertarik lanjut di luar?"
Laki-laki yang paling tampan diantara teman-temannya itu mengedikkan bahunya. "Gue gak mungkin lah bisa jauh dari Elsa," ucapnya sambil menatap cermin yang ada di depannya.
"Ngapa dah? Elsa 'kan udah ada pawangnya yang jagain, bucin amat lo sama adek sendiri,"
Thomas menaikkan satu alisnya, terkekeh sendiri mendengar perkataan temannya yang benama Aldo.
"Elsa bukan adek gue."
Perkataan Thomas membuat keempat teman-temannya terdiam dan saling berpandangan satu sama lain.
"Maksud lo? Elsa bukan anak bonyok lo?"
"Gue yang bukan keturunan Mckenzie."
"APA?!!"
Thomas tersenyum miring. "Gue anak pungut dari panti asuhan. Kenapa? Lo semua mau jauhin gue karena gue bukan anak kandung Robert Mkenzie?"
"Gila lo! Ya kagak lah, kita udah sohiban dari SMP, gak mungkin gara-gara tahu fakta lo gak punya darah Mckenzie kita jadi jauhin lo." Thomas hanya terkekeh menanggapinya.
"Lo gak sedih?" Tanya temannya yang bernama Fiko. Thomas malah semakin melebarkan senyumannya ketika ditanya seperti itu.
"Sedih? Enggaklah. Gue malah seneng banget karena gue ternyata bukan anak kandung bokap nyokap gue, itu artinya gue gak ada hubungan darah sama Elsa."
Semua temannya terlihat terkejut mendengar pengakuan Thomas.
"Jangan bilang... lo suka sama adek lo sendiri?"
Thomas menyengir mendengarnya. "Lebih dari itu mungkin?"
Jawaban Thomas membuat semua teman-temannya kembali saling berpandangan merasa tak percaya dengan apa yang mereka dengar.
