34

421 78 9
                                    

Hppy Readng (〃∀〃)ゞ

34 - Rencana Ketiga

*****

Perasaan kalut mendominasi hati kecil, pikirannya menjadi jadi dengan rasa cemas berlebihan.

Ia mengacak surainya kasar, dengan jemari yang tak berhenti mengetuk meja.

Mengingat raut angkuh kedatangan Acacio dan kalimat datar bergurat permintaan Vante membuatnya dilanda frustasi.

Ia merasa semuanya sudah berada diluar kendali, kembalinya Acacio mengacau semua keadaan.

Apalagi mata telanjangnya dapat menangkap jelas sosok Acacio tanpa samaran yang menjadi teka teki baru yang harus dipecahkan. Masalah terus bertambah bahkan saat Raja ini menopang dada.

Tak habis pikir, Acacio sudah berani berpijak sampai ke istana, tak pernah terbayangkan baginya akan bertemu kembali dengan pimpinan Silverix itu.

Akan tetapi ucapan Vante yang meresahkan malah membuat Acacio tersenyum remeh menyetujui.

Kala Acacio telah undur diri tanpa salam, Golian berbicara pada pemuda itu namun yang didapatinya hanyalah tawa canggung dan ucapan memohon sekali lagi. Alangkah baiknya jika Vante memarahinya seperti tenggat waktu lalu, jika begini apa yang harus Raja itu lakukan.

Menyandang gelar Raja yang terhomat, selalu menampilkan raut dingin penuh perhatian pada rakyat, garis tangan yang ditakdirkan untuk menjadi Raja yang bijaksana telah tercetak jelas ditelapak indahnya.

Namun dari segi manapun, Golian juga manusia biasa yang mudah terkena kebimbangan alami, setiap kali masalah kerajaan muncul ia hanya menyembunyikan kegundahannya dalam hati kecil, tak sekalipun dirinya membiarkan orang lain menyentuh kekalapannya termasuk Anak dari penasihatnya terdahulu.

Mengingat Ken tentu saja menggerakan tangan Golian kembali mengacak surai kasar. Sejak pertemuan itu, Golian tak bertemu Ken setelah Vante meminta penasehat kerajaan itu ikut bersamanya.

Entah kemana mereka sekarang yang pasti baik Golian sekalipun tak diijinkan untuk mengintai aktivitas pangerannya selama 7 hari penuh.

Pikiran kacau Raja itu terhempas buyar saat salah satu wakil Rakyat masuk perlahan dan menyerahkan berbagai rentetan persetujuan yang harus ditandatangi, dan ia hanya menghela nafas kala mengingat dua hari yang akan datang didatangi sesi temu rakyat penyampai keluh kesah.

Begitupun Acacio, pria itu menopang dagu dirumahnya. Baru saja istrinya menyiapkan minuman hangat dengan sepiring butiran kecil mutiara sebagai camilan. Bunyi bergemerutuk kunyahannya menjadi satu satunya mode dering dikeheningan yang sepi.

Istrinya pun tak ingin mengganggu fokus sang suami disaat Acacio hanya melamun tak mengerjakan apapun.

Danania menoleh dan lekas menghampiri sang suami kala helaan nafas yang terdengar lelah itu keluar dari mulut Acacio.

"Kau kenapa?" Tanya Danania perhatian walau pria rupawan itu hanya melengos mencoba tak peduli. Ia tak berminat hanya untuk sekedar bercerita panjang lebar dengan istrinya sendiri.

Walau dirinya tak memiliki penyesalan apapun namun menikah setelah membawa kembali Gregor dari petaka Golagen tetap membuatnya merasa jengah dan tak terima. Apa lagi luka disekujur tubuhnya tak kian memulih sampai si bayi Gregor dititipkan ditangan wanita ini.

Jika bukan untuk mengurus Gregor mungkin ia tak akan pernah menikah dengan wanita manapun.

"Mungkin kau masih tidak bisa menerimaku, tapi Hotas sangat menyayangimu. Kuharap kau memberikan kasih sayang yang sama kepada Hotas" Ucapnya berharap

Half Of The Brother (Golagen Kingdom) ENDWhere stories live. Discover now