36

575 93 27
                                    

36 - Luka Sama

*****

Sebuah ranting kecil menari nari diheningnya suasana yang mulai bergerumul bersama angin.

Pandangan ketiga bangsawan itu terjatuh persis pada intensitas pemuda perak yang sudah tersenyum miris merasa bingung.

Pikirnya mungkin tiga bangsawan ini sedang tersesat diareanya.

Sedangkan netra setipis kertas Anker layangkan seolah menusuk raut canggung Ofqu yang berleseh dipasir kering ini.

"Bagaimana kau bisa berada disini?" Ucap Anker mencurigai, mencoba menyudutkan Ofqu dengan intonasi beratnya walau sebenarnya raut si imut tak merasa tertekan.

Ofqu mendelik, merasa janggal dengan kalimat itu. Alhasil ia pun ikut menenggakan posisi menghadap Anker seraya mengernyitkan dahi.

"Seharusnya aku yang bertanya...!!" Kalimatnya terpotong, dikala wajahnya cengo, garis rahang yang mengendur dengan gigi rapi yang hampir jatuh.

Ofqu tercengang menatap rumah temuan yang menjadi tempat persembunyiannya tak terlihat baik sama sekali.

Apa apaan ini!!

"Waaah. Gilaaa. Kalian monster"

Disudut pandang sitampan, Anker ternganga lebar, awalan ingin menyudutkan Ofqu dengan kata katanya namun sekarang dia yang merasa disudutkan.

"Kalian apakan tempat persembunyianku!!" Keluh kencang mencoba membakar situasi, walau pikirannya amburadul dengan keadaan saung, namun fokusnya terbagi saat netranya teralih menatap mata bengkak Vante.

Seketika dirinya tertegun. Hatinya berdesir entah apa.

Luka Gregor kembali teringat saat pemuda ini menemui dua beradik itu dirumah mereka.

"Kau kenapa?" Tanyanya, hilang sudah rasa kesal pada saung kesayangan. Ia mendekat mengulurkan tangan hendak menyentuh pelipis bengkak Vante.

Sedang Vante terdiam beberapa saat sebelum suara lain menerpa indera pendengar keempat pemuda itu.

Dikejutkan dengan kehadiran tiga orang lainnya yang malah membuat semuanya tertegun tak tau ingin merespon apa.

Seperti Dejavu.

Satu satunya pergerakan ditengah rasa hampa itu menenggakkan wajahnya, menatap sang rembulan yang bersinar terang seolah mengejek dirinya yang berada dibawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu satunya pergerakan ditengah rasa hampa itu menenggakkan wajahnya, menatap sang rembulan yang bersinar terang seolah mengejek dirinya yang berada dibawah.

Anker yang mulanya memainkan sebuah ranting itu terlonjak kala mendapati intensitas Hotas yang berjalan mendekatinya.

Berada ditengah hutan yang jauh dari Istana Golagen dan Gerbang Kota Silverix membuat Hotas mau tak mau bersiap siaga.

Beberapa kali, ia menyuruh Erqin untuk berjaga jaga didepan rumah yang Ofqu bilang sebagai tempat persembunyiannya.

Walau dengan jelas Anker menyanggah pengakuan itu.

Half Of The Brother (Golagen Kingdom) ENDWhere stories live. Discover now