35.

534 73 8
                                    


Assalamualaikum.
Hai hallo anyoeng.. apa kabar semuaaa.. maaf ya baru update sekarang, aku sibuk banget sama tugas yang gak berenti2, akutu muak sebernya😢,tapi apa daya><. Mana di sekolah ga dapet kuota gratis buseet👉🏻👈🏻, dhlah makin males aja akutu. Berhubung masih ada waktu 1 tahun setengah lagi buat lulus ya jadi aku nikmatin aja deh masa-masa kek gini, kan katanya tiada masa paling indah,masa-masa di sekolah:v.
*Mumpung insom jadi bisa lanjutin ceritanya:v*

Oke cuuttt.. langsung aja yuk di baca..

______________________ 🌻💜

Sudah 2 minggu semenjak lamaran haechan hari itu. 2 minggu juga zara menggantungkan haechan, tapi untuk hari ini zara akan menjawab semua pernyataan haechan 2 minggu lalu. Dengan berunding dengan lisa dan waktu yang sudah cukup lama akhirnya zara memutuskan untuk mengajak haechan bertemu di cafe tempat nya bekerja. Karena memang zara sibuk jadi zara juga menyempatkan waktu.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, suara lonceng di pintu cafe pertanda ada yang berkunjung berhasil membangunkan zara dari lamunan. Ternyata yang di tunggu-tunggu datang juga, ya, dia haechan. Dia datang dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibir indahnya. Zara mempersilahkan haechan duduk di salah satu kursi pengunjung dan mengambilkan haechan kopi kesukaan nya. Lihatlah bahkan zara sudah sangat hafal dengan apa yang di suka dan tidak di sukai haechan.

Kini zara sudah duduk berhadapan dengan haechan, dengan sedikit tertunduk dan tanpa berani menatap haechan, zara memulai pembicaraan.

"H-haechan.. lee donghyuck". Suara zara tersendat-sendat karena gugup.

"Bicaralah, ra. apapun keputusanmu..". Haechan menggantungkan kalimatnya.

Sontak zara mendongak kan kepala menatap wajah lelaki di depan nya itu.

"..aku akan menerima dan menghargainya". Terdengar hembusan nafas kasar haechan dan kemudian tersenyum simpul.

Dalam hitungan detik zara di buat beku. Zara bingung dengan arti senyuman haechan tersebut, entahlah apa yang ada di fikiran gadis tersebut.

1 menit..

2 menit...

3 menit....

Zara tetap diam dan mengamati setiap inci bentuk wajah haechan, zara tau dan sadar itu perbuatan yang salah. Tapi dia benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari haechan, seakan-akan pria di hadapan nya itu tengah mengunci arah penglihatan zara.

"C-chan.. a-aku..". Zara terus menatap haechan dan enggan untuk berbicara lagi. Rasanya lidahnya kelu.

"Kalau kamu belum bisa memberikan jawaban itu sekarang, tidak apa ra. Aku akan tetap menunggumu, dan apapun nanti jawabanmu aku akan menerima nya dengan lapang dada Jika itu sebuah penolakan pun."

Haechan melirik jam tangan.
"Kalau begitu aku permisi mau kembali ke kantor tempatku bekerja ra, aku rasa banyak pekerjaan yang sudah menunggu ku disana". Haechan berdiri dan tak lupa mengucapkan salam kepada zara sambil terus memamerkan senyum manis nya.

Saat haechan hendak meraih gagang pintu langkahnya di hentikan oleh teriakan zara.

"Haechan tungguu..".
Pergerakan haechan terhenti dan dia enggan untuk membalikkan badan karena matanya dirasa sudah memanas untuk menerima penolakan.

Meskipun nanti zara benar-benar menolak nya,tak apa. Setidaknya haechan sudah menjadi lebih baik karena gadis itu. Sosok zara yang sudah berhasil membuatnya menjadi haechan yang lebih dewasa, berfikiran lebih matang dan menjadi pribadi yang lebih penyabar. Karena sosok zara lah yang mengubahnya menjadi seorang mualaf. Mau menjadi seorang muslim yang baik dan terus mau berusaha ketika menemukan kegagalan. Haechan yang lebih positif setelah mengenal zara. Seketika terputar kenangan di kepala haechan saat pertama kali bertemu dengan zara dan jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Zara yang dulu pemalu dan sangat menggemaskan. Zara yang ternyata gadis pendiam dan gadis yang sangat tangguh.

Ajari Aku Islam•Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang