31.

571 81 2
                                    


Hari ini tepat satu minggu keberadaan zara di rumah sakit. Zara sudah sadar sejak 5 hari yang lalu dan lisa masih setia menunggu sahabatnya tersebut, sepulang kerja lisa selalu kerumah sakit terlebih dahulu untuk mengecek keadaan zara.

Padahal sudah ada orang tua zara di sana tapi bukan lisa jika tidak keras kepala.

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk zara karena dia sudah di bolehkan pulang nanti sore.

"Zara..". Ucap mama zara dengan lembut sambil membelai sayang kepala anak nya.

"Iya ma, ada apa?". Balas zara tanpa menghilangkan senyum di wajah nya.

"Beneran udah sehat?".

Zara mengangguk.

"Mama nginep di rumah kamu ya selama 5 hari, tapi papa bakal pulang 2 hari lagi soalnya ada pekerjaan yang gak bisa di tinggal lama-lama. Gpapa kan?".

"Gapapa kok ma".
"Emm.. maaf ya ma jadi ngrepotin mama sama papa terus".

"Enggak kok, kami senang malah akhirnya bisa ngunjungin kamu. Kangen banget soalnya".

Zara terkekeh. Dan tidak lama papa zara masuk ke dalam ruangan rawat zara.

"Assalamualaikum.. pada ngomongin apa nih keliatan nya seru banget". Ucap  papa zara sambil menaruh buah yang di belinya tadi.

"Waalaikumsalam, hehe ada deh pokoknya.. yakan ma". Jawab zara sembari menggoda papanya tersebut.

Mereka bertiga bersenang-senang sebelum pulang. Sungguh keluarga yang hangat.

------

Tok.. tok..

"Assalamualaikum ra, aku masuk ya". Ucap lisa dari balik pintu luar sebelum masuk ke ruangan zara.

Lisa sangat bersemangat hari ini, bisa dilihat dari cara dia berjalan dan bahkan ini belum jam pulang kerja tapi dia sudah meminta izin untuk menutup cafe kepada pak siwon karena alasan ingin menemani sekaligus menyambut zara kembali ke istana alias rumah.

"Araaaaa.....". Lisa memeluk zara sangat erat dengan perasaan senang nya.

"Aduduh, kenapa nih peluk-peluk".

Lisa melepaskan pelukan nya dan menatap zara dengan tatapan tidak suka.

"Ishh kamu mah, aku tuh seneng banget hari ini karena kamu akhirnya bisa pulaang". Ekspresinya seketika berubah menjadi ceria kembali. Sepertinya lisa memiliki kepribadian ganda.

Eh gk bercandaa><.

Zara hanya terkekeh dan kemudian tersenyum lembut.

"Lis..".

"Hmm?".

"Dia.. gak tau kan soal penyakit ku?". Seketika pergerakan lisa yang hendak mengambil buah apel merah tersebut berhenti dan menatap zara dengan sorot mata bingung.

"H-haechan..".

Lisa hanya diam tidak tau harus menjawab apa. Tapi lisa bingung kenapa zara menyakan hal ini, memang selama ini zara tidak tau jika haechan yang rela menggendong nya ke rumah sakit sampai kemeja yang ia gunakan pun terkena darah yang keluar dari hidung zara.

"Kalo dia belum tau aku mohon sama kamu jangan kasih tau dia lis, aku gamau bikin dia kecewa. Aku gak mau bikin haechan salah faham dengan keadaan yang aku miliki sekarang".

Lagi-lagi lisa hanya bisa terdiam dan lidah nya terasa keluh untuk menjawab.

"Lisa.. aku mohon". Ucap zara dengan nada lemas sekaligus bergetar tanda dia sangat sedih sekarang.

Lisa menghembuskan nafasnya pelan dan hanya mengangguk saja. Lagipula setelah kejadian seminggu yang lalu haechan tidak terlihat menjenguk zara disini.

Apa mungkin haechan tidak bisa menerima kondisi zara sekarang? Jika benar iya maka lisa harus membuat perhitungan pada laki-laki itu. Ucapan nya saat itu bisa di ragukan sekarang.

"Udah ya gausah bahas dia dulu, mending makan buah nih". Lisa memberikan satu buah apel besar untuk zara.

Zara hanya menatap ke arah apel dan kembali ke arah lisa, begitu terus sampai lisa menyadari nya.

"Kenapa liatin nya gitu? Makan dong ra". Ucap lisa sambil memakan potongan apel yang dia potong barusan.

"Ini sebenernya yang sakit siapa sih lis?".

Lisa mengangkat sebelah alisnya.
"Yang sekarang pake baju pasien siapa? Yang tiduran di ranjang ini siapa? Kamu kan? Ya jelas kamu lah gimana sih". Dengan ketidak pekaan nya lisa kembali menggigit potongan apel tersebut.

"Dasar gak peka". Dengus zara kesal tapi tidak menghilangkan senyuman di wajahnya.

"Hah? Siapa yang gk peka?".

"Kamu".

"Kok aku?".

"Kamu tau kan aku sakit? Tapi kamu suruh aku makan buah segede gini lis? Ini gigi aku belum pemanasan makan yg keras-keras loh cantik, mau bikin gigiku copot?".

"Ih gppa dong, biar bolong 2 yang depan tuh kek kamu pas kecil dulu, lucu tauk".

"Ya toibaa.. ya toibaa".

"Kok malah qasidahan?".

"Ih udahlah capek debat sama keong, siniin pisau nya, aku mau potong sendiri aja yang kecil-kecil sampe lembut sekalian". Ujar zara sinis pada lisa.

Lisa yang masih tidak peka pun tampak acuh dan mengangkat bahunya sambil terus memakan potongan buah apel yang dia pegang.

Zara hanya tersenyum saat melirik sahabat nya tersebut yang tengah asik makan sambil menonton acara kartun pada layar tv.

Meskipun lisa suka tidak peka dan kadang menjengkelkan tapi zara tetap bersyukur karena lisa benar-benar sahabat terbaik yang dia miliki.

"Terima kasih karena tetap bersamaku, lisa :)".




























'🌻🌻🌻💜'

Ajari Aku Islam•Lee HaechanWhere stories live. Discover now